Arc 4 Chapter 23 : Bloody Midday

532 88 8
                                    

[Raul PoV]

Ratusan mayat berserakan di hutan ini. Sesungguhnya aku tidak membuat rencana sebelumnya harus kuapakan ratusan mayat ini setelah melakukan pertempuran. Jika dibiarkan di sini tanpa diurus, maka aku takut tubuh mereka yang membusuk akan menyebarkan wabah penyakit dan akan mengganggu jalannya misi kami di sekitar sini.

Aku tidak terlalu memiliki masalah saat melihat ratusan mayat musuh tergeletak di tanah seperti ini.

Tetapi ...

Aku menoleh kesamping, terlihat enam mayat yang ditempatkan berdampingan. Mereka adalah prajurit dari 100 orang yang kubawa untuk melakukan misi ini.

Bukannya aku tidak pernah mengira akan ada korban dalam peperangan ini. Akan tetapi, mereka adalah prajurit-prajurit yang ada di bawah kepemimpinanku.

Aku bertanggung jawab atas nyawa-nyawa mereka. Keluarga mereka menunggu kepulangan semuanya dari peperangan. Aku harus menghadapi orang terdekat para prajurit yang gugur baik amarah mereka, kekecewaan mereka, kesedihan mereka dan mengkompensasi kehilangan mereka agar setidaknya sedikit mengobati luka yang mereka dapatkan.

Aku tahu Kekaisaran yang harusnya melakukan itu semua dan bukan aku secara individu. Akan tetapi, akulah yang bertanggung jawab atas segala penderitaan semua orang yang ada di di sini, ini dikarenakan aku dan anggota timku yang lainnya menciptakan dunia yang buruk, dunia penuh perang dan kejahatan yang lebih buruk dari dunia tempatku berasal.

Untuk itulah aku ingin menebus segala dosaku terhadap mereka dengan mencegah kehancuran total dunia ini dari serangan para iblis dan karena itulah aku mengerti tidak akan ada sesuatu yang besar dapat dicapai tanpa sebuah pengorbanan sama sekali.

Banyak orang yang akan mati dalam perjalananku untuk melakukannya baik itu dari para bawahanku maupun orang-orang tidak bersalah dari pihak lain yang secara tidak sengaja ikut masuk dalam konflik-konflik yang kuhadapi sekarang maupun nanti.

Mencoba membuang pikiran negatif yang ada di kepala, aku kemudian mendekati seorang Priestess yang tengah mengobati seorang prajurit yang terluka.

"Sister Linda, bagaimana dengan total korban yang kita dapatkan?" tanyaku padanya.

Priestess itu berhenti sejenak melakukan penyembuhan sebelum mengatakan sesuatu padaku.

"Di sini aku hanya bertugas menyembuhkan orang-orang dan mencegah mereka mati dalam peperangan yang kalian buat," jawabnya padaku. "Pihak Kuil melarang kita untuk lebih jauh ikut campur dalam urusan kedua belah pihak dalam konflik ini."

Sepertinya Ariel melakukan sesuatu yang baik kali ini dengan membuat standarisasi prosedur bagi para Priest atau Priestess yang ingin tetap menjalankan tugas mereka dalam menyembuhkan orang-orang yang membutuhkan.

"Baiklah, maaf telah mengganggu pekerjaanmu."

Aku kemudian memerintahkan Eric, Tom dan Jerry untuk menghitung korban luka berat dan luka ringan.

Selain itu, aku mengirimkan 50 orang yang masih sanggup bergerak untuk mengamankan rombongan Caravan agar salah satu dari mereka tidak ada yang kabur membawa gerobak-gerobak yang membawa logistik itu.

Selang beberapa saat, Eric, Tom dan Jerry kembali menghadap padaku.

"Kapten, kita kehilangan tujuh orang rekan dalam serangan ini," ungkap Eric padaku.

"Untuk korban luka berat, ada empat orang yang butuh bantuan untuk berjalan walaupun telah disembuhkan oleh Sister Linda," ungkap Tom yang kali ini melapor. "Hal ini disebabkan mereka terlalu banyak kehilangan darah dan masih lemas untuk bergerak."

Setelah mendengar laporan dari Tom, selanjutnya aku menatap Jerry yang bertugas melaporkan jumlah korban dengan luka ringan.

"Terdapat lima prajurit dengan luka ringan, Kapten," kata Jerry yang di tangannya sendiri terdapat luka sayatan dari sebuah pedang. "Mereka masih bisa bergerak namun Sister Linda menolak untuk menyembuhkan mereka karena yang mereka dapatkan bukan luka yang mengancam nyawa."

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang