Bab 114 : Keajaiban Terjadi

4 0 0
                                    

Xyon duduk di samping Xienna, tangannya dengan lembut menyeka wajah kekasihnya. Sudah beberapa minggu sejak ritual pernikahan mereka, dan setiap hari ia merawat Xienna dengan penuh kasih sayang. Saat sedang menyuapinya dengan ramuan khusus untuk menjaga tubuhnya, mata Xyon menangkap sesuatu yang berbeda.

"Tidak mungkin..." bisiknya, mengamati perubahan halus pada tubuh Xienna. Ada pancaran cahaya samar kebiruan yang menyelimuti perutnya.

Dengan tangan gemetar, Xyon segera memanggil tabib istana. Dr. Mortimer, seorang tabib tua yang telah mengabdi pada keluarga kerajaan vampir selama berabad-abad, bergegas datang.

"Yang Mulia," Dr. Mortimer membungkuk hormat sebelum mulai memeriksa Xienna. Tangannya yang keriput bergerak di atas tubuh Xienna, sihir diagnosis kuno mengalir dari jemarinya.

Tiba-tiba, mata tuanya melebar. "Ini... ini mustahil..."

"Ada apa, dokter?" tanya Xyon, kekhawatiran terdengar jelas dalam suaranya.

Dr. Mortimer menggelengkan kepalanya, takjub. "Yang Mulia, saya telah mempelajari sihir penyembuhan selama lima ratus tahun, tapi belum pernah melihat hal seperti ini." Ia menunjuk ke arah perut Xienna yang diselimuti cahaya biru. "Ada... kehidupan yang tumbuh di dalamnya."

Xyon terduduk di kursinya, shock. "Tapi bagaimana mungkin? Xienna sudah..."

"Ini di luar nalar medis," jawab Dr. Mortimer. "Tapi sihir yang mengalir dalam tubuhnya... ini bukan sihir biasa. Ini adalah sihir kehidupan paling murni yang pernah saya lihat."

Xyon berlutut di samping tempat tidur, menggenggam tangan Xienna. Cahaya biru itu semakin terang, seolah merespons sentuhannya.

"Mungkinkah ini karena..." Xyon teringat legenda kuno tentang cinta yang mengalahkan kematian. "Karena jiwa kami terikat?"

Dr. Mortimer mengangguk pelan. "Legenda mengatakan bahwa cinta sejati memiliki kekuatan untuk menciptakan keajaiban. Dan Yang Mulia... apa yang kita saksikan ini adalah keajaiban itu sendiri."

Selama beberapa hari berikutnya, Xyon nyaris tidak meninggalkan sisi Xienna. Ia mengamati bagaimana cahaya biru itu perlahan membesar, bagaimana kehidupan baru tumbuh dalam tubuh kekasihnya yang telah tiada.

Para pelayan berbisik-bisik tentang keajaiban ini. Beberapa mengatakan ini adalah berkah dari para dewa kuno. Yang lain percaya ini adalah bukti bahwa cinta Xyon dan Xienna telah membuka portal dimensi kehidupan dan kematian.

Setiap malam, Xyon bernyanyi untuk Xienna dan kehidupan baru yang tumbuh dalam dirinya. Ia menceritakan dongeng-dongeng tentang cinta abadi, tentang keajaiban yang terjadi pada mereka yang setia pada cintanya.

"Kau selalu penuh kejutan," bisik Xyon suatu malam, tangannya membelai perut Xienna yang bercahaya. "Bahkan sekarang, kau masih bisa membuatku takjub."

Dr. Mortimer datang setiap hari untuk memeriksa perkembangan yang terjadi. Ia mencatat setiap perubahan sekecil apapun, berharap bisa memahami keajaiban ini.

"Yang Mulia," kata Dr. Mortimer suatu hari, "sihir kehidupan ini... semakin kuat setiap harinya. Seolah-olah..." ia ragu sejenak, "seolah-olah nyonya Xienna sedang melawan kematian itu sendiri."

Xyon menatap wajah damai Xienna. "Apa maksudmu, dokter?"

"Lihat ini," Dr. Mortimer menunjuk ke arah jantung Xienna. "Ada... denyut sangat lemah. Hampir tak terdeteksi, tapi ada. Dan semakin hari... semakin kuat."

Air mata darah mengalir di pipi Xyon. Mungkinkah? Mungkinkah keajaiban ini tidak hanya membawa kehidupan baru, tapi juga...

"Kita harus terus mengamati perkembangannya," kata Dr. Mortimer. "Tapi Yang Mulia... saya mulai percaya bahwa cinta kalian tidak hanya menciptakan kehidupan baru. Tapi mungkin... mungkin juga mampu membawa kembali yang telah hilang."

Xyon mengecup kening Xienna dengan lembut. "Dengar itu, sayangku? Kau sedang berjuang, bukan? Berjuang untuk kembali pada kami..."

Malam itu, bulan purnama bersinar lebih terang dari biasanya. Para peri taman yang biasanya bersembunyi mulai menari di sekitar jendela kamar, menciptakan lingkaran cahaya keemasan. Seolah seluruh alam semesta ikut merayakan keajaiban cinta yang mampu mengalahkan kematian itu sendiri.

Dan di tengah keheningan malam, untuk pertama kalinya sejak Xienna pergi, jemarinya yang dingin bergerak sangat pelan - memberikan harapan bahwa keajaiban sejati baru saja dimulai.

Obsesi sang vampirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang