Bab 6: Badai Kemarahan

25 3 0
                                    


Gemuruh guntur mengiringi malam yang mencekam. Angin berderu kencang, menggoyang pepohonan di taman istana seakan ikut berduka. Di dalam mansion megah itu, suasana berubah menjadi kacau. Para tamu undangan berlarian tunggang langgang, wajah mereka pucat pasi diterpa ketakutan.

Xyon, yang sejak awal merasakan gelisah, segera bergegas ke lokasi kejadian. Langkah kakinya cepat dan pasti, aura gelap mengelilinginya.

Saat tiba di ruang utama, pemandangan yang menyayat hati menyambutnya. Ivory terbaring lemah di pelukan Duke Scelus, darah segar merembes dari luka di perutnya. Mata indahnya terpejam rapat, napasnya tersenggal-senggal.
Kemarahan membara di dalam dada Xyon. Dengan suara yang menggelegar, ia bertanya, "Siapa yang berani menyakiti Ivory?!" Tatapan matanya yang menyala merah seakan menusuk ke dalam jiwa para pelaku.

Para pembunuh bayaran, yang tadinya merasa aman di balik kegelapan, kini gemetar ketakutan. Mereka berusaha melarikan diri, namun kecepatan Xyon jauh melampaui mereka. Satu per satu, para pembunuh itu berhasil ditangkap dan dilumpuhkan.
Duke Scelus, yang masih syok, memeluk tubuh Ivory erat-erat. "Ivory... bangunlah, anakku," ratapnya.

Xyon mendekati Ivory, hatinya hancur melihat kondisi gadis yang sangat dicintainya. Dengan lembut, ia mengangkat kepala Ivory dan meletakkannya di pangkuannya. "Tenanglah, Ivory. Aku akan menyelamatkanmu."
Xyon mengeluarkan sebuah botol berisi cairan merah tua. Cairan itu adalah darah vampir, obat mujarab yang dapat menyembuhkan luka parah. Dengan hati-hati, ia meneteskan beberapa tetes darah ke bibir Ivory.

Obsesi sang vampirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang