Obsesi sang vampir

Bab 84 : Lompatan Penuh Cinta

Xienna masih berdiri gemetar di atap istana, mencengkeram cerobong asap seolah hidupnya bergantung pada benda itu. Angin pagi memainkan gaun dan rambutnya, membuat situasinya terasa semakin menakutkan.

"Sayang," Xyon memanggil dengan nada lembut, masih melayang di udara. "Kau tahu aku tidak akan pernah membiarkanmu terluka."

Xienna menggeleng kuat-kuat. Tangannya bergerak membentuk isyarat gugup, 'Tapi ini terlalu tinggi! Bagaimana kalau kau tidak menangkapku?'

Tawa kecil meluncur dari bibir Xyon. "Aku? Tidak menangkapmu?" ia menggeleng geli. "Sayang, aku bahkan bisa mendengar detak jantungmu dari sini. Kau pikir aku akan membiarkan sesuatu terjadi pada gadis yang kucintai?"

Wajah Xienna merona mendengar kata-kata itu, tapi ketakutannya masih lebih besar. 'Tetap saja...'

"Baiklah," Xyon mengubah taktiknya. "Bagaimana kalau kuberi hadiah special kalau kau berani melompat?"

Xienna mengangkat alisnya tertarik. 'Hadiah apa?'

"Hmm," Xyon tersenyum misterius. "Bagaimana kalau... kuajari kau bahasa kuno vampir? Bukankah kau selalu penasaran dengan tulisan-tulisan di kamarku?"

Mata Xienna berbinar. Ia memang selalu ingin belajar bahasa vampir kuno, tapi Xyon selalu mengatakan itu terlalu sulit.

"Dan..." Xyon menambahkan dengan seringai menggoda, "akan kuizinkan kau tidur di kamarku lagi malam ini."

Wajah Xienna kembali memerah. Tangannya bergerak cepat, 'Siapa yang mau tidur di kamarmu!'

"Oh?" Xyon mengangkat alisnya. "Bukankah semalam kau tidur sangat nyenyak? Bahkan tersenyum dalam tidurmu..."

'Xyon!' Xienna memprotes dengan isyarat tangannya, tapi rona merah di wajahnya semakin pekat.

Xyon tertawa melihat reaksi menggemaskan kekasihnya. "Ayolah, sayang. Percaya padaku."

Xienna menggigit bibirnya, mempertimbangkan situasi. Di satu sisi, ketinggian ini benar-benar menakutkan. Tapi di sisi lain... matanya menatap Xyon yang melayang di bawah, lengannya terbuka siap menangkapnya, dan senyum penuh kasih di wajahnya.

'Kau janji akan menangkapku?' tangannya membentuk isyarat ragu-ragu.

"Dengan seluruh hidupku," jawab Xyon serius. "Aku akan selalu menangkapmu, Xienna. Selalu."

Ketulusan dalam suara Xyon akhirnya meluluhkan ketakutan Xienna. Perlahan, ia melepaskan pegangannya pada cerobong asap. Kakinya gemetar saat ia melangkah ke tepi atap.

"Itu benar," Xyon memberi semangat. "Percaya padaku, sayang."

Xienna memejamkan mata, menarik napas dalam-dalam. Tangannya membentuk isyarat terakhir, 'Kalau kau tidak menangkapku, aku tidak mau bicara denganmu selama seminggu!'

Xyon tertawa kecil. "Deal. Sekarang, melompatlah."

Dengan satu gerakan cepat, sebelum keberaniannya hilang, Xienna melompat dari atap. Angin menerpa wajahnya, jantungnya seolah berhenti berdetak untuk sesaat.

Namun sebelum rasa takut sempat menguasainya sepenuhnya, ia merasakan sepasang lengan kokoh menangkap tubuhnya. Aroma cedar dan mint yang familiar memenuhi inderanya, dan kehangatan yang ia kenal dengan baik menyelimutinya.

"Got you," bisik Xyon di telinganya.

Xienna membuka matanya perlahan, mendapati dirinya aman dalam pelukan Xyon yang masih melayang di udara. Jantungnya berdebar kencang, campuran antara sisa ketakutan dan kebahagiaan.

"Lihat? Tidak seburuk yang kau bayangkan kan?" Xyon tersenyum, mengecup kening Xienna dengan lembut.

Xienna memukul pelan dada Xyon, tapi kemudian membenamkan wajahnya di ceruk leher vampir itu. Tangannya melingkar erat di leher Xyon, tidak ingin melepaskan.

"Dan sekarang," Xyon berbisik jahil, "kurasa aku harus menepati janjiku. Pelajaran bahasa vampir kuno... dan malam yang special di kamarku."

Wajah Xienna kembali merona, tapi kali ini ia tidak protes. Mungkin... mungkin tidur di kamar Xyon tidak seburuk itu.

Xyon terbang perlahan menuju taman mawar, membawa Xienna yang masih erat dalam pelukannya. Di bawah sinar matahari pagi, mereka tampak seperti lukisan indah - sang vampir dan kekasihnya, melayang di antara kelopak-kelopak mawar putih yang menari tertiup angin.

Bersambung...