Bab 162 : Menjadi... Kekasih?

2 0 0
                                    

Di aula mewah itu, Xienna berdiri kaku di samping Aaron. Gaun merah marun yang dipaksakan padanya terasa mencekik, tapi tidak seberat tatapan-tatapan penasaran yang terus menghujaninya.

Mrs. Charlotte Wellington, istri dari salah satu investor terbesar Wintergale Corp, menghampiri mereka dengan langkah anggun. Gelasnya berisi sampanye mahal yang hampir tidak tersentuh.

"Tuan Aaron," Mrs. Wellington tersenyum penuh arti, matanya mengamati Xienna dari atas ke bawah. "Akhirnya kau membawa seseorang ke acara seperti ini. Selama ini kau selalu..." dia melirik topeng perak Aaron, "begitu misterius dan... sendiri."

Aaron tersenyum di balik topengnya, tangannya melingkar possessive di pinggang Xienna. Gadis itu tersentak, tapi tidak berani bergerak.

"Ah, ya," Aaron menjawab dengan suara yang dalam dan lembut. "Kurasa sudah waktunya memperkenalkan seseorang yang... spesial."

Jantung Xienna berdegup kencang. Tidak. Jangan katakan...

"Dia," Aaron melanjutkan, jemarinya mengusap lembut pinggang Xienna, "adalah kekasihku. Benarkan, sayang?"

Xienna membeku. Kata-kata itu menghantamnya seperti tamparan. Tapi di bawah tatapan tajam orang tuanya dari kejauhan, dia tidak punya pilihan.

"I-iya," Xienna memaksakan senyum, suaranya nyaris berbisik.

"Oh!" Mrs. Wellington tampak sangat tertarik. "Tapi dia masih sangat muda..."

"Cinta tidak mengenal usia, bukan?" Aaron tertawa kecil. "Dan Xienna... dia sangat spesial."

Beberapa tamu lain mulai mendekat, tertarik dengan gosip baru ini. CEO misterius Wintergale Corp yang selalu menyendiri, kini mengumumkan hubungannya dengan gadis yang bahkan belum lulus sekolah?

"Berapa usiamu, dear?" seorang wanita bertanya pada Xienna.

"Tu-tujuh belas," Xienna menjawab pelan.

Bisikan-bisikan mulai terdengar. Beberapa menatap tidak setuju, yang lain tampak tertarik dengan skandal ini.

"Masih sekolah?" tanya yang lain.

"Ya," Aaron yang menjawab, suaranya penuh kebanggaan yang dibuat-buat. "Di Excellence High School. Salah satu siswa terbaik di sana."

Xienna ingin menghilang saat itu juga. Dia bisa merasakan tatapan menghakimi dari setiap sudut ruangan. Bahkan pelayan yang lewat pun mencuri pandang ke arahnya.

"Aaron," seorang pria paruh baya berdeham. "Bukankah ini... sedikit..."

"Sedikit apa?" Aaron memotong dengan nada dingin. "Saya rasa urusan pribadi saya bukan konsumsi publik. Tapi ya, Xienna adalah kekasih saya. Dan saya harap semua bisa menghormati itu."

Nada finalnya membuat semua terdiam. Tidak ada yang berani membantah Aaron Winterglade.

Di sudut ruangan, orang tua Xienna tersenyum bangga. Putri mereka, kekasih dari CEO Wintergale Corp? Ini lebih dari yang mereka harapkan.

"Kau tampak pucat," Aaron berbisik di telinga Xienna. "Perlu udara segar?"

Tanpa menunggu jawaban, dia menuntun Xienna ke balkon. Angin malam yang dingin menerpa wajah mereka.

"Kenapa?" Xienna akhirnya memberanikan diri bertanya. "Kenapa kau mengatakan itu?"

Aaron melepas topengnya sejenak, menampakkan wajah tampan yang tersembunyi. Di bawah sinar bulan, dia tampak seperti malaikat - tapi Xienna tahu lebih baik. Dia adalah iblis dengan wajah malaikat.

"Karena aku bisa," Aaron tersenyum, jemarinya mengusap pipi Xienna. "Dan karena..." dia mendekatkan wajahnya, "kau milikku sekarang. Bukankah lebih baik membuat status ini resmi?"

Air mata mengalir di pipi Xienna.

"Ah, jangan menangis," Aaron mengusap air mata itu dengan ibu jarinya. "Besok, gosip tentang kita akan menyebar ke seluruh kota. CEO misterius Wintergale Corp mengencani gadis SMA? Skandal yang sempurna, bukan?"

"Kau... kejam," Xienna terisak pelan.

"Kejam?" Aaron tertawa kecil. "Aku memberimu status. Sekarang mereka tidak bisa menyebutmu 'simpanan' lagi. Kau resmi menjadi kekasihku."

"Aku tidak..."

"Sssh," Aaron menempelkan jarinya di bibir Xienna. "Kau tidak punya pilihan, ingat? Atau..." dia tersenyum dingin, "kau ingin proyek orang tuamu hancur?"

Xienna menggeleng lemah.

"Gadis pintar," Aaron mengecup keningnya lembut, sentuhan yang terasa seperti racun bagi Xienna. "Sekarang, pasang senyum terbaikmu. Kita punya banyak tamu yang harus dihibur."

Saat mereka kembali ke aula, Xienna bisa merasakan semua mata tertuju padanya. Gosip akan segera menyebar. Besok, mungkin seluruh kota akan tahu.

Dan di sekolah...

Xienna memejamkan mata. Bagaimana dia bisa menghadapi Nathan setelah ini?

Aaron, seolah bisa membaca pikirannya, berbisik, "Jangan khawatir tentang sekolah. 'Vincent' akan membantumu menghadapi... situasi yang tidak menyenangkan."

Xienna tidak mengerti maksud kata-katanya. Tidak tahu bahwa pria yang sama yang kini mencengkeram pinggangnya possessive, akan muncul esok hari dalam sosok Vincent yang lemah dan penuh simpati.

'Permainan baru dimulai,' Aaron tersenyum dalam hati. 'Dan ini akan menjadi sangat... menarik.'

Obsesi sang vampirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang