[Scarlett PoV]
Aku dan Piers sedang berada di tempat Raul menyembunyikan Kristal kami. Dia menguburnya di bawah pohon yang berbentuk seperti Huruf K di dekat Basecamp Klan Elang.
"Apa kau menemukannya?" tanyaku pada Piers yang masih menggali.
"Ya ... Aku dapat melihat kristal berwarna merah dan beberapa Kristal dengan warna lain," jawab Piers yang mulai mengambil kristal-kristal itu.
Saat ini, pulau ini nampak sangat sepi. Sepertinya perburuan mereka terhadap Raul masih belum usai. Sebenarnya, apa yang menyebabkan mereka kesulitan untuk mengalahkan satu orang saja?
"Hm... Kita memiliki total 190 poin dengan menggabungkan Kristal milik Kapten dengan yang kita kumpulkan kemarin," kata Piers yang selesai menghitung kristal-kristal itu.
"Begitukah?"
Kurasa Poin ini cukup untuk mengamankan posisi untuk lolos ke tahap berikutnya.
Perhatian ... Perhatian ... Waktu Ujian tahap pertama sudah selesai ... Artefak kalian akan langsung aktif untuk membawa kalian kembali ke kapal utama.
Aku mendengar suara nyaring dari Master Erina.
Sepertinya, ujian ini akan segera berakhir ...
"Menurutmu, apa Pria itu baik-baik saja?" tanyaku pada Piers.
"Huh? Mengapa kau menanyakan keadaan Kapten? Bukankah sebelumnya kalian bertengkar hebat?" tanya balik Piers kebingungan.
"Tidak, hanya saja ... Ada sesuatu yang ingin kutanyakan padanya."
Tidak lama kemudian, sebuah lingkaran sihir muncul mengelilingi tubuh kami. Pandanganku mulai gelap lalu muncul sebuah cahaya berwarna biru di sekitarku.
Membuka mata, aku melihat diriku sudah berada di kapal utama di luar pulau.
***
[3rd PoV]
Di pertambangan bawah tanah, tepatnya setelah Ariel menembakan sihir uniknya kepada Raul hingga membuatnya gugur, semua orang yang tersisa tidak bisa berkata-kata.
Elena, Brian, dan Valeria melihat Ariel dengan tatapan tidak percaya.
Bukannya karena dia sudah menggugurkan Raul, melainkan karena selama ini, Ariel tidak pernah menggunakan sihir tipe AoE sepanjang hidupnya. Akan tetapi, dia kali ini melakukannya, Ariel si wanita polos, baik hati dan membenci kekerasan itu menggunakan sihir untuk menumbangkan seseorang.
"Ariel! Kau berhasil mengalahkan pria brengsek itu!" ujar Brian yang bergegas menghampiri Ariel.
Akan tetapi, terlihat ekspresi Ariel tidak merasa senang maupun sedih. Dia hanya memperlihatkan ekspresi datar saja.
Brian hendak memegang tangan Ariel, namun wanita berambut platinum itu menghindari gapaian tangan Brian.
"Ariel ... Ada apa denganmu?" tanya Brian terlihat kebingungan.
"Tidak, apa-apa Brian," jawab Ariel dengan normal. "Biarkan aku menyembuhkan lukamu dan yang lainnya."
Brian hanya terdiam melihat respon Ariel. Sebelumnya, Ariel tidak keberatan jika melakukan kontak tubuh dengan Brian. Akan tetapi, Brian merasakan aura yang berbeda dari Ariel.
Setelah menyembuhkan Brian, Valeria dan Elena mereka kemudian membicarakan apa yang akan di lakukan setelah ini.
"Emm ... Hari ini ujian selesai bukan?" tanya Brian.
"Ya ... Namun kita tidak akan mendapatkan posisi pertama karena kita sudah memberikan setengah kristal kita untuk membayar Klan Elang memburu pria mesum itu," jawab Valeria yang terlihat sedikit kesal menyadari tidak akan mendapat posisi pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Villain In My Own Game?
FantasyGenre : Isekai, Action, Adventure, Romance Tag : Isekai, Academy, Knight, Magic, Saint, Anti-Hero, Hated-Protaginost, Empire, Noble, Politic * Bukan Novel terjemah, ini Karya Orisinilku Asli Kalian bisa Support aku di link ini ya .... https://saweri...