[Anastasia Romanova PoV]
Kota Suci Notredame, tempat dimana sang Dewi turun dari alam tertinggi untuk memberkati sang Saint pertama secara langsung. Di sinilah awal mula ajaran Kuil Dewi Diana menyebar ribuan tahun yang lalu.
Sang Saint waktu itu berdoa kepada yang Maha Kuasa untuk memberi manusia kekuatan untuk dapat melawan iblis-iblis jahat yang menyerang. Ini karena pada saat itu, manusia adalah makhluk berpikir dengan kekuatan terlemah yang ada di dunia ini.
Setelah diberkati oleh sang Dewi, sang Saint pertama kemudian membagikan keberkahan itu kepada para orang-orang yang ada di sekitarnya. Keberkahan ini disebut Divine Magic, sihir yang sering digunakan sekarang oleh para Priest.
Sihir ini merupakan kelemahan yang sangat besar bagi para Iblis, membuat kami para manusia bisa melawan mereka hingga mengusirnya dari dunia ini.
Waktu berlalu, pengaruh ajaran Kuil Dewi Diana saat ini sangat besar. Tercatat hanya satu negeri saja yang belum tersentuh ajaran ini, yaitu Negeri Nordica yang berada di ujung utara sisi kanan benua.
Beberapa Priest dikirim ke sana untuk menyebarkan ajaran ini, namun para penduduk Negeri Nordica selalu teguh akan pendirian mereka. Otoritas Kuil bahkan meminta para negeri yang ada di dunia ini untuk tidak melakukan kerja sama apapun dengan mereka baik ekonomi maupun militer.
Hal ini bertujuan agar mereka semakin terisolir, sehingga negeri mereka tidak pernah berkembang.
Saat ini aku sedang berada di komplek Kuil Suci setelah selesai melakukan kegiatan Trial hari ini. Aku hendak menemuiku Kak Alisha yang datang kemari untuk mengunjungiku.
Di Plaza utama yang tidak jauh dari tempatku berada, terlihat banyak sekali para Priest dan Inquisitor. Mereka saat ini sedang menunggu acara penghormatan terakhir terhadap Holy Knight Remilio yang telah gugur melindungi para warga dari serangan Cursed Child dan kelompok The Masquerade.
Aku kemudian sampai di sebuah toko teh yang ada di distrik kuliner, terlihat seorang wanita dengan warna rambut yang sama denganku sedang duduk menyeruput segelas tehnya dengan elegan.
"Kak Alisha!" Aku berjalan lebih cepat untuk menghampirinya.
Dia kemudian menyadariku lalu tersenyum, "Ana, lama tidak bertemu."
Saat Kakak berdiri dari kursinya, aku langsung memeluknya dan mengelus-eluskan pipiku di tubuhnya.
"Kau sama sekali tidak berubah, Ana," ucap Kakak yang mengelus-elus rambutku. "Mau dimanapun, kau sangat manja padaku. Apa kau tidak takut saat menjadi Saint nanti citramu akan negatif dikalangan para Priest?"
"Hehehe, walaupun aku sudah menjadi Saint nanti, Kakak tetaplah Kakak," ucapku padanya. "Dan aku adalah adikmu selalu kapanpun dan dimanapun."
Setelah saling sapa, aku dan kakak kembali duduk. Kak Alisha memanggil seorang pelayan untuk membuatkanku sebuah teh dan manisan.
"Lalu, bagaimana kegiatan Trialmu selama ini, Ana?" tanya Kak Alisha. "Ceritakanlah padaku bagaimana wanita paling suci di benua ini akan terpilih nanti."
Aku lalu mulai menjelaskan tiga Trial pemilihan Saint ini.
Yang pertama adalah Trial ketahanan dan keteguhan mental kandidat Saint agar mereka siap memegang kuasa dan pengaruh tertinggi yang ada di benua ini.
Dalam melakukan Trial ini, masing-masing kandidat akan di bawa ke sebuah ruangan yang bernama Dream Chamber. Di sana kami diberi sebuah ilusi yang sangat mendekati nyata.
Ilusi-ilusi yang ditampilkan adalah skenario simulasi perang maupun bencana. Aku masih mengingat pemandangan mengerikan itu, anak-anak dibantai oleh monster, teriakan orang kesakitan dan tangisan kesedihan mereka saat yang dicintai mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Villain In My Own Game?
FantasyGenre : Isekai, Action, Adventure, Romance Tag : Isekai, Academy, Knight, Magic, Saint, Anti-Hero, Hated-Protaginost, Empire, Noble, Politic * Bukan Novel terjemah, ini Karya Orisinilku Asli Kalian bisa Support aku di link ini ya .... https://saweri...