[Raul PoV]
Hari berlalu, kejadian yang dilakukan Thomas itu kami rahasiakan rapat-rapat. Setelah sadar, korban dari tindakan Thomas tidak mengingat apapun yang terjadi padanya.
Dia juga tidak ingat mengenai Thomas yang mengajaknya ke sebuah gang sepi di area akademi.
Sepertinya, Thomas melakukan sesuatu padanya sebelum membawa korbannya itu ke tempat eksekusi. Kalau tidak salah, Pangeran Vlad memberinya sebuah botol cairan berwarna ungu pada Thomas.
Terdapat banyak sekali potion dengan bermacam-macam efek di dalam game Path of Destiny. Aku juga berencana menugaskan Olen Mask untuk membuatnya jika sudah selesai membuat artefak yang kuminta sesuai target.
Untuk saat ini, belum ada keluhan yang masuk sama sekali kepada komite disiplin mengenai aksi Thomas. Mungkin karena korbannya sampai saat ini masih dua orang.
Aku memerintahkan Eric untuk selalu mengawasi pergerakan Thomas dan mencegahnya jika dia hendak melakukan sesuatu yang ekstrim dan segera melapor padaku jika dia terlihat berbicara dengan Vlad.
Saat ini aku sedang menuju gedung Dewan Siswa untuk membahas masalah anggaran klub-klub yang ada di akademi untuk tahun depan.
Berhubung aku membutuhkan kebencian untuk membuka beberapa Profound Codex yang kumiliki, situasi ini dapat kumanfaatkan untuk hal itu.
Sesampainya di gedung Dewan Siswa, aku langsung menuju ruang rapat. Terlihat sudah banyak yang hadir untuk membahas masalah ini.
"Ah, kau sudah datang, Raul," kata Elena tersenyum padaku. "Duduklah, kita akan memulainya sebentar lagi."
Aku mengangguk lalu duduk di samping Elena. Tugas komite disiplin mengenai masalah ini adalah yang bertugas menemani bagian keuangan saat mengkonfrontasi klub-klub yang bermasalah.
Itu sebabnya aku hadir di sini, agar tahu duduk masalah saat turun ke lapangan.
"Kita akan membahas mengenai laporan keuangan klub-klub yang ada di akademi," ucap Elena memulai rapat hari ini. "Pihak akademi menggelontorkan dana sebanyak tiga ribu Gulden untuk semua kegiatan klub yang ada di akademi.
Saat ini, klub yang ada di akademi berjumlah sepuluh yaitu, Swordmaster, Lancer, Brawler, Wizard, Potioner, Healer, Runer, Warrior, Paladin dan Archer.
Setiap murid-murid dapat memasuki salah satu klub sesuai dengan gaya bertarung mereka masing-masing.
"Jika dibagi rata, maka setiap klub akan menerima anggaran sebesar 300 Gulden pertahunnya," sambung Elena dari ucapan sebelumnya. "Akan tetapi, pihak akademi tidak menginginkan hal ini. Mereka ingin klub dengan lulusan terbaik menerima anggaran lebih besar dari yang lain."
Kurasa ini cukup masuk akal, para murid harus mengerahkan yang terbaik jika ingin difasilitasi dengan maksimal oleh pihak akademi untuk mengembangkan kemampuan mereka.
"Dari masing-masing klub, saat ini klub Swordmaster memiliki jumlah lulusan terbaik," ungkap seorang wanita berkacamata. Kalau tidak salah ... Namanya adalah Sarah Volkswagen. "Sedangkan yang terendah dari semuanya adalah klub Lancer. Namun, mereka memiliki anggara terbesar ketiga dari klub yang ada di akademi."
Klub Lancer, kah ...?
Klub ini berisikan murid-murid yang menggunakan sebuah tombak, tongkat maupun polearm lainnya sebagai senjata untuk gaya bertarung mereka.
Di dalam game, karakter dengan Class ini memiliki keunggulan maupun kekurangan, tergantung bagaimana para Player memanfaatkannya dalam pertarungan.
"Selain lulusan Klub Lancer, lulusan Klub Paladin dan Potioner juga mengalami penurunan dalam kontribusi mereka terhadap Kekaisaran," sambung Sarah yang kemudian membacakan penurunan statistik lulusan tiga klub yang diterima di Ordo Ksatria maupun Menara sihir bergengsi di Kekaisaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Villain In My Own Game?
FantasíaGenre : Isekai, Action, Adventure, Romance Tag : Isekai, Academy, Knight, Magic, Saint, Anti-Hero, Hated-Protaginost, Empire, Noble, Politic * Bukan Novel terjemah, ini Karya Orisinilku Asli Kalian bisa Support aku di link ini ya .... https://saweri...