Arc 4 Chapter 5 : Kedatangan Sang Pangeran

571 103 13
                                    

[??? PoV]

Malam hari, seperti biasa aku pulang setelah bekerja di bagian logistik untuk militer Republik Venetia. Sudah 4 bulan aku berada di posisi ini setelah mereka memerintahkanku untuk melakukan misi ini.

"Hey Balian, aku melihat Kapal Resmi Kekaisaran berlabuh di dermaga, menurutmu apa tujuan mereka datang kemari?"

Yang berbicara adalah rekanku di tempat kerja, kami berdua sedang berjalan pulang ke tempat tinggal masing-masing dan kebetulan rumahnya satu arah dengan tempat tinggalku.

"Kurasa untuk melakukan protes kebijakan baru kita, isinya sudah sangat jelas untuk menjatuhkan perdagangan Kekaisaran bukan?" jawabku pada pertanyaan wanita itu.

Sejujurnya aku tidak terlalu memahami pembahasan ini. Akan tetapi, setelah kebijakan ini diimplementasikan, aku jadi jarang melihat pedagang-pedagang yang berasal dari Kekaisaran di wilayah Republik Venetia.

"Mungkin saja," jawab rekanku. "Kita harus memberi pelajaran terhadap orang-orang Kekaisaran yang sangat sombong itu."

Orang-orang dari Kekaisaran sering membuat keributan di negeri lain. Ini dikarenakan Kekaisaran disebut-sebut sebagai negeri terkuat yang ada di benua ini, membuat warganya selalu menyombongkan hal itu pada warga dari negeri lain.

Kurasa semuanya seperti itu bukan? Seperti para keluarga bangsawan yang menatap rakyat biasa sebelah mana dan merasa diri mereka lebih tinggi dari orang-orang yang bukan berasal dari 'darah biru'.

Suatu kelompok selalu ingin merasa lebih tinggi dan menyombongkan superioritas mereka terhadap kelompok lain yang lebih inferior.

"Balian, lihat."

Rekanku menunjuk ke arah alun-alun lapangan yang dipenuhi oleh kerumunan orang.

"Ada apa mereka berkerumun seperti itu?" gumamku.

"Mari kita lihat," ajak rekanku itu.

Kami berdua menghampiri kerumunan, terlihat seorang petugas dengan sebuah lencana yang biasa dipakai oleh para Herald sedang berada di atas panggung platform.

"Dengarkan aku, Bangsa Venetian!" seru sang Herald. "Aku di sini akan membacakan pernyataan dari Presiden Luciano mengenai hubungan negeri kita dengan Kekaisaran Aragon!"

Semua orang yang hadir di sini terdiam agar tidak melewatkan satu katapun yang diucapkan sang Herald.

Sang Herald kemudian mengeluarkan sebuah gulungan kertas lalu membukanya.

"Selamat malam rakyat Republik Venetia! Maaf karena informasi yang akan kuumumkan ini mengganggu aktivitas malam kalian!" Sang Herald mulai membacakan pesan dari Presiden. "Tetapi, ada sesuatu yang ingin kusampaikan kepada kalian secepatnya karena hal ini menyangkut masa depan negeri kita yang tercinta ini!"

Terlihat orang-orang semakin penasaran dengan apa yang ingin disampaikan oleh sang Herald dari pernyataan Presiden Luciano.

"Malam ini, seorang utusan dari Kekaisaran datang dan mendeklarasikan perang terhadap negeri kita!" seru sang Herald membacakan isi gulungan kertas yang ia pegang.

Seketika kata itu terucap dari bibir sang Herald, semua orang yang ada di sini saling berbicara satu sama lain. Ada yang terlihat terkejut, ada yang bersemangat ada pula yang diam tidak tahu harus merespon bagaimana dengan kabar yang baru mereka terima ini.

Namun, mereka semua kembali terdiam saat sang Herald mengangkat tangannya ke atas, menandakan dia belum selesai menyampaikan seluruh pesan yang ada pada gulungan itu.

"Bangsa Venetian! Dalam menghadapi konflik ini, kita harus bersatu, selalu berani dan tetap kuat menghadapi tantangan yang akan menentukan masa depan negeri kita ini! Seberapa lama pun peperangan ini akan berlangsung, kita—Bangsa Venetian tidak akan menyerah dan pastinya akan berhasil melewati tantangan ini untuk menjadi negeri paling ditakuti di dunia!"

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang