Bab 13 : Kurungan Istana

22 2 0
                                    


Setahun telah berlalu sejak pertemuan tak terlupakan itu. Xienna, atau lebih tepatnya Ivory, kembali ke gua tersembunyi itu, namun kehilangan ingatan nya tentang ivory. Setiap bulan purnama, ia selalu datang ke tempat itu untuk merasakan kehadiran Xyon. Kali ini, ia membawa serta kalung perak itu, berharap bisa kembali bertemu dengan kekasihnya.

Saat ia menyentuh kalung itu, cahaya bulan berkilauan membanjiri gua. Dan seperti yang ia harapkan, sosok Xyon muncul di hadapannya. Namun, kali ini, Xyon tidak lagi berupa roh. Ia berdiri di sana, dengan wujud fisiknya yang gagah, mengenakan jubah hitam khas bangsawan vampir.

"Ivory," ucap Xyon dengan suara yang penuh kelembutan, namun juga terdengar sedikit cemas. Ia mengulurkan tangannya, ingin menyentuh wajah Ivory.

Ivory tersenyum. "Aku sangat merindukanmu, Xyon."

Tanpa ragu, Ivory menyambut uluran tangan Xyon. Dalam sekejap, mereka berdua sudah berada di dalam pelukan yang hangat. Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Xyon menatap Ivory dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi, Ivory," ucap Xyon dengan suara yang tegas.

Ivory mengerutkan kening. "Maksudmu?"

Xyon menarik Ivory ke dalam sebuah portal yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Dalam sekejap, mereka sudah berada di sebuah istana megah yang terbuat dari batu hitam.

"Selamat datang di kerajaanku, Ivory," ucap Xyon sambil tersenyum.
Ivory terkesima melihat keindahan istana itu. Namun, ia merasakan ada sesuatu yang aneh. Suasana di istana itu terasa mencekam, seolah-olah mereka sedang diawasi.

Xyon membawa Ivory ke sebuah kamar yang sangat indah. Kamar itu dipenuhi dengan perabotan mewah dan jendela-jendela besar yang menghadap ke taman yang luas.

"Ini kamarmu, Ivory. Tinggallah di sini bersamaku," ucap Xyon.
Ivory merasa tidak nyaman dengan semua ini. Ia merindukan kebebasan yang selama ini ia nikmati. Namun, ia tidak bisa menolak ajakan Xyon. Ia takut akan menyakiti hati Xyon jika menolaknya.

Hari demi hari berlalu, Ivory semakin menyadari bahwa Xyon menjadi sangat posesif terhadapnya. Ia tidak diizinkan untuk keluar dari istana. Xyon selalu mengawasinya kemanapun ia pergi. Ivory merasa seperti burung dalam sangkar emas.
Xyon yang tidak ingin kehilangan Ivory karena kesalahannya lagi, menjadi sangat obsesif dan protektif terhadap Ivory. Ia takut jika Ivory akan pergi meninggalkannya lagi.

Obsesi sang vampirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang