Bab 169 : Jangan Khawatir..

5 0 0
                                    

Di apartemen barunya yang mewah, Xienna duduk di tepi ranjang king size dengan seprai sutra. Pikirannya melayang pada sosok Vincent yang terbaring lemah di kursi roda.

"Aaron..." panggilnya ragu. "Bagaimana dengan Vincent? Dia masih di Excellence dan kondisinya..."

Aaron tersenyum di balik topengnya, menikmati ironi situasi ini. Xienna mengkhawatirkan 'Vincent' tanpa tahu bahwa pria yang sama berdiri di hadapannya.

"Kau mengkhawatirkannya?" Aaron melangkah mendekat, jemarinya mengangkat dagu Xienna.

"Dia... satu-satunya yang baik padaku selama ini," Xienna menunduk. "Bahkan dalam kondisinya yang sekarat, dia masih..."

"Sssh," Aaron memotong lembut. "Jangan khawatir tentang Vincent. Di bawah naunganku, semua keinginanmu akan kupenuhi."

Xienna menatapnya bingung. "Maksudmu?"

"Besok," Aaron mengalihkan pembicaraan. "Sebelum ke sekolah barumu, kita akan memberi salam perpisahan yang... berkesan untuk Excellence High School."

Keesokan paginya, tim khusus Aaron datang ke apartemen Xienna. Penata rambut profesional, makeup artist, dan stylist bekerja mengubah penampilan Xienna.

"Kita akan membuat mereka menyesal," Aaron berbisik di telinga Xienna saat tim mulai bekerja.

Rambut emas Xienna yang biasa kusut dan diikat asal kini ditata dalam gelombang-gelombang anggun. Kacamata tebalnya diganti dengan lensa kontak crystal blue. Seragam St. Catherine Academy yang elegan membalut tubuhnya sempurna.

"Sempurna," Aaron mengamati hasil transformasi itu dengan puas.

Xienna nyaris tidak mengenali bayangannya di cermin. Gadis culun yang selama ini mereka bully telah menghilang, digantikan sosok anggun yang tampak begitu... mempesona.

"Siap memberi kejutan?" Aaron mengulurkan tangannya.

Xienna mengangguk, menyambut uluran tangan itu. Mereka melangkah menuju Rolls-Royce yang menunggu di basement.

Excellence High School gempar saat mobil mewah itu memasuki area sekolah. Aaron keluar lebih dulu, topeng peraknya berkilau di bawah sinar matahari. Tapi yang membuat semua terpana adalah sosok yang keluar setelahnya.

"I-itu..." Jessica tergagap. "Tidak mungkin..."

"Xienna?" para siswa berbisik tidak percaya.

Xienna melangkah anggun di samping Aaron, dagunya terangkat dengan kepercayaan diri yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya. Gaun seragam St. Catherine - sekolah yang bahkan anak konglomerat sulit masuk - membuatnya tampak seperti putri sungguhan.

"Selamat pagi," Aaron menyapa dengan nada dingin. "Kami datang untuk mengucapkan selamat tinggal."

Para guru dan siswa berkumpul di koridor, menatap tidak percaya transformasi Xienna.

"Ba-bagaimana bisa..." Sarah berbisik iri. "Dia terlihat..."

"Cantik?" Aaron melanjutkan dengan senyum mengejek. "Tentu saja. Dia selalu cantik. Kalian hanya terlalu buta untuk melihatnya."

Xienna merasakan tangan Aaron melingkar possessive di pinggangnya. Tatapan iri dan tidak percaya yang dulu menghinanya kini membuatnya merasa... kuat.

"Oh," Aaron menambahkan dengan nada berbahaya. "Dan mulai hari ini, Wintergale Corp resmi menarik semua donasi dan dukungan untuk Excellence High School. Selamat... menikmati konsekuensinya."

Wajah kepala sekolah memucat. Tanpa donasi Wintergale Corp, sekolah ini akan...

"Ayo, sayang," Aaron menuntun Xienna kembali ke mobil. "St. Catherine menunggu."

Sebelum masuk mobil, Xienna menoleh sejenak. Matanya bertemu dengan Jessica dan kelompoknya yang kini tampak ketakutan.

"Selamat tinggal," Xienna tersenyum manis. "Semoga... kalian bahagia dengan pilihan kalian."

Mobil meluncur meninggalkan Excellence High School. Di kursi belakang, Aaron menatap Xienna dengan bangga.

"Kau melakukannya dengan sempurna," pujinya.

"Terima kasih," Xienna tersenyum tulus. "Untuk semuanya."

Aaron menggenggam tangannya erat. Rencananya berjalan mulus. Xienna semakin jatuh dalam pesonanya, tanpa tahu bahwa dia telah masuk lebih dalam ke dalam jaring-jaring yang Aaron tebarkan.

'Ah,' Aaron membatin puas. 'Permainan sebenarnya baru akan dimulai.'

Obsesi sang vampirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang