"Awas saja kau Aaron!" Xienna menggerutu dalam hati sambil menatap kesal bekas kemerahan di lehernya. "Hari ini aku tidak akan pulang denganmu!"
Dia mengeluarkan compact powder dari tasnya, berusaha menutupi 'tanda' di lehernya sebisa mungkin. Tapi tetap saja, bekas itu masih terlihat samar.
"Ugh!" Xienna menghela napas frustasi. Tiba-tiba sebuah ide terlintas di benaknya.
'Ah!' matanya berbinar. 'Aku tahu!'
Saat jam pelajaran terakhir, Xienna mulai menjalankan rencananya. Dengan akting yang dia pelajari dari drama Korea, dia mulai terlihat pucat dan lemas.
"Xienna?" Kathy yang duduk di sebelahnya berbisik khawatir. "Kau baik-baik saja?"
"A-aku..." Xienna memegang kepalanya, pura-pura pusing. "Sedikit tidak enak badan..."
"Ya ampun!" Emily yang mendengar langsung panik. "Wajahmu pucat sekali!"
"Sebaiknya kau ke UKS," Rose menimpali cemas.
'Yes!' Xienna bersorak dalam hati. Rencananya berjalan mulus.
"Bu guru," Kathy mengangkat tangan. "Xienna sepertinya sakit. Boleh saya antar dia ke UKS?"
Begitu mendapat izin, Kathy dan Emily memapah Xienna ke UKS. Xienna berusaha keras menahan senyumnya.
'Dengan begini,' dia membatin puas, 'aku bisa menghindari Aaron! Biasanya siswa yang sakit harus tinggal lebih lama untuk mencatat materi...'
Di ruang UKS, Xienna berbaring sambil sesekali mengerang lemah - memastikan aktingnya meyakinkan. Teman-temannya sudah pulang sejak tadi.
"Nah," dia tersenyum kecil saat koridor mulai sepi. "Tinggal menunggu Aaron pulang dan—"
DRRRT! DRRRT!
Ponselnya bergetar. Pesan dari Rose:
"Xienna! Gawat! Kudengar Tuan Wintergale masih di sekolah karena rapat! Dan... dia tahu kau belum pulang!"
"APA?!" Xienna nyaris melompat dari tempat tidur.
Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Koridor sekolah yang gelap terlihat menyeramkan dari jendela UKS.
'Te-tenang,' Xienna menenangkan diri. 'Aku hanya perlu melanjutkan aktingku dan—'
TAP. TAP. TAP.
Suara langkah sepatu menggema di koridor. Xienna cepat-cepat berbaring dan memejamkan mata.
KRIEET...
Pintu UKS terbuka perlahan. Aroma parfum maskulin yang familiar menguar di udara.
"Menemukanmu, Sayangku."
Suara rendah Aaron membuat bulu kuduk Xienna meremang. Tapi dia tetap memejamkan mata, melanjutkan aktingnya.
"Hmm..." Aaron melangkah mendekat. "Sepertinya istriku tersayang sedang terbaring sakit~"
Ada nada mengejek dalam suaranya yang membuat jantung Xienna berdebar kencang. Aaron pasti tahu dia pura-pura!
"Pa-panas..." Xienna tetap berakting, mengerang lemah.
"Oh?" Aaron duduk di tepi ranjang. "Kau demam, Sayang?"
Tangan dingin Aaron menyentuh kening Xienna, membuatnya terlonjak kaget.
"Aneh," Aaron berbisik jahil. "Tubuhmu tidak panas sama sekali."
"A-aku..." Xienna mencoba mencari alasan. "Mungkin sudah turun..."
"Benarkah?" Aaron mencondongkan tubuhnya. "Atau... kau sengaja menghindariku, hmm?"
"Ti-tidak!" Xienna membantah cepat. "A-aku benar-benar sakit!"
"Benarkah?" Aaron semakin mendekat. "Kalau begitu... mungkin aku harus 'merawatmu' dengan benar~"
"A-apa maksud—KYAA!"
Tanpa peringatan, Aaron mengangkat tubuh Xienna.
"Saatnya membawa pasien pulang," dia terkekeh melihat wajah panik Xienna.
"Tu-turunkan aku!" Xienna memberontak. "A-aku masih sakit!"
"Sssh," Aaron mengeratkan pelukannya. "Aku akan merawatmu di apartemen. Semalaman."
"Ti-tidak mau!" wajah Xienna merah padam. "A-aku bisa pulang sendiri!"
"Tidak bisa, sayang," Aaron melangkah keluar UKS. "Pasien nakal sepertimu perlu... 'perawatan khusus'."
"A-aaron!" Xienna semakin panik. "Ja-jangan..."
"Sudah terlambat," Aaron berbisik seduktif. "Kau sudah tertangkap, Istriku tersayang."
Xienna hanya bisa mengerang pasrah dalam gendongan Aaron. Rencananya gagal total.
Sementara itu, Aaron tersenyum puas di balik topengnya. Boneka kecilnya semakin menggemaskan saat mencoba memberontak.
"Gadis nakal," dia berbisik possesif. "Sepertinya aku pelu memberimu pelajaran tentang melarikan diri dariku~"
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi sang vampir
RomancePertemuan Takdir yang Gelap Dalam keheningan malam yang mencekam, istana Kekaisaran Veliau dipenuhi dengan cahaya lilin dan tawa merdu para tamu undangan. Di tengah keramaian itu, seorang gadis kecil berambut pirang keemasan dan mata sebening rubi...