Kabar tentang Xienna dan CEO muda Aaron Wintergale semakin menjadi-jadi. Hampir setiap hari, ada saja gosip baru yang beredar di antara para siswa St. Catherine.
"Katanya mereka tertangkap pacaran di taman belakang!"
"Benarkah? Aku dengar mereka bertemu diam-diam di perpustakaan!"
"Astaga, berarti gosip soal pertunangan itu benar dong?"
"Kyaa, mereka pasti segera menikah!"Xienna hanya bisa mendesah lelah mendengar rumor-rumor itu. Dia sudah berusaha menyangkal sekuat tenaga, tapi teman-temannya justru semakin antusias.
"Xienna, apa benar kau dan Tuan Wintergale..."
"Ah, jangan malu-malu! Ceritakan pada kami!"
"Kalian bertemu di mana? Apa yang kalian lakukan?""Ti-tidak ada apa-apa!" wajah Xienna selalu merona setiap kali ditanyai. "Kami hanya... makan siang bersama."
"KYAA! Cuma makan siang?"
"Pasti ada yang lain dong!"
"Ayolah, jangan pelit informasi!"Xienna hanya bisa mengerang frustrasi. Bagaimana dia bisa menjelaskan situasinya yang rumit dengan Aaron? Selalu saja ada yang salah paham.
Suatu hari, teman-teman Xienna mengendap-endap mengawasi dari balik tembok saat Xienna bertemu dengan Aaron di koridor sekolah. Mereka berbisik-bisik penuh antusias.
"Lihat, ada Aaron!"
"Wah, sepertinya mereka akan berduaan lagi."
"Apa yang akan mereka lakukan ya?"
"Jangan-jangan... mereka mau melakukan 'itu'!"Xienna tampak gugup saat Aaron menghampirinya. Pria bertopeng itu membisikkan sesuatu dengan senyum menggoda, membuat wajah Xienna merona merah padam.
"Kyaa, dia pasti merayu Xienna!"
"Astaga, lihat wajah Xienna!"
"Mereka pasti akan..."Tapi perkiraan teman-teman Xienna terhenti saat tiba-tiba gadis itu terlihat panik. Dia bahkan terlihat ingin menangis.
Xienna buru-buru masuk ke kelas, wajahnya merah dan air mata menggenang di pelupuk matanya. Teman-temannya langsung mengerumuninya dengan cemas.
"Xienna? Kau kenapa?"
Alih-alih menjawab, Xienna malah meledak dalam tangisan.
"Di-dia... Dia gila!" Xienna terisak.
"Siapa? Aaron?" Kathy bertanya khawatir.
"I-iya!" Xienna mengangguk. "Di-dia... dia ingin..."
"Ingin apa?" Emily mendesak.
"Me-menikahiku!" Xienna kembali menangis. "Ba-bagaimana ini? Di-dia gila!"
"KYAAA!" teman-teman Xienna menjerit histeris. "Menikah?"
"Kalian pasti bercanda!" Lisa tak percaya.
"Ti-tidak!" Xienna menggeleng panik. "Dia benar-benar ingin menikahiku! Ta-tapi aku masih sekolah, bagaimana bisa..."
"Astaga, romantis sekali!" Rose menjerit girang. "Kalian akan segera menikah!"
"Tidak!" Xienna menangis semakin keras. "A-aku belum siap! Bagaimana ini..."
Teman-teman Xienna cepat-cepat merangkulnya, mencoba menenangkan.
"Sssh, tenanglah..." Kathy mengelus punggungnya. "Pasti cuma candaan Aaron, kok."
"I-iya..." Xienna masih terisak. "Ta-tapi dia bilang... dia benar-benar serius..."
"Ah, itu pasti karena dia sangat mencintaimu!" Emily tersenyum maklum.
"Benar!" Rose mengangguk antusias. "Kalian kan pasangan fenomenal!"
"Ta-tapi..." Xienna meremas ujung roknya frustasi. "A-aku masih muda... Bagaimana bisa..."
"Sssh, tenang saja." Kathy kembali memeluknya. "Pasti Aaron akan mengerti. Kalian kan masih punya waktu banyak."
Xienna mengangguk lemah, meski jantungnya masih berdebar tak menentu. Pernikahan... Dia bahkan belum pernah membayangkannya.
'Apa yang harus kulakukan?' Xienna membatin cemas. 'Aaron... benar-benar serius?'
Sementara itu, di kantor Wintergale Corp, Aaron tersenyum penuh kemenangan saat melihat rekaman CCTV pertemuan mereka di koridor.
Ekspresi panik dan takut Xienna adalah hal yang paling dia sukai. Gadis itu semakin terkurung dalam sangkarnya, semakin sulit untuk lepas.
"Sebentar lagi, dear," Aaron berbisik pada foto Xienna di mejanya. "Kau akan benar-benar jadi milikku."
Dia membuka berkas-berkas rencana pernikahan yang sudah dia siapkan. Senyumnya semakin lebar.
"Aku tidak sabar untuk membuatmu jadi nyonya Wintergale."
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi sang vampir
RomancePertemuan Takdir yang Gelap Dalam keheningan malam yang mencekam, istana Kekaisaran Veliau dipenuhi dengan cahaya lilin dan tawa merdu para tamu undangan. Di tengah keramaian itu, seorang gadis kecil berambut pirang keemasan dan mata sebening rubi...