Arc 2 Chapter 22 : Menuju Quarter-final

907 151 8
                                    

[Alisha PoV]

Pertandingan telah berakhir, para Priest telah membawa mereka keluar dari lapangan arena.

Aku tidak menyangka Raul akan menang melawan Pangeran Vlad. Secara ajaib, dia dapat mengcounter, menghindar dan menyerang lawannya itu dengan sangat sempurna tanpa kesalahan sama sekali.

Ini seperti dia sudah merencanakan pertarungan ini, bagaikan seorang pelukis yang menggambar pertarungannya sendiri.

"Leon, apa kau bisa menghadapi Pangeran Vlad tanpa menggunakan kemampuan Anti-magic yang kau miliki?" tanyaku pada pelayan setiaku itu.

Jika menggunakan Anti-magic, sudah dipastikan Leon akan mengalahkannya dengan mudah. Kemampuannya ini benar-benar terlalu mengerikan bagi petarung-petarung yang menggunakan sihir.

Leon terlihat kesulitan untuk menjawabnya. Sepertinya dia benar-benar memikirkan bagaimana cara mengalahkan Pangeran Vlad tanpa menggunakan Profound Codex andalannya itu.

"Aku tidak tahu, Putri Alisha," jawab Leon dengan pelan. "Namun aku pasti akan mengalahkannya apapun yang terjadi."

Dia terdengar tidak yakin, namun itu wajar saja terjadi.

Menurut perhitunganku, Leon akan kalah dengan mudah jika tidak menggunakan Anti-magic miliknya melawan Pangeran Vlad.

Setelah dia terjebak dengan sihirnya yang dapat mengendalikan tubuh seseorang, maka berakhir sudah untuk Leon.

Akan tetapi, entah bagaimana caranya Raul dapat terbebas dari sihir itu. Tanpa penjelasan Valeria sebelumnya, aku mungkin tidak akan mengetahui bagaimana cara sihir Pangeran Vlad bekerja.

Secara garis besar, Pangeran Vlad memiliki sihir yang jauh lebih superior dari Raul yang sedari tadi hanya menggunakan sihir fisik dasar saja. Akan tetapi, serangan terakhirnya itu perlu diingat karena dapat menembus armor milik Vlad yang terlihat sangat kuat itu.

Mungkinkah itu salah satu Profound Codex miliknya?

Lalu, mengapa dia menggunakannya di saat dia sedang sekarat seperti itu? Mungkinkah ada kondisi-kondisi tertentu untuk mengaktifkannya?

Aku tidak tahu ...

"Sepertinya calon suamiku itu lebih menarik daripada yang kuperkirakan selama ini ... "

Sepertinya turnamen ini akan jauh lebih menantang daripada yang kuperkirakan sebelumnya ...

"Baiklah, mari kita lanjutkan ke pertandingan keempat!"

Para penonton berhenti saling mengobrol saat suara sang Promotor terdengar.

"Geralt de Jimena melawan Scarlett de Jimena!"

Setelah mendengar nama-nama yang akan bertanding, aku melirik ke arah wanita berambut merah yang sedang duduk di samping pria dengan warna rambut yang sama sepertinya.

Mereka kemudian berdiri lalu meninggalkan tribun para peserta.

Kalau tidak salah mereka merupakan anak kembar dari Duke Vasco de Jimena—Bangsawan yang paling berpengaruh di wilayah selatan Kekaisaran.

Sepertinya pertandingan ini akan menarik.

***

[Raul PoV]

Seluruh tubuhku terasa sakit semua, ini adalah resiko jika ingin menggunakan kemampuan dengan potensi maksimal. Kondisi semakin besar rasa sakit yang kau dapat maka semakin kuat juga buff Power yang diberikan oleh kemampuan ini membuatku harus berpikir lebih dari dua kali untuk menggunakannya.

Itu karena jika aku gagal mengeksekusi serangan ini, maka kemungkinan aku kalah dalam pertarungan akan semakin besar.

Membuka mataku secara perlahan, sebuah sorotan cahaya matahari yang melewati jendela membuatku silau.

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang