[Alesio PoV]
Setelah mengamankan persediaan makanan yang masih bisa diselamatkan, Adrien memerintahkan Unit Reconnaissance yang ia bawa agar segera mencari para warga lain yang meninggalkan Desa Alto. Dia berpikir, mereka semua yang kabur pasti belum jauh dari sekitar sini.
Aku juga setuju.
Untuk itulah dia memintaku untuk memimpin salah satu Unit Reconnaissance dengan dikawal 20 Ksatria jikalau kami berpapasan dengan Unit Reconnaissance musuh.
Selama menjadi seorang Scouter di unit Intelijen, aku dilatih agar bisa melacak seseorang dengan memperhatikan keadaan sekitar. Misalnya saat ini aku sedang memeriksa bentukan tanah yang terlihat seperti baru saja dilalui banyak orang.
Walaupun terlihat jejaknya langkah kaki mereka sudah dihapus dalam upaya mereka untuk tidak diikuti, namun terlihat jelas hal ini dilakukan dengan terburu-buru sehingga penutupan jejaknya tidak sempurna dan masih dapat kubaca.
"Tuan Alesio, apa Anda sudah menemukan arah kemana mereka pergi?" tanya salah satu Ksatria dari Kerajaan Draconia.
"Jika dilihat dari pengamatanku, mereka berada sekitar empat sampai lima kilometer dari arah barat kita," jawabku padanya. "Kita harus cepat mengejar mereka, pasti para warga itu sedang dikawal oleh Unit Reconnaissance musuh. Salah satu dari kita harus kembali dan sampaikan informasi ini ke Tuan Adrien sementara kita mengejar mereka."
"Baiklah, kami akan melakukan sesuai perkataan Anda, Tuan Alesio."
Satu orang dari unit Reconnaissance yang kami kawal kemudian kembali ke Desa Alto untuk melaporkan temuan kami. Sisanya kembali melakukan pencarian terhadap para warga desa yang melarikan diri.
Setelah beberapa menit terus bergerak melakukan pencarian, tiba-tiba sebuah jejak kaki seekor kuda terlihat di tanah menuju ke arah yang berlawanan dengan jejak para warga desa tersebut.
Aku menghentikan semua pasukan yang ada di sini dan berhenti sejenak.
"Ada apa, Tuan Alesio? Mengapa kita berhenti?" tanya salah satu Ksatria yang kupimpin.
"Ada jejak baru satu orang pengendara kuda ke arah barat," jawabku padanya.
Dilihat dari jejaknya yang masih segar di tanah, dia bergerak tidak lebih dari lima menit yang lalu. Mengapa mereka membiarkan satu orang berpisah ke arah lain?
Apakah ini sebuah jebakan? Apa dia hendak mengirim pesan tertentu kepada pasukan mereka yang lain atau ...
Setelah memikirkan beberapa kemungkinan, aku menghampiri Kapten yang memimpin unit Reconnaissance.
"Kapten, aku dan dua puluh ksatria akan mengikuti jejak kaki lain," ucapku padanya. "Kau dan Unit yang kau pimpin ikutilah jejak dari rombongan warga Desa Alto yang kabur. Aku akan langsung bergabung denganmu kembali dalam waktu sepuluh menit."
Mendengar arahanku, dia mengangguk.
Aku kemudian pergi membawa sepuluh ksatria untuk mengikuti satu pengendara kuda mencurigakan ini. Firasatku, dia hendak melapor ke Unit Reconnaissance lain yang ada di sekitar sini untuk meminta bantuan karena telah melihat kami terlebih dahulu sebelumnya.
Matahari terlihat mulai tenggelam di arah cakrawala, sebentar lagi malam akan tiba dan hari pun semakin gelap. Kami harus cepat-cepat menangkap orang itu sebelum cahaya matahari menghilang jika tidak ingin pencarian kami menjadi lebih sulit lagi.
Tidak lama setelah kami mengikuti jejak tapak kaki kuda yang kami temukan tadi, kami sampai di sebuah ladang jagung besar yang belum dibakar sama sekali dan masih utuh. Terlihat juga seekor kuda yang ditinggalkan di depan ladang jagung itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/356593140-288-k886451.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Villain In My Own Game?
FantasyGenre : Isekai, Action, Adventure, Romance Tag : Isekai, Academy, Knight, Magic, Saint, Anti-Hero, Hated-Protaginost, Empire, Noble, Politic * Bukan Novel terjemah, ini Karya Orisinilku Asli Kalian bisa Support aku di link ini ya .... https://saweri...