Hari yang ditunggu-tunggu Daren akhirnya tiba. Pelelangan akbar para bangsawan - sebuah acara mewah yang hanya dihadiri oleh kalangan atas. Daren menyeret Xienna ke gedung pelelangan, matanya berkilat tamak membayangkan kekayaan yang akan ia dapatkan.
Di dalam gedung megah itu, Xyon duduk di kursi khususnya dengan ekspresi dingin yang khas. Mata merahnya mengawasi setiap detail acara dengan tatapan bosan dan merendahkan. Para bangsawan lain diam-diam mencuri pandang ke arahnya - sang kaisar vampir yang legendaris, dikenal dengan kekejamannya yang tak kenal ampun.
Pelelangan dimulai dengan berbagai barang mewah. Ketika sebuah kalung ruby diperlihatkan, tubuh Xyon menegang. Matanya menyipit tajam, menatap kalung yang sangat ia kenal - kalung yang ia berikan pada Ivory berabad-abad lalu sebagai tanda kepemilikan.
"Tidak mungkin..." bisiknya dengan suara rendah yang berbahaya. Para pelayan di sekitarnya mundur ketakutan merasakan aura gelap yang menguar dari tubuhnya.
Xyon mencengkeram pegangan kursinya hingga retak. Kalung itu seharusnya hanya dimiliki oleh satu orang - Ivory-nya, jiwanya, obsesinya. Jika kalung itu ada di sini, maka...
Dugaannya terbukti ketika tirai panggung tersibak. Xienna berdiri di sana dengan kepala tertunduk, tubuhnya yang kurus bergetar. Meski kotor dan lemah, Xyon bisa melihat dengan jelas - itu adalah Ivory-nya yang telah lama hilang.
"Lelangan dimulai dari 1000 keping emas!" seru sang pelelang dengan bersemangat.
"5000 keping!" seorang bangsawan berseru.
"10.000 keping!" sahut yang lain.
"100.000 keping emas."
Suara dingin Xyon membekukan seluruh ruangan. Para bangsawan terdiam, tidak ada yang berani menawar lebih tinggi dari sang kaisar vampir.
Dengan langkah angkuh, Xyon naik ke panggung. Jemarinya yang dingin mengangkat dagu Xienna, memaksa gadis itu menatap matanya. Seringai kejam terbentuk di bibirnya saat ia melihat ketakutan di mata yang familiar itu.
"Xienna..." bisiknya rendah, suaranya sedingin es namun penuh obsesi. "Aku menemukanmu. Kau tak akan bisa lari dariku lagi."
Tubuh Xienna gemetar hebat mendengar suara itu - suara yang membangkitkan ingatan-ingatan yang telah lama terkubur. Xyon menariknya mendekat, membisikkan kata-kata yang membuat darahnya membeku.
"Kau adalah milikku, selamanya. Tak akan kubiarkan kau lepas untuk kedua kalinya."
Para bangsawan hanya bisa menyaksikan dalam diam ketika Xyon membawa Xienna pergi, jubah hitamnya berkibar dramatis. Tak ada yang berani mencegah - mereka tahu lebih baik daripada berurusan dengan sang kaisar vampir yang posesif.
Dan bagi Xienna, ini adalah awal dari takdir baru yang tak dapat ia hindari - terjebak selamanya dalam genggaman dingin sang kaisar yang terobsesi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi sang vampir
RomancePertemuan Takdir yang Gelap Dalam keheningan malam yang mencekam, istana Kekaisaran Veliau dipenuhi dengan cahaya lilin dan tawa merdu para tamu undangan. Di tengah keramaian itu, seorang gadis kecil berambut pirang keemasan dan mata sebening rubi...