Matahari mulai terbenam ketika kereta kuda yang membawa Xienna dan Xyon memasuki gerbang istana vampir. Langit yang keunguan menciptakan bayangan panjang di halaman istana yang luas.
Xienna, yang tadinya bersandar nyaman di bahu Xyon, tiba-tiba merasakan sensasi aneh di kepalanya. Pandangannya mulai berputar, dan kakinya terasa seperti jelly saat mencoba turun dari kereta.
"Xienna!" Xyon dengan sigap menangkap tubuh Xienna yang hampir terjatuh. Wajahnya langsung dipenuhi kekhawatiran. "Sayang, kau baik-baik saja?"
Xienna mencoba tersenyum lemah, mengangguk pelan untuk menenangkan kekasihnya. Namun tiba-tiba, rasa sakit yang luar biasa menyerang kepalanya. Rasanya seperti ada palu raksasa yang menghantam tengkoraknya berulang kali.
'S-sakit...' isyaratnya lemah, sebelum kesadarannya menghilang sepenuhnya.
"Xienna! XIENNA!" Xyon berteriak panik, segera mengangkat tubuh mungil kekasihnya. Wajah Xienna pucat pasi, dan keringat dingin mulai membasahi keningnya.
Dengan langkah cepat namun hati-hati, Xyon membawa Xienna ke kamarnya. Para pelayan yang melihat segera berlarian mengambil air hangat dan kain kompres.
"Panggilkan tabib istana! SEKARANG!" perintah Xyon dengan nada yang membuat para pelayan bergidik ketakutan.
Dengan lembut, Xyon membaringkan Xienna di ranjang. Tangannya yang dingin mengusap kening Xienna yang basah oleh keringat. Pikirannya berputar, mencoba mengingat apa yang bisa menyebabkan Xienna tiba-tiba sakit seperti ini.
"Pesta teh sialan itu..." geramnya saat teringat. "Mereka pasti memasukkan sesuatu ke dalam minuman Xienna."
Amarah mulai menguasai Xyon. Matanya berubah merah menyala, dan aura gelap mulai menguar dari tubuhnya. Ingin rasanya ia pergi sekarang juga ke mansion Lady Victoria dan menghancurkan tempat itu beserta penghuninya.
Tapi ia tidak bisa. Tanpa bukti, tindakan seperti itu hanya akan mencoreng nama baik Xienna. Dan saat ini, Xienna membutuhkannya di sini.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi sang vampir
RomancePertemuan Takdir yang Gelap Dalam keheningan malam yang mencekam, istana Kekaisaran Veliau dipenuhi dengan cahaya lilin dan tawa merdu para tamu undangan. Di tengah keramaian itu, seorang gadis kecil berambut pirang keemasan dan mata sebening rubi...