Arc 3 Chapter 37 : Identitas Asli

672 103 5
                                    

[Ariel PoV]

Bulan purnama yang indah ...

Pertarungan di dalam kota telah berakhir, kami akhirnya memenangkan pertempuran ini. Sisa-sisa monster melarikan diri keluar kota sedangkan para Vampir kembali bersembunyi entah kemana.

Saat ini, aku sedang berada di atap sebuah bangunan, duduk bersama pria yang selalu menyelamatkanku melebihi apa yang Brian pernah lakukan.

Aku menoleh ke samping untuk menatap wajahnya yang saat ini sedang melihat pemandangan kota yang hancur akibat penyerangan ini.

Entah apa yang ada dipikirannya sekarang ini.

"Hey, bolehkah aku menanyakan pertanyaan yang tertunda sebelumnya?" tanyaku padanya.

"Tentu saja, kau bisa menanyakan apapun," jawab pria bertopeng itu tanpa mengalihkan pandangannya.

Saat ini, aku memiliki kekuatan mata The Truth Seeker yang memungkinkan aku dapat melihat hati seseorang apakah ia sedang berbohong atau sedang jujur dengan apa yang ia katakan.

"Mengapa kau bergabung dengan kelompok Heretic? Mengapa kau membunuh orang-orang kuil?" tanyaku padanya dengan sungguh-sungguh.

"Semua orang punya kepentingan, semua orang punya standar moral yang berbeda-beda," jawab pria itu melihat ke arah bulan purnama di atas langit. "Kami tidak ingin mereka mendiskriminasi dan memburu Cursed Child, namun Otoritas Kuil bersikeras bahwa mereka harus dimusnahkan jika tidak dapat mereka kendalikan."

Sejujurnya, aku mulai mencari tahu tentang isu ini. Tidak dapat dibantah bahwa kekuatan mereka sangat berbahaya dan sulit untuk dikendalikan. Untuk itulah Otoritas Kuil mengambil langkah yang ekstrim untuk melindungi orang banyak dari ancaman kekuatan para Cursed Child yang liar itu.

Aku juga tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Mengambil resiko keselamatan orang banyak terancam, atau menyisihkan sebagian kecil orang untuk kedamaian orang banyak.

"Sejujurnya, aku tidak ingin memperlemah Otoritas Kuil," ungkap pria itu.

Menggunakan kekuatan Truth Seeker, aku tidak melihat sebuah kebohongan dari kata-katanya itu.

"Mereka adalah kekuatan utama untuk melawan para Iblis yang sewaktu-waktu melakukan Invasi ke dunia ini," kata pria bertopeng itu.

Benar sekali, para Iblis adalah makhluk-makhluk jahat yang ingin memusnahkan umat manusia. Aku sudah melihat kejahatan keji yang mereka lakukan selama melakukan kegiatan PKL di wilayah ini bersama anggota lainnya.

Membicarakan anggota lainnya yang berasal dari akademi, aku merasa gaya bicara, sikap dan tatapan yang dimiliki oleh pria bertopeng ini sangat mirip dengan pria berambut hitam itu.

Aku penasaran, siapa nama atau identitas sebenarnya dari pria yang selalu menolongku ini.

"Hey, apa aku boleh tahu siapa nama aslimu?" tanyaku padanya.

Kali ini, dia melirik ke arahku dan menatap mataku. Tidak salah lagi, ini adalah tatapan yang biasa Raul berikan ketika berbicara denganku setiap saat.

"Kau benar-benar ingin tahu nama asliku?" tanya pria itu meminta penegasan.

Aku mengangguk, tanganku memegang dada karena jantungku yang mulai berdetak lebih cepat dari sebelumnya.

Entah mengapa, aku sangat gugup menunggu jawaban yang keluar dari bibirnya itu.

"Nama asliku adalah ... "

- Deg ...! Deg ...! Deg ...!

Jantungku berdebar semakin kencang, sebentar lagi aku akan mengetahui identitasnya.

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang