Di kamar yang hanya diterangi cahaya lilin dan sinar bulan purnama, Xyon berdiri di samping ranjang tempat Xienna terbaring. Matanya yang gelap menatap wajah pucat kekasihnya, jemarinya yang dingin membelai lembut pipi Xienna yang kini kehilangan kehangatannya.
"Aku tidak akan membiarkanmu pergi," bisik Xyon, suaranya dalam dan penuh tekad. "Tidak untuk ketiga kalinya."
Xyon menggigit pergelangan tangannya sendiri, membiarkan darah vampir murninya mengalir. Darah itu berwarna merah gelap, hampir hitam, berkilau ditimpa cahaya lilin. Inilah darah yang akan dia gunakan untuk melakukan ritual kutukan vampir - sebuah ritual kuno yang hanya bisa dilakukan oleh vampir darah murni seperti dirinya.
"Dengan darah yang mengalir ini," Xyon memulai mantra kutukannya, suaranya bergema di keheningan malam, "aku mengikat jiwamu pada eksistensiku."
Dia meneteskan darahnya ke bibir pucat Xienna, membiarkan cairan merah pekat itu mengalir masuk. Udara di sekitar mereka mulai bergetar, dipenuhi energi magis yang pekat.
"Dengan kutukan ini, kau akan kembali padaku," lanjut Xyon, tangannya kini berada di atas dada Xienna tempat luka tusukan itu berada. "Tak peduli berapa kali kau terlahir kembali, tak peduli seberapa jauh kau mencoba lari, jiwamu akan selalu terikat padaku."
Cahaya merah gelap mulai menyelimuti tubuh Xienna, berpendar seperti kabut yang menari-nari. Xyon bisa merasakan energi kehidupan perlahan mengalir kembali ke dalam tubuh kekasihnya.
"Kutukan vampir," bisik Xyon, "adalah ikatan abadi yang tak bisa diputuskan. Bahkan kematian tak akan bisa memisahkan kita."
Namun ada harga yang harus dibayar untuk kutukan ini. Xienna tidak akan mengetahui bahwa dirinya terikat oleh kutukan vampir. Dia akan hidup seperti biasa, namun jiwanya akan selalu mencari Xyon - bahkan tanpa dia sadari.
"Kau mungkin akan membenciku karena ini," Xyon tersenyum getir, "tapi aku lebih memilih kau hidup dan membenciku, daripada kehilanganmu selamanya."
Ritual terus berlanjut selama beberapa menit. Cahaya merah semakin intens, menyelimuti seluruh ruangan dengan auranya yang mistis. Xyon bisa merasakan ikatan mulai terbentuk - sebuah rantai tak kasat mata yang mengikat jiwa mereka berdua.
Namun ketika cahaya itu perlahan memudar, wajah Xienna masih tetap pucat. Napasnya belum juga kembali, tubuhnya masih dingin seperti es.
"Sabarlah, sayangku," Xyon berbisik, mengecup lembut kening Xienna. "Kutukan ini membutuhkan waktu. Tapi kau akan kembali padaku. Kau pasti kembali."
Xyon duduk di tepi ranjang, tangannya tak lepas menggenggam jemari Xienna yang dingin. Di luar, bulan purnama bersinar semakin terang, seolah menjadi saksi atas ritual kutukan yang baru saja dilakukan.
"Dan selama kita menunggu kau terbangun," mata Xyon berkilat berbahaya, "aku akan mencari siapa yang telah berani melakukan ini padamu. Mereka akan membayar mahal atas perbuatan mereka."
Malam semakin larut, namun Xyon tetap terjaga di samping Xienna. Menunggu dengan sabar sampai kutukan vampir bekerja sepenuhnya, sampai kekasihnya membuka mata kembali. Meski dia tahu, ketika Xienna terbangun nanti, gadis itu mungkin tidak akan mengingatnya, tidak akan menyadari ikatan kutukan di antara mereka.
Tapi itu tidak masalah bagi Xyon. Selama Xienna hidup, selama jiwanya terikat padanya, dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan kembali hati kekasihnya - tak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi sang vampir
RomancePertemuan Takdir yang Gelap Dalam keheningan malam yang mencekam, istana Kekaisaran Veliau dipenuhi dengan cahaya lilin dan tawa merdu para tamu undangan. Di tengah keramaian itu, seorang gadis kecil berambut pirang keemasan dan mata sebening rubi...