Arc 1 Chapter 40 : Hasta la Vista, Baby ...

1.3K 205 9
                                    

[Raul PoV]

Valeria menyerang monster yang berada di atas bangunan dengan sihir anginnya. Akan tetapi, monster itu dengan mudah menghindar lalu melompat ke arah gadis berambut hijau itu dengan kaki kuatnya seperti bola meriam.

Sebuah dinding tanah terbentuk di hadapan Valeria, dia menggunakan sihir Earth Wall yang membuat monster itu menabrak dinding tanah dengan keras.

Valeria kemudian mendorong dinding tanah itu hingga menghantam bangunan.

Namun, dengan serangan ini saja tidak akan menumbangkan monster itu. Kendati begitu, sudah terlihat bagaimana perkembangan Valeria dalam memanfaatkan sihirnya.

- Kriieek ...

Kembali fokus ke satu lagi monster yang ada di depanku.

Dia kembali melakukan lompatan yang kuat menuju ke arahku. Mengaktifkan sihir Repel untuk memperkuat pertahan, aku menahan tinjuan monster itu. Berkat momentum kecepatannya, tubuhku terdorong sedikit ke belakang.

- Kriieeek!

Monster itu melakukan tinju hook kanan tetapi aku dengan sigap menunduk lalu melakukan serangan Sweep Kick ke arah kakinya hingga membuatnya terjungkal.

- Bam!

Aku lalu menendang tubuhnya hingga terpental ke arah dimana rekannya berada.

"Raul, kau tidak menggunakan pedangmu?" tanya Valeria tanpa memalingkan pandangannya ke arah dua monster itu.

"Moonblanc Cricket—Monster level 5 dengan lompatan yang kuat dan kulit sekeras baja," jawabku padanya.

Well ... Sebenarnya masih tetap dapat menebas mereka dengan mengincar sendi-sendi kaki dan tangan mereka seperti saat melawan Kapten Zack Swallow yang memakai sihir kulit baja.

Tetapi, aku ingin Valeria yang mengalahkan dua monster ini. Sebisa mungkin aku harus menahan mereka sampai Valeria menyadari bagaimana untuk cara untuk melawannya.

Kedua monster itu sudah bangkit, mereka terlihat berbicara satu sama lain dengan bahasa yang tidak kumengerti.

"Valeria, persiapkan sihir pertahanan untuk berjaga-jaga," instruksiku padanya.

"Aku mengerti."

Sepertinya kali ini mereka berdua akan lebih serius.

- Kriieekk ...

Kedua monster itu terlihat merendahkan pinggul mereka lalu mulai melompat-lompat ke satu bangunan ke bangunan yang lain dengan sangat cepat. Sosok mereka seolah terpantul-pantul di sekitaran bangunan yang ada di sini, membuatku sulit memprediksi kapan mereka akan menyerang selanjutnya.

Di sampingku, terlihat tanah di sekitar Valeria terangkat lalu menempel ke seluruh tubuhnya hingga membentuk sebuah armor.

Manipulasi sihirnya juga sudah berkembang lebih baik ternyata.

- Bam!

Monster itu menghantam Valeria dengan keras, tubuhnya terpental cukup jauh.

Beruntung dia sempat mengaktifkan sihir pertahannya, sepertinya Valeria tidak akan mampu. Mengalahkan dua monster ini di tempat terbuka.

Sebelum monster itu dapat menyerang Valeria kembali, aku bergegas menghalaunya dengan melancarkan sebuah tendangan.

Monster itu dapat menghindarinya, aku melihat mulutnya terbuka lebar seperti sedang menertawakanku.

Monster di hadapan kemudian melompat. Teryata di belakangnya, monster yang lain sudah melesat ke arahku dengan momentum kecepatan yang maksimal.

- Bam!

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang