Arc 3 Chapter 31 : Lunaria Angevin

598 98 5
                                    

[Ariel PoV]

Ughhh ... Kepalaku sangat pusing sekali ...

Membuka mata, aku melihat langit sudah berubah menjadi warna oranye menandakan waktu malam sudah berakhir dan waktu memasuki pagi hari.

Setelah melihat sekitar, aku baru sadar sedang berada di sebuah perahu dan tertidur di atas sebuah selimut tua. Terlihat beberapa anak sedang menikmati pemandangan sungai yang kami lewati ini.

"Ah, Sister Ariel sudah bangun!"

Salah satu anak menyadariku, semuanya kemudian mendekat dan mengerubungiku yang baru saja sadar.

"Benar sekali, apa yang terjadi padaku?"

Ingatanku mengenai malam tadi cukup kacau. Sepertinya aku harus banyak beristirahat. Namun, setelah salah satu anak menceritakan tentang kejadian kemarin, aku langsung ingat dengan apa yang terjadi semalam.

Aku menyelamatkan para warga dari kejaran monster-monster yang menyerang desa saat itu dengan menahan para monster hingga para warga bisa selamat melarikan diri dari dermaga menggunakan perahu.

"Sister Ariel sangat keren sekali malam itu!"

"Benar, benar! Sister menangkap para monster itu lalu menghancurkan tubuhnya tanpa ampun!"

Mereka terlihat bersemangat menceritakan apa yang kulakukan tadi malam, apakah ini rasanya memiliki fans yang mengidolakanmu?

"Kakak bertopeng itu juga tidak kalah keren kau tahu!"

Huh? Kakak bertopeng? Jika diingat-ingat kembali, aku sebelumnya mengalami Mana Exhaustion ketika mencoba menahan para monster itu. Bukankah masih banyak monster yang berdatangan sebelum aku tak sadarkan diri? Lalu, siapa yang dapat membawaku ke atas perahu dan melawan segerombolan monster itu?

"Kau benar, setelah Sister Ariel pingsan, dia menangkap tubuhmu dan melawan monster-monster itu sebelum membawamu ke atas perahu," kata salah satu anak kecil. "Aku benci mengakuinya, namun pria itu sangat gagah ketika menggendong Sister sambil memainkan pedangnya untuk menghalau para monster."

"Tunggu dulu, apa warna rambut dan mata pria bertopeng itu?" tanyaku pada anak-anak.

"Ummm ... Kalau tidak salah, pria bertopeng itu memiliki rambut berwarna putih dan mata berwarna hijau," jawab salah satu anak itu.

Rambut putih dan mata hijau, kah ...?

Ternyata benar, yang menyelamatkanku adalah pria itu lagi. Pria yang sama yang menyelamatkanku dan Brian dari monster beruang dan para pembunuh saat ujian bertahan hidup itu.

Mengapa Pria itu selalu ada ketika aku sangat butuh pertolongan? Apa alasannya selalu menyelamatkanku? Bukankah dia salah satu kelompok Heretic yang seharusnya membunuh orang-orang sepertiku?

"Lalu, dimana keberadaan pria bertopeng itu sekarang?" tanyaku pada anak-anak.

"Entahlah, Sister. Setelah membawamu ke atas perahu, Pria misterius itu tiba-tiba pergi tanpa mengatakan sepatah apapun," jawab salah satu anak.

Seperti biasa, dia tidak pernah mengatakan apapun setelah menyelamatkanku dan pergi begitu saja. Lain kali, jika kami bertemu, aku akan menanyai nama aslinya dan alasannya selalu menyelamatkan hidupku.

Setelah beberapa jam berlayar mengikuti arus sungai, kami akhirnya tiba di dermaga yang tidak jauh berada di Kota Benteng Cataluna.

Setelah menceritakan apa yang terjadi, para penjaga di dermaga itu kemudian membawa para penduduk desa ke Benteng Kota untuk ditempatkan ke tempat pengungsian sementara akibat dari serangan monster ini.

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang