Arc 2 Chapter 17 : Marquis Fran de Cataluna

956 155 6
                                    

[Elena PoV]

Seisi arena tiba-tiba menjadi hening setelah Sang Promotor mengumumkan pemenang pertandingan. Bahkan, mulut beberapa senior yang ada di tribun ini ternganga melihat apa yang terjadi di arena bertarung.

Benar sekali, yang berdiri saat ini di dalam arena hanyalah seorang pria berambut hitam yang mereka kira akan kalah sebelumnya pada pertandingan ini.

"Dengarkan aku, para anggota klub Lancer!"

Teriakan pria berambut hitam itu memecahkan keheningan yang terjadi di dalam arena ini.

"Dengan ini, anggaran dana kalian tahun depan akan dipotong oleh Dewan Siswa!"

Setelah Raul meneriakan kata-kata itu, terdengar hujatan-hujatan kebencian dari arah tribun para anggota klub Lancer.

"Kau bertarung dengan curang, dasar bangsawan busuk! Kami tidak menerima hasil ini!"

"Kau pengecut dengan berpura-pura kesakitan seperti itu!"

"Dasar menjijikan! Mati saja kau! Bisanya hanya bertarung dengan cara licik!"

Raul kemudian berjalan pincang menuju lorong arena sambil memegangi perutnya. Terlihat para anggota klub lancer melemparinya dengan makanan dan buah-buahan ke arahnya, membuat para komite disiplin yang menjaga harus turun tangan.

"Ketua komite kalian memang sampah!"

"Apa kalian bangga, menang dengan trik murahan seperti ini!"

Mulai terjadi keributan di arena karena bentrokan antara komite disiplin dengan para anggota klub Lancer yang membuat pertandingan selanjutnya sedikit tertunda.

Kurasa dia tadi tidak berpura-pura kesakitan sama sekali. Serangan dari Senior Emilia tadi kurasa benar-benar sangat menyakitkan.

Sepertinya tidak hanya luka tusuk yang ia alami, kurasa sihir api akibat Nature Mana dari Senior Emilia juga membuat luka bakar yang cukup parah pada bagian kanan perut Raul.

***

[Fran de Cataluna PoV]

Setelah pertandingan berakhir, terlihat Putriku—Emilia dibawa oleh para Priestess untuk menjalani penyembuhan.

"Marquis Fran, aku tidak menyangka putri Anda dapat dikalahkan oleh murid tahun ajaran kedua!" kata seorang Bangsawan tingkat Count yang duduk di sampingku.

Harus kuakui, aku tidak menyangka Emilia dapat dikalahkan oleh murid di bawahnya yang bahkan tanpa menggunakan Profound Codex maupun Nature Mana sama sekali selama pertarungan.

Siapa murid itu kira-kira?

"Bukankah murid tadi itu adalah Putra dari Duke Alvaro?" tanya Sang Count.

Huh? Putra dari Duke Alvaro? Sang Ular licik itu? Pantas saja aku seperti pernah melihat anak itu entah dimana.

"Count Angmar, maaf aku harus pergi terlebih dahulu," ucapku padanya. "Aku ingin melihat kondisi Putriku."

Berdiri dari kursi tribun, aku kemudian keluar menuju ruang kesehatan tempat dimana Emilia berada.

Dengan ini, dia akan menetap di Kota Benteng Cataluna dimana wilayah kekuasan keluarga Cataluna berada.

Raul de Garcia, kah?

Bisa mengalahkan Putriku tanpa menggunakan Profound Codex dan Nature Mana sama sekali membuktikan dia adalah orang yang sangat berhati-hati. Dia tidak ingin para peserta lain melihat kemampuan yang sesungguhnya agar dapat menjadi kartu as-nya di pertandingan lain yang akan datang.

Strateginya melawan Emilia tadi sangat bagus dan dieksekusi dengan sempurna.

Setelah melakukan Trading Blow untuk memperlemah Putriku, aku yakin rencananya adalah membuat Emilia lengah dan membuatnya mendekat.

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang