[Raul PoV]
Malam harinya setelah mengalahkan kedua monster humanoid tadi, aku dan Valeria menetap di sebuah bangunan untuk istirahat dan tidur.
Aku sedang memakan rotiku yang terakhir untuk mengisi perut. Aku dan Valeria harus mulai mencari suplai makanan besok dengan memburu peserta lainnya yang sudah memasuki area perkotaan.
Berbicara tentang gadis berambut hijau itu, seperti yang kuperkirakan dia mampu mencari cara untuk mengalahkan dua monster itu. Di tengah pertarungan, kau harus tenang dan dapat menganalisa keunggulan juga kelemahan musuh agar dapat memanfaatkannya untuk mencapai kemenangan.
Sebagai seorang yang menciptakan karakternya, aku bangga kepada Valeria. Kuharap, kecerdasannya dapat selalu diandalkan oleh orang-orang yang membutuhkan dan percaya padanya nanti saat bencana besar tiba.
Begitu pula dengan yang lainnya, kuharap mereka dapat berkembang dengan baik saat waktunya mereka tiba menyelamatkan dunia nanti.
Saat ini, dia sedang duduk di sampingku dan tertidur. Kepalanya bersandar di atas pundakku. Aku bisa mendengar suara nafasnya dengan jelas.
Entah mengapa, akhir-akhir ini Valeria lebih senang melakukan kontak fisik denganku. Sebelumnya, dia bahkan sangat benci ketika melihatku memandang ke arahnya.
Bukannya aku tidak suka atau apa, namun wanita yang lebih muda bukanlah tipeku.
Well ... Secara teknis tubuhku memiliki usia yang sama dengannya. Namun di dalam tubuh ini terdapat jiwa seorang pria berumur 25 tahun.
Liana mantan pacarku memiliki rambut berwarna hitam panjang yang sama dengan Raul. Namun warna rambut wanita kesukaanku adalah merah marun. Tapi wanita ideal hanyalah selalu ada di dalam fantasi seorang pria, mereka tidak akan menemukannya di dunia nyata.
Aku melihat ke arah langit malam.
Terlihat bintang-bintang yang indah bertebaran di atas sana. Aku ingin melihat ini berdua dengan Liana ... Wanita yang sangat kucintai.
- Jedar!
Lamunanku terganggu, tiba-tiba aku mendengar kilatan petir berwarna kuning dari arah utara tempatku berada.
"Petir itu ... Sepertinya dia sedang marah," gumamku yang langsung terpikir kepada seorang wanita berambut pirang. "Siapa yang berani mengganggu Elena di waktu tidur seperti ini?"
***
[Elena PoV]
Ughhh ... Mengapa ini terjadi pada kami.
Saat ini, aku dan rekan timku—Geralt sedang berlari dari kejaran monster yang ada di area perkotaan.
Seharusnya kami beristirahat pada malam hari ini setelah lelah bertarung dengan para monster yang tiada hentinya datang menghampiri.
"Elena, di depanmu!" seru Geralt memperingatiku akan delapan monster yang terlihat di depan.
Aku mengumpulkan mana di tangan kanan lalu menyinari pedang yang kupegang dengan sebuah petir yang muncul di tanganku.
"Lightning Whip!"
Aku mengayunkan pedangku, petir yang menyelimutinya kemudian memanjang lalu menyabet kedelapan monster yang ada di hadapanku.
"Blazing Slash!"
Aku menoleh ke belakang lalu melihat Geralt juga baru saja mengalahkan keempat monster secara sekaligus.
- Groaahhh!
Aku mendengar suara raungan yang sangat keras. Terlihat dari kejauhan sesosok monster humanoid yang diselimuti oleh pasir setinggi 3 meter sedang menuju kemari.
![](https://img.wattpad.com/cover/356593140-288-k886451.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Villain In My Own Game?
FantasyGenre : Isekai, Action, Adventure, Romance Tag : Isekai, Academy, Knight, Magic, Saint, Anti-Hero, Hated-Protaginost, Empire, Noble, Politic * Bukan Novel terjemah, ini Karya Orisinilku Asli Kalian bisa Support aku di link ini ya .... https://saweri...