[Balian PoV]
Membuka mata, penglihatanku masih buram karena semalaman interogator yang menanyai terus menyiksaku tanpa henti. Baik kepala, tangan, kaki, semua anggota tubuhku tidak terhindar dari siksaannya agar membuatku bicara dan mengeluarkan segala informasi yang mereka butuhkan.
Mereka menuduhku sebagai mata-mata dari Kekaisaran.
Akan tetapi, yang mereka tidak ketahui adalah aku bukanlah mata-mata dari Kekaisaran melainkan hanya seorang yang mempunyai hutang budi terhadap orang lain dan melakukan semua ini untuk membayar hutang budiku pada orang tersebut.
Organisasi yang dibentuk oleh Bos Raul telah memberikanku dan adikku tempat tinggal. Dia juga telah menolong kami dari kehidupan jalanan yang penuh bahaya dan tidak memiliki masa depan.
Berkat dirinya, sekarang adikku bahkan dapat bersekolah dan hidup secara normal seperti anak-anak lain pada umumnya. Tidak lagi merasa kedinginan karena harus tidur di jalanan yang hanya beralaskan kardus bekas saja.
Dahulu, kami berdua hidup hanya mengandalkan penghasilanku mencuri di jalanan ibukota. Kami tinggal di distrik bawah tanah Ibukota-tempat bagi mereka yang tidak memiliki rumah sama sekali.
Saat itu Bos Raul sedang jalan-jalan di sekitaran gang-gang ibukota yang sepi. Melihat target anak bangsawan yang terlihat cukup lugu, aku mencoba menyerangnya. Akan tetapi, aku dapat dikalahkannya dengan mudah.
Bukannya melaporkanku ke pihak berwenang, Bos Raul menawariku sebuah pekerjaan.
Awalnya aku hanya dijadikan sebagai agen pengumpul informasi namun lambat laun, Bos Raul menawariku pekerjaan untuk menjadi mata-mata Republik Venetia karena dahulu aku berasal dari sana.
Setelah memalsukan identitas, aku kemudian mulai masuk ke Departemen Logistik Militer negeri itu hingga sekarang ini.
Selama setengah tahun melakukan kegiatan mata-mata di negeri ini aku sama sekali tidak pernah mendapat masalah. Akan tetapi, pada kemarin malam, tiba-tiba Polisi Militer mendobrak kediamanku dan membawaku ke sebuah sel yang berada di Barak Kota Avelino.
Mereka kemudian mulai menanyakan keterkaitanku dengan Unit Intelijen Kekaisaran, siapa yang memasukanku pada Departemen Logistik Militer dan bagaimana caraku memberi informasi terhadap para pasukan yang dipimpin Bos Raul di wilayah ini.
Namun, saat aku menolak menjawab dan berpura-pura tidak tahu, mereka mulai melakukan berbagai macam siksaan padaku hingga aku tak sadarkan diri dan kembali terbangun sekarang.
Aku tidak tahu bagaimana caranya mereka mengetahuiku sebagai mata-mata, tetapi sepertinya penangkapan ini ada kaitannya dengan pengirimin Suplai Logistik yang terakhir ke Hutan Mazovia.
- Brak!
Tiba-tiba, pintu dungeon terbuka dan memperlihatkan dua orang penjaga yang masuk ke dalam ruangan ini. Mereka kemudian membuka sel tahananku dan menarikku untuk bangkit berdiri.
"Bangun kau, Anjing Aragon!" perintah salah satu penjaga itu.
Aku mencoba bangkit namun karena luka yang kualami karena siksaan kemarin membuat tubuhku lemas dan kembali jatuh ke lantai.
"Cih, dasar tidak berguna!"
Mereka berdua menarik kedua tanganku lalu menyeretku keluar dungeon.
Cahaya matahari membuat mataku silau, kedua penjaga ini kemudian membawaku keluar dari area barak.
Sesampainya di jalanan kota, terlihat para warga berbaris di kedua sisi jalan. Semuanya terlihat sama, memiliki ekspresi jijik dan kesal diarahkan padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Villain In My Own Game?
FantasyGenre : Isekai, Action, Adventure, Romance Tag : Isekai, Academy, Knight, Magic, Saint, Anti-Hero, Hated-Protaginost, Empire, Noble, Politic * Bukan Novel terjemah, ini Karya Orisinilku Asli Kalian bisa Support aku di link ini ya .... https://saweri...