Arc 1 Chapter 33 : Interogasi

1.4K 195 15
                                    

[Raul PoV]

Ujian hari pertama telah berakhir, para murid sekarang dalam perjalanan kembali menuju Kota Murcia.

Aku sekarang berada di haluan kapal, melihat pemandangan matahari terbenam yang indah terlihat di cakrawala.

Selanjutnya adalah ujian tahap kedua yang akan berlangsung di satu-satunya wilayah bergurun di Kekaisaran yaitu Gurun Tiamat. Wilayah ini berbatasan langsung dengan Negeri Kuwalid di barat laut Kekaisaran Aragon.

Para Murid harus bertahan hidup dari kerasnya iklim gurun dan monster yang menghuni tempat itu. Bagi mereka yang masih belum memiliki pengalaman Survival dan mengerti akan wilayah tersebut, sudah dipastikan mereka tidak akan bertahan lama.

Terdapat 20 tim yang gugur pada ujian tahap pertama, itu berarti tersisa 140 orang yang lolos ke tahap kedua.

Ketika aku sedang terlarut dalam pikiran, aku mendengar suara langkah kaki mendekat dari belakang.

"Bisakah kita berbicara?"

Pemilik dari suara ini adalah Scarlett, dia kemudian berdiri di sampingku menghadap Cakrawala sambil melihat matahari terbenam.

"Aku sudah mendengar cerita dari murid-murid lain mengenai apa yang terjadi saat ujian berlangsung setelah kita berpisah," kata Scarlett mulai berbicara mengenai ujian yang telah berakhir kemarin.

"Kau sebenarnya mampu mengalahkan mereka semua bukan? Mengapa kau mengalah seperti itu?" tanya Scarlett yang menyadari apa yang sebenarnya kulakukan. "Melihat kemampuan dan taktik perang gerilya yang kau gunakan, kau dapat dengan mudah membantai mereka semua."

Aku ingin tertawa mendengar kata-kata Scarlett yang terakhir.

Aku? Orang yang memiliki mentalitas orang dewasa membully anak sekolahan seperti mereka? Hanya pria kekanak-kanakan yang membully mereka yang lebih muda saat melihat tingkah murid-murid itu yang masih polos dan labil.

Apa yang kudapat dari membully mereka? Yang harusnya orang dewasa lakukan adalah mengajari mereka tentang realita dunia agar mereka lebih siap menghadapinya ketika dewasa nanti.

Memang benar, mereka terlihat mengganggu, sombong, dan sangat Cringe. Tapi itu juga sama saat orang dewasa melihat tingkah laku anak muda sekarang di dunia asalku. Hal baru yang dilakukan anak-anak muda selalu salah dan menganggu di mata mereka.

Aku juga pernah mengalami masa muda seperti mereka. Kami selalu meributkan dan melakukan hal-hal bodoh yang membuat para orang dewasa kesal.

"Aku tidak tahu apa yang kau katakan, Scarlett," bohongku padanya. "Aku sudah melakukan apa yang dapat kulakukan saat ujian."

Aku menoleh ke arahnya, terlihat wajah cantik Scarlett yang tersinari oleh cahaya matahari yang indah.

Aku menoleh ke arahnya, terlihat wajah cantik Scarlett yang tersinari oleh cahaya matahari yang indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatapan mata kami bertemu, sepertinya masih ada sesuatu yang ingin dia tanyakan padaku.

"Hey, sebelumnya kau mengatakan aku tidak tahu apa-apa mengenai kekuatanku, bukan?" tanya Scarlett, terlihat pipinya memerah. "Apa kau tahu caranya agar aku dapat menggunakan kekuatanku dengan lebih baik?"

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang