Arc 4 Chapter 49 : Mother of The Sea

434 74 9
                                    

[Siena PoV]

Pertempuran Kota Tusculum berlangsung sekitar delapan jam. Dalam kurun waktu itu, puluhan ribu nyawa prajurit dari kedua belah pihak meninggal. Seluruh kota terbakar, abu berterbangan kemana-mana. Kota yang awalnya menjadi salah satu kebanggaan bangsa kami hancur lebur hampir tidak tersisa.

Aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan saat ini di sebuah kapal yang berlayar mulai menjauhi Kota Tusculum.

Kami menarik mundur pasukan dan mengevakuasikan pasukan menggunakan kapal untuk melarikan diri setelah kalah dalam pertempuran.

Sebenarnya, kami masih bisa mengimbangi 90.000 pasukan Kekaisaran dengan 60.000 pasukan yang kami miliki dalam pertempuran di Inner City. Akan tetapi, tiba-tiba bala bantuan Kekaisaran datang. Mereka adalah para pasukan yang harusnya melawan 30.000 pasukan kami yang lain di area Outer City.

Kami mendapat laporan bahwa 30.000 pasukan kami kalah dan dipukul mundur setelah Putri Elena de Aragon membunuh Pangeran Vlad mel Dracus dalam pertarungan satu lawan satu.

Karena hal ini, Kekaisaran memiliki keunggulan dalam pertarungan. Kami perlahan mulai terkepung dan aku memerintahkan pasukan untuk mundur ke arah dermaga.

Menyadari kekalahan sudah di depan mata, kami mulai mengevakuasikan pasukan dari kota menggunakan 400 kapal yang ada di pelabuhan. Untuk melakukan hal ini, kami bahkan mengorbankan 15.000 pasukan untuk tinggal menahan gempuran dari serangan pasukan Kekaisaran selama proses evakuasi.

Ini ... Sangat memalukan ...

Dalam sekejap aku memikirkan dari jatuhnya wilayah Tusculum ke tangan musuh. Basis operasi mereka akan semakin besar, rantai logistik mereka juga semakin bagus dan akan sulit untuk diputus selain itu ...

Akan sangat teramat sulit dan butuh sebuah keajaiban untuk merebut wilayah itu kembali setelah mengalami kekalahan ini.

Kami sampai di pelabuhan pulau Florentia menjelang pagi. Terlihat banyak sekali warga Ibukota yang berbondong-bondong ke pelabuhan sepertinya ingin melihat kami dan keluarga maupun kekasih mereka yang turun ke medan perang.

"Lihat! Pasukan kita sudah kembali!"

"Apa kalian menghajar anjing-anjing Kekaisaran itu!?"

"Ceritakan pada kami tentang pertempurannya!"

Mendengar ucapan dari para warga yang hadir melihat kedatangan mereka, para prajurit kami hanya bisa tertunduk malu. Para warga yang ada di sini belum mengetahui bahwa kami baru saja mengalami kekalahan dan membiarkan pasukan musuh merebut Kota Tusculum.

Melihat kami mulai turun dari kapal, para warga membuatkan jalan agar para pasukan bisa lewat.

Aku mulai melangkahkan kaki dan berjalan di tengah-tengah kerumunan warga. Beberapa pejabat militer mengikutiku dari belakang.

"Nona Siena! Para prajurit telah kembali, apa kita sudah memenangkan peperangan!?"

"Jika Nona Siena yang memimpin, pastinya pasukan kita akan selalu menang bukan?"

Mendengar pertanyaan-pertanyaan dari para warga membuat hatiku sangat suram.

"Nona Siena!"

"Nona Siena, aku tidak menemukan anakku sama sekali di barisan squad-nya! Apa yang sebenarnya terjadi di sana! Mengapa kalian kembali!?"

"Nona Siena, kami mohon bicaralah!"

Aku mengabaikan mereka namun semakin aku menutup mulut, terlihat ekspresi para warga semakin curiga. Nada suara yang terdengar dari pertanyaan mereka juga berubah dari penasaran karena menunggu kabar baik menjadi sebuah keputusasaan karena tidak mengerti akan diamnya diriku tidak seperti biasanya.

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang