Arc 4 Chapter 34 : Hujan di Pegunungan

330 81 19
                                    

[Ezio PoV]

Pemandangan di dalam hutan tadi sangat mengerikan. Dari 2.000 pasukan yang sebelumnya mengejar para prajurit musuh, terhitung hanya puluhan dari mereka saja yang selamat.

Akan tetapi, aku sudah terbiasa akan kengerian sebuah perang. Bahkan aku kehilangan seorang rekan saat pasukan Kekaisaran menyerang Kota Benteng Regium.

Aku berjongkok dan mengamati salah satu mayat dari prajurit yang tubuhnya dipenuhi luka bakar. Terlihat jemarinya seperti sedang menggenggam sesuatu.

Membuka jemarinya, terdapat sebuah liontin yang sedikit meleleh karena terkena panas api.

Sepertinya ada sesuatu di dalam liontin tersebut. Aku membukanya dan menemukan sebuah cincin yang mengkilap dan secarik kertas kecil.

Terdapat sebuah tulisan pada kertas tersebut.

"Untukmu, Juliana ... Semoga setelah perang berakhir, kita dapat bersatu dan membangun sebuah keluarga."

Peperangan bukanlah sebuah permainan. Banyak nyawa harus dikorbankan untuk mencapai kemenangan. Aku sangat bodoh sebelumnya mengharapkan perang ini karena ingin mendapatkan sebuah tantangan baru dan menjadi lebih kuat.

"Ezio, ayo bergerak."

Tiba-tiba Marcela datang menghampiriku. Dia membawa Sniper yang selalu ia gunakan di belakang punggungnya.

"Kapten Siena memerintahkan kita untuk segera mengejar musuh ke pegunungan."

Bergerak ke pegunungan, kah?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bergerak ke pegunungan, kah?

Apa keputusan yang baik ke area seperti itu dengan kondisi cuaca masih turun hujan seperti ini? Akan tetapi, jika kita menunggu hujan reda musuh pasti sudah jauh melarikan diri dan akan sulit untuk mencari mereka kembali.

"Baiklah, mari kita pergi, Marcela."

Aku bangkit lalu memasukan liontin berserta cincin prajurit yang gugur ini ke saku seragamku. Akan kupastikan orang yang paling berharga baginya menerima cincin dan pesan yang ada di secarik kertas ini.

Kami mulai berjalan memasuki pegunungan.

Melihat sekitar, ternyata musuh-musuh kami meninggalkan jejak kaki yang cukup jelas. Sepertinya mereka sangat terburu-buru untuk meninggalkan area ini.

Kapten Siena kemudian memerintahkan beberapa dari anggota Squad Cavalier untuk mengintai sekitar agar kami tidak disergap oleh musuh secara tiba-tiba.

Semakin jauh kami memasuki pegunungan ini, jalan yang kami lewati semakin curam dan memerlukan tenaga lebih untuk bergerak. Belum lagi dengan kondisi hujan seperti ini membuat jalan lebih licin dan membuat beberapa prajurit terpeleset.

Setelah 10 menit bergerak, kami memasuki area yang dipenuhi dengan tebing-tebing yang cukup tinggi.

Kapten Siena memerintahkan kami berhenti sejenak untuk menunggu laporan dari tim pengintai sebelum masuk lebih jauh ke area ini.

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang