Arc 2 Chapter 23 : Malam Terakhir

1K 171 18
                                    

[Raul PoV]

Setelah beristirahat dan memulihkan luka-luka selama beberapa jam, aku kembali ke tribun para peserta untuk menyaksikan pertandingan yang terakhir dalam babak ini.

Sesampainya di sana, terlihat hanya Brian, Putri Alisha dan Leon saja peserta yang belum gugur hadir untuk menyaksikan pertandingan terakhir.

Itu artinya sekarang adalah giliran Elena dengan salah seorang senior tahun ajaran ketiga. Duduk di salah satu kursi yang masing kosong, aku lalu melihat ke lapangan arena.

Elena dan lawannya sudah berada di tengah lapangan. Kalau tidak salah, namanya adalah Renald de Nerona—Mantan ketua komite disiplin sebelumnya yang kugantikan. Dia merupakan seorang Brawler dan kalau tidak salah, dia memiliki Nature Mana tanah.

"Kedua peserta sudah siap?" tanya sang Promotor.

Elena dan Senior Renald mengangguk.

"Pertandingan ke delapan dan yang terakhir di ronde kedua ini, dimulai!"

Setelah sang Promotor mengumumkan berlangsungnya pertandingan, Elena langsung menghunuskan pedangnya lalu melesat ke arah Senior Renald menggunakan kombinasi sihir Acceleration dan teknik Charging, membuatnya dapat muncul di hadapan Senior dengan sekejap.

Elena kemudian melakukan sebuah tebasan diagonal ke atas, namun serangannya dapat di tahan oleh tangan kiri Senior Renald. Terlihat lengannya di selimuti oleh tanah yang menempel, membuatnya terjaga dari luka sayat yang di akibatkan oleh tebasan Elena.

Senior melakukan serangan balik ke arah Elena, namun wanita berambut itu berhasil menghindar dengan mundur ke belakang.

Dia kemudian menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya secara perlahan. Elena kemudian memegang pedangnya dengan dua tangan lalu memperlihatkan sebuah kuda-kuda.

Mungkinkah ... Dia akan mengeluarkan tarian-tarian pedangnya kali ini?

Elena kembali melesat ke arah Senior Renald, dia kemudian melancarkan sepuluh kombo tebasan ke lawannya itu. Terlihat Senior kesulitan untuk menghindar maupun menahan serangan cepat dari Elena.

Wanita berambut pirang itu kemudian melancarkan sebuah tebasan kuat terakhir mengarah ke dada Senior.

- Tang!

Bunyi yang nyaring tercipta ketika tangan Senior yang diselimuti tanah dihantam oleh tebasan Elena. Namun, walaupun Senior telah mencoba menahan serangan Elena, tubuhnya tetap terpental ke belakang akibat kuatnya serangan itu.

Terlihat tubuh Senior dipenuhi luka sayatan akibat kombo serangan Elena tadi.

Elena de Aragon ...

Di akademi ini, tidak ada yang dapat menyaingi permainan pedang yang ia miliki. Itu karena dia sedari kecil dilatih langsung oleh salah satu Grand Espada—Raymond de Chatelon.

Pada turnamen tahun lalu, dia bahkan dapat memecahkan rekor sebagai murid tahun ajaran pertama yang berhasil mencapai babak final.

Sungguh, Elena adalah lawan yang sangat mengerikan jika kau tidak dapat mengcounter kecepatan yang ia miliki. Aku penasaran, siapa yang menang jika dia melawan Putri Alisha.

Tuan Putri dari negeri paling utara itu memiliki sebuah Profound Codex mengerikan yang dapat menghentikan kecepatan Elena.

Kembali ke pertarungan, Senior Renald terlihat menggumamkan sesuatu. Tidak lama kemudian, tanah yang ada disekitarnya mulai menyelimuti tubuhnya lalu membentuk sebuah armor untuk menjaganya dari serangan Elena.

Melihat ini, wanita berambut pirang itu juga terlihat sedang menggumamkan sebuah mantra. Pedang yang ia genggam kemudian di selimuti oleh petir berwarna kuning.

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang