Arc 2 Chapter 20 : Konfrontasi

822 160 5
                                    

[Raul PoV]

Pertandingan telah usai.

Miria de Coruna—Murid terkuat pada tahun ajaran pertama dikalahkan dengan mudah oleh Leon dari Tsardom Slavia. Ini memperlihatkan bagaimana Anti-magic adalah Counter berat bagi para penyihir seperti Miria.

"Bagaimana menurutmu kemampuan pelayan setiaku itu," tanya Putri Alisha padaku.

"Kurasa Agility yang ia miliki cukup bagus namun yang paling merepotkan darinya kurasa kemampuannya yang dapat menetralkan sihir lawannya itu," jawabku padanya.

Mendengar aku dapat mengetahui kemampuan Leon dengan hanya sekali pengamatan, wajah Putri Alisha terlihat berubah.

"Hee~ Kau ternyata bisa langsung menebaknya ternyata," ucap Alisha yang tersenyum padaku.

Tentu saja aku tahu, semua skill NPC yang ada di dalam game ini aku yang memprogramnya.

"Kau benar, Leon memiliki Profound Codex yang bernama Anti-magic," ungkap Alisha. "Akan tetapi, kemampuannya tidak hanya Anti-magic saja, dia masih memiliki kartu lain yang belum dikeluarkan dalam turnamen ini."

Putri Alisha tersenyum ketika mengatakan itu seperti ingin mengajakku bermain tebak-tebakkan.

Oh, maksudmu Nature Mana angin yang ia miliki? Kurasa sihir-sihirnya hanya menambah jarak serangan Leon saja. Dia juga memiliki pedang legendaris Balmung, namun aku tidak yakin Tsar Feodor mengijinkannya menggunakan pedang itu di sini.

"Kau mungkin benar Putri Alisha, sekilas kemampuan Anti-magic terlihat tidak dapat tertembus," ucapku padanya. "Akan tetapi, aku melihat masih ada celah dalam kemampuannya itu."

Mendengar hal ini, mata Putri Alisha terbuka lebar seperti terkejut. Sepertinya dia belum menyadari celah yang kumaksudkan ini.

Kurasa wajar saja dia tidak dapat mengetahuinya.

Saat ini, kemampuan Anti-magic yang dimiliki Leon masih level satu. Terdapat tiga level di masing-masing kemampuan Profound Codex seseorang. Setiap naik level, maka kemampuan ini akan berevolusi jauh lebih kuat menutupi celah atau kelemahan dari kemampuan tersebut.

"Baiklah, mari kita lanjutkan ke pertandingan yang berikutnya!"

Suara dari sang Promotor acara memecahkan obrolan kami. Terlihat para peserta yang ada di sini kembali fokus ke lapangan pertandingan.

"Pertandingan kedua akan dilanjutkan oleh Viera Regnan melawan Putri Alisha Romanova!"

Aku melihat pemanah dari komite yang kupimpin itu menghela nafasnya. Sepertinya dia cukup pesimis memenangkan pertandingan ini melawan Putri Alisha.

"Sepertinya sekarang giliranku," ucap Putri Alisha seraya berdiri dari kursi. "Itu salah satu anggotamu bukan? Tenang saja, aku tidak akan terlalu keras padanya."

Putri Alisha mengatakan itu sambil tersenyum penuh canda. Dia kemudian berjalan keluar tribun untuk turun menuju lapangan pertandingan.

Melihat sikapnya yang periang seperti ini, aku menerka-nerka apa dia sama sekali tidak gelisah atau takut mengingat umurnya yang hanya tersisa kurang dari dua tahun itu?

Tidak lama kemudian, Putri Alisha dan Viera terlihat sudah berada di tengah lapangan.

"Kedua peserta, apa kalian sudah siap!?" tanya sang Promotor kepada Putri Alisha dan Viera.

Kedua wanita itu mengangguk, Viera terlihat sudah menggenggam busurnya sedangkan Putri Alisha terlihat tenang seperti sudah memenangkan pertandingan ini.

"Pertandingan kedua ronde dua Turnamen Akademi Grunbelt, dimulai!"

Pertandingan sudah dimulai, Viera menembakan dua Magic Arrow ke arah Putri Alisha. Akan tetapi, tiba-tiba terbentuk dinding es di hadapan Putri Alisha menahan kedua serangan yang Viera lancarkan.

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang