Bab 86 : Berbagi Kamar~~

4 0 0
                                    

Mentari sudah tinggi di langit ketika Xienna perlahan membuka matanya. Jam antik di dinding kamar Xyon menunjukkan pukul satu siang - ia telah tertidur selama hampir delapan jam sejak insiden "tersesat" tadi pagi. Kesadarannya mulai kembali, dan hal pertama yang ia sadari adalah aroma cedar yang familiar menguar di sekelilingnya.

Xienna menoleh ke samping dan tersentak pelan. Xyon masih ada di sana, berbaring menyamping menghadapnya dengan kepala bertumpu pada satu tangan. Vampir tampan itu masih mengenakan pakaian tidurnya - celana sutra hitam panjang dan kemeja putih yang tidak terkancing sempurna, memperlihatkan sebagian dada bidangnya yang terpahat sempurna.

'Sudah berapa lama kau memandangiku?' tangan Xienna bergerak membentuk isyarat gugup, rona merah mulai menjalar di pipinya.

"Hmm," Xyon tersenyum misterius, jemarinya yang panjang menyingkirkan helaian rambut dari wajah Xienna. "Mungkin sejak matahari terbit? Kau sangat menggemaskan saat tidur, sayang."

Xienna langsung menutupi wajahnya yang semakin memerah dengan kedua tangan. Xyon terkekeh melihat tingkah menggemaskan kekasihnya.

"Oh, dan jangan khawatir," Xyon meraih segelas air dari nakas di samping tempat tidur. "Kali ini aku memastikan kau tidak perlu berkeliaran mencari air lagi."

Xienna menerima gelas itu dengan tatapan penuh terima kasih. Tenggorokannya memang masih terasa kering. Ia meneguk air dengan perlahan, sangat menyadari tatapan intens Xyon yang tidak lepas darinya.

"Ngomong-ngomong," Xyon bergeser mendekat, suaranya mendadak menjadi lebih rendah dan... menggoda? "Aku sudah memikirkan sesuatu."

'Apa?' tanya Xienna, mencoba mengabaikan debaran jantungnya yang mulai tidak karuan karena kedekatan mereka.

"Bagaimana kalau..." Xyon sengaja menggantung kalimatnya, jemarinya bermain dengan ujung rambut Xienna. "Kau mulai tidur di sini setiap malam? Bukan hanya sekali-sekali?"

Mata Xienna melebar. Tangannya bergerak gugup, 'Ma-maksudmu?'

"Maksudku," Xyon mendekatkan wajahnya, "bagaimana kalau kita berbagi kamar? Tempat tidur ini terlalu besar untuk kutempati sendiri. Dan..." ia menyeringai, "bukankah lebih baik kalau ada yang langsung memberimu air saat kau haus di tengah malam?"

Xienna bisa merasakan wajahnya memanas. Otaknya mendadak kosong, tidak tahu harus merespon apa. Dan tanpa ia sadari, kepalanya bergerak memberikan anggukan kecil.

Seringai Xyon melebar. "Kau setuju, sayang?"

Kesadaran Xienna langsung kembali saat mendengar pertanyaan itu. Tunggu... dia baru saja mengangguk? Tangannya bergerak panik membentuk isyarat, 'Se-sepertinya tadi aku tidak sadar mengiyakannya, jadi itu tidak sah kan?'

Xyon tertawa kecil, suaranya dalam dan menggoda. Ia menangkap tangan Xienna yang masih bergerak gugup, mengecup punggung tangannya dengan lembut. "Sayang, bukankah kau tahu? Dalam tradisi vampir, setiap persetujuan yang telah diberikan tidak bisa ditarik kembali."

'Ta-tapi...' Xienna mencoba protes, tapi Xyon memotongnya dengan mengecup keningnya.

"Tidak ada tapi," bisik Xyon di telinga Xienna. "Lagipula, bukankah ini yang terbaik? Aku bisa langsung tahu kalau kau membutuhkan sesuatu. Tidak ada lagi kejadian tersesat di lorong."

Xienna menggigit bibirnya, masih ragu. Tapi ada bagian dari dirinya yang mengakui bahwa ide itu... tidak buruk juga. Tidur dalam pelukan Xyon selalu membuatnya merasa aman dan nyaman.

'Baiklah,' akhirnya Xienna menyerah, tangannya membentuk isyarat pelan. 'Tapi ada syaratnya.'

"Oh?" alis Xyon terangkat tertarik. "Apa itu, sayangku?"

'Kau harus berjanji selalu memakai pakaian lengkap saat tidur!' Xienna menunjuk dada Xyon yang terekspos dengan wajah merona.

Tawa Xyon meledak, memenuhi kamar dengan suaranya yang merdu. "Kau yakin itu yang kau mau?" godanya, sengaja merapatkan tubuhnya pada Xienna. "Bukankah kau suka melihatku seperti ini?"

'Xyon!' Xienna memukul pelan dada bidang kekasihnya, wajahnya semerah tomat matang.

"Baiklah, baiklah," Xyon mengalah, masih terkekeh geli. "Tapi sebagai gantinya..." ia mendekatkan bibirnya ke telinga Xienna, "kau harus membiarkanku memelukmu sepanjang malam."

Xienna hanya bisa mengangguk pasrah, terlalu malu untuk membentuk isyarat apapun. Xyon tersenyum puas, menarik gadis itu ke dalam pelukannya yang hangat.

"Nah, karena sekarang ini sudah resmi menjadi kamar kita," Xyon berbisik, "bagaimana kalau kita mulai mendekorasi ulang? Aku akan menyediakan lemari khusus untukmu, dan mungkin menambah beberapa bantal..."

Xienna tersenyum kecil dalam pelukan Xyon. Mungkin... mungkin keputusannya tidak terlalu buruk. Lagipula, siapa yang bisa menolak bangun setiap pagi dalam pelukan seorang vampir tampan yang mencintainya sepenuh hati?

Dan begitulah, dimulailah babak baru dalam kisah cinta Xienna dan Xyon - berbagi kamar, berbagi kehidupan, dan tentu saja, berbagi cinta yang semakin dalam setiap harinya.

Obsesi sang vampirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang