Di tengah ejekan yang bertubi-tubi, Xienna tetap mempertahankan postur anggunnya. Matanya menatap lurus ke depan dengan tenang, membuat beberapa lady mulai gelisah dengan sikapnya yang tak tergoyahkan.
"Sungguh mengherankan," Lady Victoria kembali mencoba memancing. "Bagaimana mungkin seorang Kaisar Vampir yang terhormat memilih gadis yang bahkan tak bisa berbicara? Bukankah itu akan mempermalukan kerajaan?"
Xienna hanya tersenyum tipis, teringat kata-kata Xyon sebelumnya: "Terkadang, keheningan adalah jawaban paling bijak."
Lady Ciel, yang mulai kesal karena Xienna tidak terprovokasi, berbisik cukup keras. "Mungkin dia menggunakan sihir atau ramuan cinta. Tidak mungkin Yang Mulia Xyon tertarik padanya secara natural."
Para lady lain terkikik mendengar sindiran itu, tapi tawa mereka terhenti saat merasakan perubahan suhu udara yang tiba-tiba. Angin dingin berhembus, membuat cangkir-cangkir teh bergetar.
Di tengah ketegangan itu, pintu taman terbuka. Xyon melangkah masuk dengan elegannya, membuat semua lady termasuk Lady Ciel dan Lady Victoria membeku ketakutan.
"Selamat sore, para lady," sapanya dengan suara dalam yang mengintimidasi. "Saya datang untuk menjemput kekasih saya."
Xyon berjalan ke arah Xienna, mengulurkan tangannya dengan lembut. 'Kau baik-baik saja, sayang?' tanyanya menggunakan bahasa isyarat, membuat semua yang hadir terkejut.
Xienna mengangguk, menyambut uluran tangan Xyon.
"Oh, dan satu hal lagi," Xyon berbalik menghadap para lady, matanya berkilat berbahaya. "Xienna mungkin tidak bisa berbicara, tapi dia memiliki hati yang lebih mulia dari siapapun di ruangan ini. Dan jika ada yang berani menghinanya lagi..." Suaranya menurun menjadi geraman pelan, "kalian akan berurusan langsung denganku."
Para lady menunduk ketakutan, termasuk Lady Ciel dan Lady Victoria yang wajahnya memucat.
Xyon membimbing Xienna keluar dari mansion itu. Di dalam kereta, ia memeluk Xienna erat.
"Maafkan aku membiarkanmu menghadapi mereka sendiri," bisiknya. "Aku ingin mereka tahu betapa kuatnya dirimu."
Xienna tersenyum, memberi isyarat: 'Terima kasih telah datang di saat yang tepat.'
"Selalu, sayangku," Xyon mengecup kening Xienna lembut. "Aku bangga padamu. Kau menunjukkan keanggunan dan kekuatan yang sejati hari ini."
Dalam perjalanan pulang, Xienna bersandar di bahu Xyon, merasa aman dan dicintai. Ia sadar bahwa kebisuannya bukanlah kelemahan - justru membuatnya lebih kuat dan bijak dalam menghadapi situasi.
Dan Xyon, sang Kaisar Vampir yang ditakuti, tidak pernah merasa lebih bangga pada kekasihnya seperti hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi sang vampir
Любовные романыPertemuan Takdir yang Gelap Dalam keheningan malam yang mencekam, istana Kekaisaran Veliau dipenuhi dengan cahaya lilin dan tawa merdu para tamu undangan. Di tengah keramaian itu, seorang gadis kecil berambut pirang keemasan dan mata sebening rubi...