Kantin St. Catherine tampak lengang saat jam istirahat baru dimulai. Xienna duduk sendirian di sudut, sesekali menyesap teh earl grey-nya sambil membaca buku kimia.Nathan yang sedari tadi mengamati dari jauh, akhirnya memberanikan diri mendekat.
"Boleh... aku duduk di sini?" tanyanya ragu.
Xienna tidak menjawab, matanya tetap terfokus pada buku. Tapi Nathan bisa melihat jemarinya yang sedikit gemetar menggenggam cangkir teh.
"Xienna," Nathan duduk di sebelahnya. "Tentang waktu itu... di Excellence..."
"Kau milikku, Sayang. Jangan biarkan pria lain mendekatimu."
Bisikan possesif Aaron semalam terngiang di telinga Xienna, membuatnya mengeraskan rahang.
"Aku tahu kau marah," Nathan melanjutkan. "Tapi tatapan dinginku waktu itu... itu bukan untukmu. Aku..."
'Kenapa?' Xienna ingin bertanya. 'Kenapa kau menatapku seperti itu? Kenapa kau pergi tanpa penjelasan?'
Tapi suaranya tertahan. Bayangan Aaron yang berbisik possesif di telinganya membuat lidahnya kelu.
"Xienna, kumohon..." Nathan mencoba meraih tangannya.
"XIENNA!"
Kathy dan yang lain tiba-tiba muncul, membuat Nathan refleks menarik tangannya kembali.
"Kau harus lihat ini!" Emily menarik lengan Xienna antusias. "Ada buku-buku sains baru di perpustakaan!"
"Benarkah?" mata Xienna langsung berbinar, melupakan ketegangan sebelumnya.
"Yup!" Kathy mengangguk semangat. "Ada seri terbaru tentang biokimia yang kau tunggu-tunggu itu!"
"Dan..." Rose menambahkan dengan seringai jahil. "Ada satu lagi buku penting untuk masa depanmu~"
"Oh?" Xienna menoleh penasaran. "Buku apa?"
"'Cara Memanjakan Suami dengan Benar'!" mereka menjawab serempak.
"A-APA?!" wajah Xienna langsung merah padam.
"Kyaa! Lihat wajahnya!"
"Pasti sudah membayangkan Tuan Wintergale ya~"
"Mau kupinjamkan? Untuk... persiapan~""Ka-kalian!" Xienna menutupi wajahnya yang semerah tomat. "He-hentikan!"
"Aww, dia malu-malu!"
"Padahal nanti juga perlu~"
"Untuk melayani suami tercinta~""CUKUP!" Xienna berdiri dengan wajah super merah, campuran antara malu dan kesal. "A-aku ke perpustakaan sendiri saja!"
"Tunggu!" teman-temannya mengejar sambil tertawa. "Kita ikut~"
Nathan hanya bisa menatap nanar punggung Xienna yang menjauh. Dia bisa melihat bagaimana gadis itu nyaris membuka diri, sebelum bayangan Aaron kembali menariknya mundur.
'Dia mengurungmu dalam sangkar emas, Xienna,' Nathan membatin sedih. 'Dan kau bahkan tidak menyadarinya.'
Di perpustakaan, Xienna mencoba fokus pada buku-buku sains barunya, mengabaikan godaan teman-temannya yang masih membahas 'buku persiapan pernikahan'.
Ponselnya bergetar. Pesan dari Aaron:
"Kudengar Pierce mencoba mendekatimu di kantin. Remember dear, you're mine. Only mine."
Xienna merasakan campuran emosi yang membingungkan - takut, gugup, dan... sedikit senang? Entah sejak kapan possessiveness Aaron mulai terasa... menenangkan.
'Apa yang terjadi padaku?' Xienna membatin bingung.
Sementara itu di kantornya, Aaron tersenyum puas membaca laporan dari mata-matanya di St. Catherine. Rencananya berjalan sempurna - Xienna semakin menjauh dari masa lalunya, sementara teman-temannya tanpa sadar mendorong gadis itu semakin dalam ke pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi sang vampir
Любовные романыPertemuan Takdir yang Gelap Dalam keheningan malam yang mencekam, istana Kekaisaran Veliau dipenuhi dengan cahaya lilin dan tawa merdu para tamu undangan. Di tengah keramaian itu, seorang gadis kecil berambut pirang keemasan dan mata sebening rubi...