[Raul PoV]
Di hadapanku, Raul de Garcia yang asli muncul sebagai Guider di Soul Room yang kumiliki. Aku penasaran, mengapa hal ini bisa terjadi kira-kira?
"Berbicara dengan pria yang memiliki wajah yang sama ternyata agak canggung, ya?" kata Raul yang asli menggaruk-garuk pipinya. "Jadi, bagaimana aku harus memanggilmu? Kau punya nama asli sendiri bukan?"
"Kau bisa memanggilku, Evans," jawabku padanya. "Setidaknya itu adalah namaku sebelum memasuki tubuhmu."
Sejujurnya, aku tidak perlu bertanya kepada Guider untuk mengetahui Profound Codex yang kumiliki. Itu karena aku sudah tahu Profound Codex apa saja yang dimiliki oleh karakter Raul di dalam game. Akan tetapi, aku harus memiliki izin dari Sang Guider untuk dapat mengaktifkannya kapan saja setelah ini.
Namun, aku sedikit terkejut setelah melihat Raul-lah yang menjadi Guider di dalam Soul Room yang kumiliki.
Ternyata, selama ini jiwa Raul yang asli memang benar masih ada di dalam tubuh ini. Mungkin inilah alasan aku selalu terpengaruh oleh emosinya jika berada di sekitar Ariel.
"Hey, apa aku sudah mati?" tanya Raul padaku. "Yang terakhir aku ingat sebelum terbangun di tempat ini adalah saat Brian memukul kepalaku dengan keras ketika duel kami berlangsung."
Itu juga hal pertama yang kulihat saat tersadar di dunia game buatanku ini, yaitu terlentang di tanah dengan rasa sakit yang amat sangat di bagian kepala.
"Kurasa kau belum mati karena jiwamu masih ada di dalam tubuh ini," jawabku padanya. "Bahkan diluar sana, emosimu pada Ariel masih mempengaruhiku jika berada di sekitarnya."
"Begitu, kah?" gumam Raul yang asli. "Berbicara tentang Ariel, bagaimana kabarnya sekarang?"
Kau benar-benar ingin tahu, kah? Apakah hatinya akan siap menerima kenyataan pahit?
"Dia semakin dekat Brian akhir-akhir ini," jawabku secara langsung. "Bahkan ada rumor mengatakan bahwa mereka sudah menjadi sepasang kekasih."
Mendengar kata-kataku, Raul yang asli terjatuh lalu mulai memegangi dadanya.
"Gugghhh ... Pria bajingan itu, Sial!" Raul mulai memukul-mukul lantai dengan tangannya. "Sial! Sial! Sial!"
Sebenci itu, kah dia terhadap Brian? Sebenarnya, aku yang mengaturnya memiliki perasaan benci yang teramat sangat pada Sang Pahlawan. Aku tidak mengira bisa melihatnya menderita secara langsung karena apa yang telah kulakukan saat mengembangkan game ini.
"Aku ... Aku tidak rela jika Ariel berakhir di tangan pria menjijikan sepertinya!" umpat Raul melampiaskan amarahnya.
"Apakah kau ingin kembali mendapatkan tubuh ini? Mendapatkan kembali Ariel dari tangan Brian?" tanyaku dengan sungguh-sungguh padanya.
"Apakah hal itu memungkinkan?"
Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala merespon pertanyaannya itu. "Tapi, aku akan mencari cara agar kau bisa kembali ke tubuh ini suatu saat nanti. Bagaimana?"
Raul yang asli menatap lantai terlihat sedang memikirkan sesuatu setelah mendengar tawaranku itu.
"Ayahku ... Dia tidak pernah menganggapku sebagai Putranya sama sekali ... " gumam Raul. "Satu-satunya orang yang dekat denganku—Ariel lebih memilih bersama pria yang kubenci, aku sama sekali tidak memiliki apapun yang berharga di luar sana ...."
Memang benar, di dalam game hidup Raul sangat terisolasi sekali. Dia tidak pernah berinteraksi dengan siswa lain, dia hanya akan berbicara dengan orang lain jika berhubungan dengan hal mencelakai Brian.
Kurasa sedikit masuk akal mengapa Raul menjadi putus asa untuk mendapatkan kembali Ariel hingga berani menjual jiwanya kepada iblis. Ariel adalah satu-satunya orang di dunia ini yang peduli padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Villain In My Own Game?
FantasiGenre : Isekai, Action, Adventure, Romance Tag : Isekai, Academy, Knight, Magic, Saint, Anti-Hero, Hated-Protaginost, Empire, Noble, Politic * Bukan Novel terjemah, ini Karya Orisinilku Asli Kalian bisa Support aku di link ini ya .... https://saweri...