Bab 108 : Keabadian Penuh Duka dan Luka

4 0 0
                                    

"Bawa mereka ke penjara bawah tanah istana," perintah Xyon dingin. "Pastikan mereka mendapat 'perawatan khusus'."

Duchess Alexandria dan Lady Ciel diseret ke penjara tergelap di istana vampir. Selama tujuh hari tujuh malam, mereka mengalami siksaan yang sama seperti yang dialami Xienna - tapi berkali-kali lipat lebih menyakitkan.

Setiap tetes racun yang mereka berikan pada Xienna, kini kembali pada mereka dalam bentuk siksaan. Setiap rasa sakit yang Xienna rasakan saat kecelakaan, mereka rasakan berulang kali.

"Bagaimana rasanya?" tanya Xyon saat mengunjungi sel mereka. "Apakah kalian sudah merasakan penderitaan yang sama seperti yang kalian berikan pada kekasihku?"

Setelah eksekusi selesai, Xyon kembali ke kamarnya dimana jasad Xienna masih terbaring. Dengan lembut ia membelai rambut kekasihnya yang mulai kehilangan kilaunya.

"Sudah kulakukan, sayang," bisiknya parau. "Mereka sudah membayar kejahatan mereka. Tapi..." air mata darah kembali mengalir, "kenapa hatiku masih terasa hampa?"

Callum yang menyaksikan dari ambang pintu hanya bisa menunduk sedih. Ia tak pernah melihat Kaisarnya sesedih ini.

Malam itu, Xyon memutuskan sesuatu. Ia tak akan menguburkan Xienna. Dengan sihir kuno yang hanya diketahui para vampir tertinggi, ia mengawetkan tubuh kekasihnya dalam kristal es abadi.

"Kau akan tetap cantik selamanya, sayangku," ujarnya sambil mengecup kristal yang menyelimuti Xienna. "Dan aku akan mencintaimu... selamanya."

Kristal itu ditempatkan di ruang pribadi Xyon, dikelilingi mawar-mawar biru kesukaan Xienna. Setiap malam, Xyon akan duduk di sampingnya, bercerita tentang hari-harinya, seolah Xienna masih bisa mendengar.

Setelah kejadian itu, Xyon berubah. Ia menjadi lebih dingin, lebih kejam pada siapapun yang berani berbuat jahat. Kerajaan Vampir memasuki era yang lebih gelap.

Rumah kaca tempat Xienna biasa bermain ditutup rapat. Tak ada yang boleh masuk kecuali Xyon sendiri. Di sana, diantara bunga-bunga yang mulai layu, kenangan akan tawa tanpa suara Xienna masih bergema.

Setiap tahun, pada hari kematian Xienna, seluruh kerajaan akan berkabung. Bunga-bunga hitam akan bermekaran secara ajaib, seolah alam pun turut berduka.

Dan Xyon... ia akan menghabiskan hari itu di samping kristal es Xienna, membisikkan kata cinta yang tak akan pernah bisa dibalas lagi.

Bertahun-tahun berlalu, namun duka Xyon tak pernah pudar. Para pelayan sering mendengarnya berbicara sendiri di kamarnya, bercakap dengan Xienna yang telah tiada.

Beberapa mengatakan bahwa pada malam-malam tertentu, mereka bisa melihat bayangan seorang gadis di jendela kamar Xyon, tersenyum dan membuat isyarat tangan. Mungkin itu hanya ilusi... atau mungkin, cinta mereka memang terlalu kuat untuk dipisahkan bahkan oleh kematian sekalipun.

Kisah cinta Xyon dan Xienna menjadi legenda di Kerajaan Vampir. Sebuah bukti bahwa cinta sejati tak mengenal batasan - bahkan batasan antara hidup dan mati.

Bersambung...

Obsesi sang vampirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang