Arc 3 Chapter 7 : Malam yang Dingin

797 114 0
                                    

[Raul PoV]

Kami kembali ke desa saat sore hari setelah menyelamatkan warga yang diculik oleh para Slave Trader.

Dari 17 korban, hanya dua saja yang berasal dari desa ini. Sisanya adalah warga dari Duchy Grenaut dan Duchy Hernant.

Akan tetapi, walaupun di luar sana masih banyak warga desa yang belum ditemukan, kami tidak bisa melakukan sebuah operasi lebih jauh karena yang lainnya sudah sangat kelelahan dan sangat berisiko jika melakukan hal ini di malam hari ketika ada ancaman segerombolan iblis yang berada di wilayah ini.

Setelah beristirahat sejenak di desa, kami lalu melakukan perjalanan pulang ke Benteng Kota Cataluna untuk melaporkan kegiatan kami.

Aku melihat ke semua anggota yang ikut serta dalam patroli ini, mereka semua terlihat kelelahan dan hanya diam saja tanpa berbicara dalam perjalanan pulang ini.

Beberapa dari mereka baru saja merasakan pertama kali bagaimana membunuh seseorang. Bahkan keraguan Tianna sebelumnya membuat Vista terluka dan hampir kehilangan nyawanya.

Mereka harus lebih terbiasa lagi menjadi seorang prajurit karena kedepannya kami pasti akan menghadapi keadaan yang lebih sulit daripada pertarungan tadi.

Untuk Ariel ... Kurasa ini awal yang baik untuknya, aku harus lebih menempanya agar dia siap ketika waktunya tiba.

Kami akhirnya sampai di Kota Benteng Cataluna pada menjelang malam hari, para anggota langsung menuju Barrack untuk membersihkan diri dan istirahat sedangkan aku harus menemui Emilia untuk menyampaikan laporan kegiatan kami.

Sesampainya di Kastil keluarga Cataluna, aku berbicara ke penjaga Kastil agar bisa mengunjungi Emilia. Dia kemudian menyuruhku untuk menunggu sebentar sementara dia akan memberitahukan kedatanganku pada wanita itu.

Tidak lama kemudian, penjaga kastil itu kembali dan memberitahu bahwa Emilia menungguku di ruangan kerjanya.

Aku kemudian berjalan memasuki kastil diantar oleh penjaga tersebut.

"Apa kalian baru saja melakukan kegiatan patroli?" tanya penjaga itu.

"Benar sekali," jawabku padanya. "Ini misi pertama kami, jadi anggotaku yang lain sedikit tegang dan gugup."

"Kalian beruntung bisa kembali, tim patroli yang ditugaskan ke desa lain ada yang masih belum kunjung kembali," kata penjaga tersebut dengan wajah yang suram. "Kuharap, mereka hanya terlambat karena masalah ringan dan bukan karena disergap oleh sekelompok bandit ataupun monster."

Mendengar perkataan penjaga itu, aku mau tidak mau berpikir bahwa bencana ini telah dimulai. Aku harus mendiskusikan hal ini dengan Emilia sekarang agar dia dapat menyampaikannya secara langsung ke Marquis Fran untuk segera bersiap terhadap kekacauan yang akan terjadi nanti.

Tidak lama kemudian, kami telah sampai di depan ruangan Emilia, penjaga itu lalu mengetuk pintu masuk ruangan tersebut.

"Masuklah."

Terdengar suara wanita di dalam, penjaga itu kemudian mengangguk padaku mengisyaratkan agar aku segera masuk.

Aku membuka pintu lalu melihat seorang wanita berambut coklat sebahu hendak duduk di meja kerjanya.

"Senior Emilia, aku ingin melaporkan hasil dari kegiatan patroli kami," ucapku padanya dengan sikap sempurna.

"Duduklah terlebih dahulu."

Aku menuruti kata-katanya lalu duduk di depan meja Emilia.

Terlihat banyak dokumen yang ada di atas meja, sepertinya seharian penuh ini dia sibuk melakukan tugas administrasi.

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang