Arc 4 Chapter 40 : Reborn

419 97 31
                                    

[Raul PoV]

Turun salju, kah ...?

5 tahun sudah semenjak aku dan Liana menjalin hubungan asmara.

Akhir-akhir, hubungan kami tidak begitu baik. Di sisi lain, aku harus menjaga fokus dan memberi semua yang kubisa di saat impianku yang ingin kuraih sejak lama ini berada di depan mata.

Akan tetapi, Liana memberiku pilihan yang sulit ...

Saat ini, aku sedang duduk di sebuah bangku taman menunggu kedatangannya. Dia bilang ingin membicarakan sesuatu yang penting denganku.

Perlahan, udara dingin di musim salju ini mulai menusuk tubuhku walaupun aku mengenakan jaket yang tebal hari ini. Cuaca hari ini entah mengapa sangat persis dengan suasana hatiku sekarang.

"Hey, Evans."

Menoleh ke samping, tiba-tiba aku melihatnya, wanita berambut hitam yang selalu kucintai sampai saat ini.

"Maaf harus membuatmu keluar di cuaca yang sangat dingin ini," ucapnya padaku.

"Tidak apa-apa." Aku tersenyum kecil. "Aku juga butuh udara segar karena dalam seminggu ini aku hanya berdiam diri saja di dalam kamar mengerjakan proyek kami."

"Begitu, kah?" gumamnya.

Beberapa bulan terakhir juga sepertinya sangat sulit bagi Liana.

Perusahaan keluarganya terancam pailit dikarenakan sesuatu yang buruk terjadi pada perusahaan yang dipimpin Ayahnya itu. Agar mereka tidak jatuh, keluarga Liana ingin menjodohkannya dengan Ahli waris dari perusahaan ternama di negeri ini.

Masa depan keluarganya terancam, masa depan adik-adiknya juga terancam dan masa depan Liana juga terancam.

Andaikan saja saat itu aku langsung menerima tawarannya untuk segera menikah, mungkin hubungan kami tidak akan menjadi seperti ini. Walaupun pada akhirnya kehidupan Liana dan keluarganya tetap akan sulit, namun setidaknya kami masih memiliki satu sama lain.

"Apa kau ... Masih mencintaiku, Evans?" tanya Liana padaku.

"Tentu saja," jawabku tanpa pikir panjang.

Aku mencintainya ...

Sungguh ...

Mengapa hal seperti ini bisa terjadi?

Kita memang tidak bisa memprediksi masa depan.

Kupikir, kami akan bisa selalu bersama apapun cobaannya, apapun halangannya, kami selalu bisa menghadapinya dan mampu melaluinya.

Namun, kenyataan lebih pahit daripada sebuah harapan. Ada kalanya kita bisa melewati semua itu dengan baik dan ada kalanya yang bisa kita lakukan hanyalah pasrah dan tegar menerima konsekuensinya di saat memilih keputusan yang salah.

"Hey Evans ... "

Mendengar Liana memanggil kembali, aku menoleh ke samping.

Tangannya yang lembut menyentuh pipiku, senyumannya membuat hatiku terasa hangat dan tatapan matanya mengatakan bahwa ia juga memiliki perasaan yang sama sepertiku.

"Aku ingin kau bahagia dan menjalani kehidupan ini dengan lebih baik dari sekarang," kata Liana. "Walaupun aku tahu akan menyakitiku dan dirimu untuk mengatakan hal ini tetapi ... Jangan terus terikat denganku, bergeraklah maju dan jangan terjebak di masa lalu."

Bagaimana bisa aku menjalani kehidupan ini tanpanya? Setelah kehilangan semua keluargaku, hanya Liana lah yang berhasil menutupi lubang yang kosong itu.

Apa yang harus kulakukan tanpanya?

"Kau masih memiliki impianmu bukan? Kejar dan raihlah seperti kata-kata terakhir adikmu," kata Liana yang wajahnya kini berubah menjadi lebih ceria. "Tunjukan padaku bahwa kau bisa meraihnya, Evans."

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang