Arc 4 Chapter 11 : Siena vs Grand Espada

558 87 4
                                    

[Danilo de Asturias PoV]

'Aku harus memulihkan kehormatanku kembali dalam perang ini'.

Itulah satu-satunya yang kupikirkan setelah Pemuda itu mempermalukanku di hadapan seluruh bangsawan dan sang Kaisar saat pertemuan waktu itu.

Dalam pertempuran pertama, meskipun kami memiliki pasukan yang lebih Superior dari mereka, namun para Non-Sorcerer itu masih dapat menahan gempuran serangan kami. Marshal Salazar mau tidak mau harus memerintahkan para ksatria untuk turun tangan membantu merebut benteng kota ini.

Dia kemudian memerintahkanku memimpin 100 Ksatria agar dapat menaklukan Kota Benteng ini secepat mungkin.

Namun, para ksatria yang kupimpin mendapat perlawanan yang cukup kuat dari para petarung musuh dan yang memimpin mereka adalah seorang wanita muda berambut hitam.

Terlihat dia sedang bertarung dengan beberapa Ksatria sekaligus menggunakan sebuah sihir! Itu berarti, apakah dia wanita yang dirumorkan itu?

Setelah mencoba menyerangnya, ternyata dugaanku benar. Dia adalah Siena di Reginossa yang dijuluki dengan sebutan The Miracle karena selain menjadi satu-satunya keturunan Bangsa Venetian yang mampu menggunakan sihir, dia juga sering menciptakan inovasi-inovasi yang brilian.

Saat ini, kami sedang beradu kekuatan menyilangkan pedang kami.

Mengaktifkan sihir yang lebih Superior dari sihir Temper yaitu sihir Fuerte, aku dapat mengungguli kekuatan dari wanita di hadapanku ini dan membuat tubuhnya terpental ke belakang.

Namun, aku tidak akan memberinya kesempatan untuk bernafas. Aku akan memulihkan kembali kehormatanku dengan mengalahkan wanita yang dipuja-puja oleh Bangsa Venetian itu!

"Asphalt!"

Mengaktifkan sihir kecepatan tertinggi, aku melesat ke arah wanita itu dan mulai melancarkan sebuah kombo serangan.

"Dance of The Dragon!"

Lima tebasan kuarahkan pada wanita itu, namun dia dapat menangkis tiga serangan dan menghindari dari sisa dua serangan pedangku.

Mengaktifkan sihir Avilar dan memperluas Mana Spectrum pada pedang, aku melancarkan sebuah serangan tusukan cepat ke arah wajah wanita itu. Akan tetapi, dia dapat membacanya dan menghindari serangan tusukan yang kulancarkan.

Namun, pipi kanannya tersayat dan mengeluarkan darah akibat Mana Spectrum yang ada padaa pedangku.

Wanita itu kemudian melancarkan sebuah serangan balik dengan tebasan pedangnya yang mengeluarkan cahaya berwarna jingga.

- Clang!

Aku dapat menahannya dengan pedangku.

Tetapi, tubuhku terdorong ke belakang akibat buff kekuatan yang baru saja ia aktifkan saat melancarkan serangannya itu.

Aku memandang wanita itu, terlihat ekspresi wajahnya yang serius, darah yang mengucur di bagian pipinya membuat dia terlihat seperti seorang Ksatria Wanita berdarah dingin.

Baiklah, mari kita bawa pertarungan ini lebih intens lagi.

"Ignite ... "

Setelah aku mengucapkan kata itu, pedang yang kugenggam mulai terbakar kobaran api yang menyala.

"Flaming Dragon!"

Aku menebaskan pedangku, kobaran api yang menyelimutinya lalu melesat ke arah wanita itu membentuk seekor naga yang sedang mengamuk.

Namun, wanita itu terlihat tenang dan menunggu seranganku menghantam dirinya. Tiba-tiba, pedangnya diselimuti cahaya berwarna jingga. Sepertinya dia menyelimuti pedangnya dengan Unreality Field miliknya.

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang