Bab 63 : Kutukan Jiwa Terlarang

4 0 0
                                    

Bulan purnama bersinar terang di langit malam, menerangi kamar Xienna dengan cahaya keperakannya. Xyon berdiri di samping jendela, matanya yang merah berkilau mengamati sosok Xienna yang tertidur. Di matanya yang tajam, rantai-rantai spiritual berwarna keunguan menari-nari di sekitar tubuh kekasihnya, menembus ke dalam jiwanya seperti akar yang merambat.

"Sempurna," bisiknya dengan senyum puas. "Kutukanku bekerja dengan sempurna."

Ini bukanlah kutukan biasa untuk mengubah manusia menjadi vampir. Tidak, ini jauh lebih dalam dari itu. Ritual kuno yang ia gunakan adalah untuk mengikat jiwa Xienna pada dirinya - sebuah ikatan yang bahkan kematian pun tak mampu memutuskannya.

Xyon melangkah mendekati ranjang, mengamati bagaimana rantai-rantai spiritual itu berpendar lebih terang saat ia mendekat. "Bisa kau merasakannya, sayang? Bagaimana jiwamu bereaksi pada kehadiranku?"

Dalam tidurnya, Xienna bergerak gelisah, seolah jiwanya merespons panggilan tak terucap dari Xyon. Bahkan dalam ketidaksadarannya, kutukan itu membuat jiwanya mencari-cari kehadiran Xyon.

"Kau tidak akan pernah tahu," Xyon mengusap rambut Xienna dengan lembut. "Tentang bagaimana aku mengikatmu padaku selamanya. Tentang bagaimana jiwamu akan selalu mencari kehadiranku, tanpa kau sadari mengapa."

Pikirannya melayang pada malam ia melakukan ritual itu. Bagaimana ia mengucapkan mantra kuno dalam bahasa yang telah lama dilupakan, bagaimana ia mengorbankan setetes darahnya sendiri untuk menyegel kutukan itu.

"Mungkin ini egois," ia berbisik. "Tapi aku tidak bisa membiarkanmu memiliki pilihan untuk pergi dariku."

Xienna menggeliat dalam tidurnya, tangannya secara tidak sadar terulur mencari Xyon. Rantai-rantai spiritual itu berdenyut, mendorong jiwanya untuk mencari sumber ikatannya.

Xyon menggenggam tangan itu, tersenyum melihat bagaimana tubuh Xienna langsung rileks dalam sentuhannya. "Lihat? Bahkan dalam tidurmu, kau mencari kehadiranku. Jiwamu sudah menjadi milikku sepenuhnya."

Di bawah sinar bulan, ia bisa melihat perubahan halus pada Xienna. Bukan perubahan fisik seperti menjadi vampir, tapi perubahan yang lebih dalam. Cara gadis itu selalu gelisah saat ia tidak ada di dekatnya, bagaimana matanya selalu mencarinya dalam keramaian, bagaimana jiwanya beresonansi dengan kehadirannya.

"Ini adalah cintaku yang terlarang untukmu," bisik Xyon. "Sebuah ikatan yang tak akan pernah bisa kau patahkan, bahkan jika suatu hari nanti kau menginginkannya."

Rantai-rantai spiritual itu berkilau semakin terang, seolah merayakan pengakuannya. Xyon tahu, tidak ada jalan kembali dari kutukan ini. Jiwa Xienna akan selamanya terikat padanya, mencarinya, merindukannya, tanpa gadis itu sendiri memahami mengapa.

"Kau adalah milikku," Xyon mengecup kening Xienna. "Sekarang dan selamanya."

Rahasia gelap ini akan ia simpan rapat-rapat dalam hatinya. Tentang bagaimana ia telah mengubah takdir mereka, tentang bagaimana ia telah mengikat jiwa Xienna dalam belenggu cintanya yang obsesif. Karena bagi Xyon, memiliki Xienna seutuhnya - jiwa dan raganya - adalah satu-satunya hal yang ia inginkan.

Di luar, bulan purnama menjadi saksi bisu atas ikatan terlarang ini. Sementara Xienna tertidur lelap, tidak menyadari rantai-rantai tak kasat mata yang mengikat jiwanya pada sang pangeran vampir, yang akan memastikan ia tidak akan pernah bisa lepas dari cengkeraman cintanya yang abadi.

Obsesi sang vampirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang