[3rd PoV]
Hari sudah memasuki malam, namun para peserta belum ada satupun yang mendapatkan kristal yang ada di titik tengah hutan ini. Mereka masih kesulitan menghadapi serbuan monster yang tidak ada habisnya.
Di ujung barat Hutan, terlihat seorang penyihir wanita yang sedang lari dari kejaran 5 ekor monster serigala.
Tubuhnya dipenuhi keringat dingin, nafasnya terengah-engah dan pandangannya mulai buram. Dia sudah menggunakan semua mana yang ia miliki selama bertarung dengan para monster yang tidak ada habis memburunya.
"Hah ... Hah ... Kumohon ... Keluarkan aku dari hutan ini ... "
Saat ini, dia tidak sedang berlari ke arah titik tengah hutan melainkan kembali ke barrier tempat dimana ia memasuki hutan ini.
Menoleh ke belakang, ia melihat kelima serigala itu masih mengejarnya sambil memperlihatkan gigi-gigi mereka yang tajam bagaikan pisau.
"Aku ... Aku tidak mau mati di sini ... "
Tidak lama kemudian, wanita itu melihat cahaya kemerahan di ujung pandangan matanya. Terlihat seorang instruktur yang berdiri di balik barrier penghalang hutan ini.
"Instruktur! Bukakan barrier ini kumohon!" teriak wanita itu.
Sang Instruktur menyadari ada yang datang menghampiri dari kejauhan, tetapi dia hanya diam saja tanpa mengubah ekspresinya sama sekali.
"Kumohon instruktur, biarkan aku keluar dari sini!" jerit wanita itu sambil memukul-mukul barrier yang menghalanginya keluar. "Kumohon! Di belakangku banyak sekali monster yang mengejar! Aku telah kehabisan mana dan tidak dapat bertarung lagi!"
Mendengar kata-kata putus asa dari muridnya itu, Sang Instruktur tidak bergeming. Wajahnya datar seperti tidak melihat apapun di depan matanya.
- Woof! Woof! Woof!
Mendengar suara-suara serigala yang mengerjarnya, wanita itu semakin keras memukul-mukul barrier itu.
"INSTRUKTUR KUMOHON! AKU TIDAK MAU MATI KUMOHON ... KUMOHON!"
Air mata mulai membasahi pipi wanita itu, dia menyesal tidak mengundurkan diri saat ditawari oleh Instruktur sebelumnya.
"Aaghhhh! Kakiku! Kakiku! Instruktur, monster-monster ini akan memakanku hidup-hidup!" jerit wanita itu kesakitan saat salah satu serigala mulai menggigit kakinya.
Wanita itu terjatuh, dia mencoba memukuli serigala-serigala yang menggigit kakinya.
"Pergi kau monster jelek! Mati kau!" Wanita itu berusaha melawan namun percuma, tubuhnya terlalu lemah untuk melukai serigala-serigala itu.
Tubuh wanita itu kemudian diseret menjauh dari barrier oleh para serigala, dia mencoba menahan dengan berpegangan dengan batu maupun mencakar-cakar tanah agar tidak dibawa masuk ke dalam hutan.
"Instruktur! Kumohon, aku tidak mau mati .... Hiks ... Hiks ... "
Namun sayang, harapannya telah pupus saat wanita itu melihat Sang Instruktur memalingkan wajah darinya.
"Agghhh! Sakit, sakit, sakit!"
Serigala itu mulai memakan daging wanita itu, dia masih hidup saat kelima serigala itu mulai menyantap isi perutnya yang mulai tumpah ruah di tanah.
"Agghhh! Aghhhh! Aghhh! Tolong!"
Tidak lama kemudian, yang tersisa dari jasad wanita itu hanyalah tulang belulang saja dengan sedikit daging yang masih menempel. Beberapa dari serigala itu bahkan menjilati sisa-sisa daging yang masih menempel di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Villain In My Own Game?
FantezieGenre : Isekai, Action, Adventure, Romance Tag : Isekai, Academy, Knight, Magic, Saint, Anti-Hero, Hated-Protaginost, Empire, Noble, Politic * Bukan Novel terjemah, ini Karya Orisinilku Asli Kalian bisa Support aku di link ini ya .... https://saweri...