Arc 4 Chapter 29 : Serangan Kedua

353 81 2
                                    

[Raul PoV]

Viera telah menembakan sinyal untuk yang lainnya menyerang. Ini berarti hanya tinggal masalah bertahan saja melawan gelombang musuh yang terus naik ke atas sini.

"Cepat naik dan bunuh dia!"

"Tangkap anjing-anjing Kekaisaran itu dan bakar tubuhnya hidup-hidup!"

Para penjaga yang ada di pos militer ini mulai kembali naik ke atas menggunakan tangga. Namun, karena tangga ini hanya memiliki lebar dua meter, mereka harus bergantian naik untuk menghadapiku.

"Rasakan ini!"

Salah satu penjaga itu melancarkan serangan tusukan dengan pedangnya padaku.

Bergeser sedikit ke kanan, tangan kiriku meraih pergelangan tangan kanannya yang memegang pedang lalu menghimpitkannya ke dinding, membuatnya kesulitan untuk menyerangku kembali dengan pedangnya itu.

- BAMM!

Dadanya kutendang, membuatnya terjatuh dan menimpa para penjaga lain yang mencoba naik.

Setelah satu musuh tumbang, dua penjaga lain kemudian datang sekaligus. Kali ini, mereka tidak menggunakan pedang melainkan sebuah pisau. Mungkin mereka telah menyadari bertarung menggunakan pedang di tempat sempit seperti ini akan kurang efektif.

"Mati kau!"

Salah satu dari mereka mulai menyerang dengan serangan tusukan.

Aku menangkap pergelangan tangannya dan membelokan tangan penjaga itu ke arah tangan dari rekan yang ada di sampingnya.

"Arrrhhhgg!" jerit rekan dari penjaga yang hendak menusukku tadi.

Penjaga yang yang tertusuk itu kemudian menjatuhkan pisau yang ia pegang di tangannya.

Aku menangkap pisau itu lalu menancapkannya ke lutut Penjaga yang menusuk tangannya.

"Arrggghh! Sakittt!"

Aku kemudian meraih masing-masing kepala mereka lalu membenturkannya ke satu sama lain dengan keras hingga mengakibatkan suara yang lantang.

- BUKKK!

Mereka berdua pingsan lalu mulai jatuh dari tangga ini.

Sisa penjaga lain yang masih di bawah hendak naik untuk menyerangku kembali namun tiba-tiba terdengar bunyi ledakan dan teriakan orang-orang dari luar Tower Pengawas ini.

"Musuh muncul dari belakang kita!"

"Cepat kemari! Kami butuh bantuan!"

Sepertinya, para anggota yang lain sudah mulai melakukan penyerangan. Aksi mereka akan lebih mulus karena kami sudah menarik perhatian semua orang yang ada di sini.

Para Penjaga yang berada di Tower Pengawas ini mulai keluar dan menyisakan lima orang saja di bawah.

Aku melompat dari atas tangga lalu menghantam wajah salah satu penjaga menggunakan kedua lututku.

- Bruk!

Dia seketika pingsan dengan hidung mengeluarkan darah.

"Serang dia!"

Empat penjaga yang tersisa mulai menyerang. Aku mulai mengeluarkan belati di tangan kanan dan sebuah karambit di tangan kiri.

Salah satu dari mereka melancarkan tebasan diagonal namun aku menangkis pedangnya dengan belati yang ada di tangan kanan.

- Splurttt!

Aku merobek lehernya dengan karambit yang ada di tangan kiriku, membuatnya jatuh ke lantai bersimbah darah.

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang