[Aliya PoV]
Sudah lima hari aku bekerja di tempat hiburan ini.
Sebelumnya, aku dan Umaya dibeli oleh seorang anak bangsawan kaya raya pemilik tempat ini. Awalnya aku pikir, nasibku akan sama saja menjadi wanita pemuas para pria seperti di tempatku yang sebelumnya.
Akan tetapi, tempat hiburan ini sedikit berbeda. Para penghibur wanita di sini mengenakan sebuah ekor dan telinga hewan palsu yang mana cukup unik untuk tempat hiburan.
Mereka di sini hanya melayani tamu yang datang, mengobrol dengan mereka dan mendengarkan setiap cerita para tamu.
Tentu saja pelayanan dewasa juga ada di sini. Akan tetapi, itu tergantung dari kemauan si wanita penghibur itu sendiri. Jika mereka mau, maka para tamu bisa menyewa mereka dan di sini juga disediakan tempat untuk itu.
Walaupun di sini banyak pria yang mabuk, namun tempat ini cukup aman dan tidak banyak terjadi insiden maupun perkelahian. Itu karena orang-orang kekar yang menjaga tempat ini.
Umaya juga termasuk di dalamnya. Hanya saja, dia masih dalam tahap pelatihan sebelum bekerja secara resmi di sini. Sejujurnya, aku sangat senang bekerja di tempat ini.
Baru kali ini aku merasakan bekerja tanpa sebuah tekanan atau paksaan yang berlebihan.
"Namamu Aliya bukan?"
Seorang Pria mengajakku untuk mengobrol.
"Tentu Tuan, ada yang bisa kubantu?" jawabku dengan sebuah senyuman.
"Uwoohhh! Apa kubilang? Senyumannya itu bagaikan bidadari bukan?"
"Kau benar, kurasa Rihanna akan memiliki saingan di sini sebagai penghibur paling cantik di Ibukota!"
Mendengar pujian-pujian mereka yang berlebihan membuatku sedikit tertawa. Mereka adalah pria-pria yang baik. Nah, tidak sebaik itu sepertinya.
Itu karena aku sering memergoki mereka melihat ke arah belahan dan lekukan tubuhku dengan penuh nafsu. Bukannya aku tidak nyaman, malah aku sudah terbiasa dipandangi seperti itu oleh para pria.
Mereka mengagumi tubuh indahku, selalu bergairah ketika tubuhku bergoyang dan menggoda mereka.
Madam Khalissa bilang, aku memiliki tubuh yang sangat ideal untuk menjadi seorang penari. Dadaku memiliki besar yang pas, lekukan tubuhku sangat indah dan kulit sawo matangku ini menambah daya tarik untuk para pria.
Aku juga berpikir demikian.
Ibuku adalah Istri seorang Sultan. Mereka diwajibkan bisa menari untuk menghibur Sang Sultan dikala santai maupun ingin berhubungan intim. Untuk itulah Ibu mengajariku beberapa tarian, agar aku dapat menggoda seorang bangsawan tinggi seperti dirinya dan mendapatkan hidup yang mapan.
Tapi aku punya pikiran berbeda dengan ibu mengenai hal itu.
Aku ingin memiliki pasangan yang tulus mencintaiku apa adanya. Bukan karena harta, tidak memandangku rendah karena profesiku sebagai penghibur dan menghargaiku dengan layak.
Namun kurasa hal itu hanya mimpi belaka bukan? Mana ada pria yang menginginkan barang bekas sepertiku ini untuk menemani sisa hidup mereka bersama.
"Aliya, kemarilah."
Mendengar namaku dipanggil, aku menoleh ke samping. Terlihat Madam Khalissa memberiku gestur untuk menghampirinya.
"Ada apa, Madam?" tanyaku seraya berjalan menghampirinya.
"Bos Raul datang kemari untuk berkunjung dan mengecek perkembangan tempat ini," jawabnya sambil tersenyum. "Pergilah berikan pelayanan yang paling bagus untuknya."
![](https://img.wattpad.com/cover/356593140-288-k886451.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Villain In My Own Game?
FantasíaGenre : Isekai, Action, Adventure, Romance Tag : Isekai, Academy, Knight, Magic, Saint, Anti-Hero, Hated-Protaginost, Empire, Noble, Politic * Bukan Novel terjemah, ini Karya Orisinilku Asli Kalian bisa Support aku di link ini ya .... https://saweri...