[Alisha PoV]
Besok hari terakhir turnamen, kah?
Sudah satu bulan aku berada di akademi ini, apa aku bersenang-senang? Mungkin saja, itu karena aku bertemu dengan beberapa orang yang menarik di sini.
Kemarin surat datang dari negeriku ...
Mereka bilang, gelombang monster sudah dapat dipukul mundur hingga ke wilayah penjuru negeri. Ini membuatku sedikit lega, namun jangan sampai kemenangan kecil membuat prajurit di sana lengah.
"Alisha."
Mendengar namaku dipanggil seseorang, aku berbalik lalu melihat seorang pria berambut pirang berjalan menghampiriku.
"Brian?"
"Kemana perginya pelayanmu itu?" tanya Brian padaku.
"Aku sedang menyuruhnya untuk melakukan sesuatu," jawabku padanya.
Leon sedang mengambil sesuatu di mansion Duke Alvaro, kami menerima kiriman barang dari negeri asal kami.
"Hey Alisha, apa kau masih ingat kesepakatan kita?" tanya kembali Brian.
Kesepakatan? Apakah maksudnya tentang aku harus membatalkan pernikahanku dengan Raul jika Brian berhasil mengalahkanku dalam turnamen.
"Kau masih mengharapkan itu ternyata?" gumamku sedikit bingung dengan pria ini.
"Tentu saja, aku akan membaskanmu dari Pria Brengsek itu!" seru Brian yang mengepalkan tangannya.
"Mengapa kau sepercaya diri itu?" tanyaku padanya. "Bukankah dia pernah mengalahkanmu dan ratusan murid lainnya saat ujian bertahan hidup?"
Mendengar kata-kataku, wajah Brian terlihat memerah karena malu.
Kemarin aku baru saja mendapatkan informasi ini setelah bertanya ke beberapa orang. Sungguh tidak dapat dipercaya satu orang hampir bisa mengalahkan ratusan orang seperti itu.
Awalnya aku mengira, dia dapat melakukan semua ini karena memiliki sihir dan Nature Mana yang kuat. Akan tetapi, para murid mengatakan bahwa dia hanya menggunakan tangan kosong dan sihir fisik saja.
Kalau tidak salah, Valeria juga memberitahuku bahwa dia juga dapat menggunakan Reject Impact, sebuah sihir yang hanya beberapa orang di dunia ini saja yang mampu menguasainya!
Akan tetapi, ini adalah sihir yang tidak bisa digunakan sembarangan karena efek sampingnya, tidak mungkin Raul dapat mengalahkan ratusan orang hanya karena menguasai sihir ini.
"Itu dan sekarang adalah hal yang berbeda!" seru Brian terlihat serius. "Saat ini, aku sudah jauh lebih kuat dari sebelumnya dan akan memenangkan turnamen ini apapun yang terjadi!"
Heee~ Sebuah tekad yang sangat kuat ternyata ...
Aku ingin tahu, apa jadinya pria ini jika kuberikan sebuah realita yang menyedihkan untuknya nanti. Kurasa pemandangannya nanti akan sangat menarik.
Saat aku sedang mengobrol dengan Brian, tiba-tiba aku melihat Pria berambut hitam memasuki aula bersama seorang wanita berambut pirang.
Mereka terlihat sedang membicarakan sesuatu, nampak si wanita tersenyum dengan indah seperti sedang bersenang-senang. Di sisi lain, pria berambut hitam nampak santai dan menikmati waktunya juga bersama wanita itu.
Mereka menikmati waktu mereka berdua bagaikan hanya mereka sendiri yang ada di ruangan ini.
Apakah mereka memang selalu sedekat ini?
***
[Raul PoV]
Keesokan harinya, aku sedang menuju ke arena untuk mengikuti babak quarter-final di hari yang terakhir ini. Sejujurnya, kali ini aku tidak tahu siapa yang akan kulawan pada pertarungan nanti.
Susunan pertandingan yang kuberikan kepada Instruktur Tevaz hanya sampai ronde kedua saja.
Itu karena drawing pada babak quarter-final akan murni dilakukan secara acak. Akan tetapi, setidaknya aku sudah memenuhi semua tujuan yang ingin kucapai pada turnamen ini.
Yang pertama, memenangkan taruhan yang kubuat dengan klub Lancer.
Yang kedua, memanen kebencian dari mereka sehingga aku dapat membuka kemampuan yang lain dari Profound Codex yang kumiliki.
Yang ketiga, menyingkirkan Vlad yang mencoba untuk mendekati Elena.
Dan yang terakhir, menarik perhatian Marquis Fran dan membuat relasi dengannya. Hal ini sangat penting untukku agar aku dapat mengeksekusi rencanaku dengan baik jika terjadi perang dengan Republik.
Selain itu, aku juga akan sering bekerja sama dengannya ketika melaksanakan praktek kerja lapangan nanti.
Sesampainya di arena, aku langsung menuju tribun para peserta. Terlihat mereka sudah berkumpul semua menunggu acaranya dimulai.
"Para penonton yang hadir! Aku yakin kalian sudah menunggu saat-saat ini!"
Sang Promotor mulai berbicara menandakan acaranya akan segera dimulai.
"Ini adalah hari terakhir dari Turnamen murid-murid yang paling berbakat dalam negeri ini!" ucap sang Promotor mengepalkan tangannya ke udara. "Total 36 peserta yang awalnya berpartisipasi dalam turnamen ini tetapi kini hanya menyisakan 8 orang yang akan memperebutkan untuk menjadi yang terbaik!"
Para penonton bersorak mendengar kata-kata sang Promotor, meneriakkan nama jagoan-jagoan mereka. Tentu saja, tidak ada namaku diantara kicauan mereka yang berisik itu.
"Kali ini, para peserta akan terus bertarung tanpa istirahat sampai ke babak final! Siapakah yang akan mampu bertahan hingga akhir!?"
Ughhh ... Promotor ini terlalu banyak bicara, lebih baik segera kau buka acaranya dan umumkan pertarungan yang pertama.
Yang paling mudah tentu saja melawan dua senior yang tersisa karena mereka tidak memiliki kemampuan yang Overpower sama sekali. Akan tetapi, jika ingin memilih tengah-tengah, maka aku lebih baik melawan Leon.
Akan sangat buruk bagiku jika aku sekarang melawan Elena atau Putri Alisha. Itu karena kesempatanku menang di tempat terbuka seperti ini melawan mereka sangatlah rendah.
Melawan Brian hanyalah masalah keberuntungan dan Plot Armor. Dengan kemampuannya yang sekarang sudah membuka beberapa Profound Codex yang ia miliki, aku tidak akan tahu kapan kemampuan khususnya atau Plot Armornya akan aktif.
"Baiklah, tidak menunggu waktu lama lagi aku akan mengumumkan yang akan bertarung pada pertandingan pertama!"
Akhirnya saatnya tiba juga ...
Kurasa ini kesempatan yang bagus untuk mencoba teknik Redirect yang sudah kulatih beberapa waktu ini. Walaupun peluang berhasilku baru mencapai sepuluh persen saja untuk mengeksekusi teknik ini, namun aku akan mencobanya pada pertarungan nyata.
"Putri Elena de Aragon!"
Nah, aku tidak ingin menggunakan Redirect terhadap pengguna AoE yang sangat kuat seperti Elena. Sebutlah nama Brian kali ini, aku ingin tahu apakah Plot Armornya itu bekerja terhadap lawan sekuat Elena.
"Akan melawan Raul de Garcia!"
Kenapa aku yang harus melawannya sekarang? Elena pasti akan menyetrumku sampai gosong dengan sihir petirnya dalam pertarungan ini.
"Hey, Raul ..."
Aku menoleh ke samping mendengar namaku dipanggil, terlihat seorang wanita berambut pirang sedang tersenyum nakal padaku.
"Mari kita lanjutkan dansa kita yang kemarin kali ini di arena pertarungan," ucap Elena seraya menjilat bibirnya. "Aku sudah tidak sabar untuk membully-mu, Raul ... "
----------------
Author Note :
Aku sebenarnya ingin up chapter quarter-final ini sekaligus sampai akhir Arc 2 abis. Tapi konsekuensinya aku bakal engga up selama tiga atau empat hari.Menurut kalian lebih baik mana? Up secara biasa sehari satu bab atau libur dulu selama beberapa hari nanti up banyak sekaligus?
Tulis jawaban kalian di komen ya kalian enaknya kaya gimana.
![](https://img.wattpad.com/cover/356593140-288-k886451.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Villain In My Own Game?
ФэнтезиGenre : Isekai, Action, Adventure, Romance Tag : Isekai, Academy, Knight, Magic, Saint, Anti-Hero, Hated-Protaginost, Empire, Noble, Politic * Bukan Novel terjemah, ini Karya Orisinilku Asli Kalian bisa Support aku di link ini ya .... https://saweri...