Bab 68 : Godaan Manis di Pagi Hari

9 0 0
                                    

Mentari pagi mengintip malu-malu dari balik tirai kamar Xienna. Seharian ini, Xyon telah melakukan berbagai hal yang membuat jantung Xienna berdebar tak karuan. Mulai dari membisikkan kata-kata manis di telinganya saat sarapan, menggenggam tangannya lebih lama dari biasanya, hingga terus-menerus mencuri kesempatan untuk mencium keningnya.

"Xienna," panggil Xyon lembut, matanya tak lepas memandangi wajah kekasihnya.

Xienna yang sedang duduk di sampingnya menoleh, dan langsung disambut dengan tatapan intens Xyon yang membuat pipinya merona. Senyum misterius terus tersungging di bibir sang kaisar vampir.

'Kenapa dia terus menatapku seperti itu?' pikir Xienna, jantungnya berdegup kencang.

Xyon masih terus tersenyum, seolah ada rahasia manis yang tersembunyi di balik senyumannya. Rantai-rantai spiritual yang mengikat jiwa mereka berpendar hangat, membuat Xienna tanpa sadar semakin gelisah di bawah tatapannya.

Dengan tangan gemetar, Xienna membentuk isyarat, 'Apa kau sakit? Kau terus tersenyum seperti itu sejak tadi.'

"Sakit?" Xyon mengulang pertanyaannya, senyumnya semakin melebar. "Ya, mungkin aku memang sakit."

Xienna mengerutkan keningnya khawatir, tangannya terulur hendak memeriksa suhu tubuh Xyon.

"Sakit karena terlalu mencintaimu," bisik Xyon.

Belum sempat Xienna mencerna kata-katanya, Xyon sudah menangkap tangannya yang terulur dan menariknya mendekat. Dalam sekejap, bibir mereka bertemu dalam ciuman lembut yang tak terduga.

Mata Xienna membelalak kaget. Wajahnya yang sudah merah sejak tadi kini benar-benar menyala seperti kepiting rebus. Begitu Xyon melepaskan ciumannya, Xienna langsung menutupi wajahnya dengan kedua tangan, tidak berani menatap Xyon.

"Kenapa bersembunyi, hmm?" goda Xyon, mencoba menarik tangan Xienna dari wajahnya. "Aku suka melihat wajah merahmu."

Xienna menggeleng kuat-kuat, masih menolak menurunkan tangannya. Namun rantai-rantai spiritual yang mengikat mereka membuat tubuhnya tanpa sadar condong ke arah Xyon, mencari kedekatannya meski dalam keadaan malu.

"Kau tahu," Xyon berbisik di telinga Xienna, "kau semakin menggemaskan saat mencoba menghindar dariku seperti ini."

Xienna bisa merasakan senyuman Xyon bahkan tanpa melihatnya. Jantungnya berdebar semakin kencang, dan telinganya terasa panas.

"Lihat aku, sayang," pinta Xyon lembut.

Perlahan, sangat perlahan, Xienna menurunkan tangannya. Matanya masih menolak bertemu dengan mata Xyon, memilih menatap lantai seolah-olah itu adalah pemandangan paling menarik di dunia.

Xyon mengangkat dagu Xienna dengan lembut, memaksa gadis itu menatap matanya. "Kau sangat cantik saat malu-malu seperti ini."

Di bawah sinar matahari pagi yang hangat, cinta mereka bermain dalam godaan-godaan manis. Xienna mungkin tidak menyadari bahwa setiap reaksi malu-malunya, setiap rona merah di pipinya, hanya membuat ikatan jiwa mereka semakin kuat - tepat seperti yang diinginkan Xyon.

Obsesi sang vampirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang