Bab 134 : Kekuatan Terlarang Milik Xyon

2 0 0
                                    

"Kalian tidak mengerti," Lord Shadowmere mengangkat tangannya, energi hitam berkumpul di sekelilingnya. "Kekuatan ini... kekuatan yang telah kami kumpulkan selama berabad-abad!"

Axel bergerak ke depan Luna dan Lily yang masih terikat, pedangnya terhunus. Namun sebelum pertarungan dimulai, Xyon muncul di ambang pintu.

"Ayah, jangan!" Axel berteriak, melihat kondisi ayahnya yang masih lemah.

Tapi mata Xyon berbeda. Ada kilatan merah gelap yang belum pernah Axel lihat sebelumnya.

"Maafkan ayah, Axel," Xyon tersenyum lemah. "Ada satu hal yang tidak pernah ayah ceritakan padamu."

Xyon mengangkat kedua tangannya. Udara di sekitar mereka terasa berat, mencekik. Luna merasakan sihirnya bereaksi dengan kekuatan asing yang mulai menguar dari tubuh Xyon.

"Kekuatan ini..." Lord Shadowmere mundur selangkah, "tidak mungkin... kau menguasai Crimson Curse?"

"Ya," Xyon mengangguk, urat-urat merah mulai muncul di wajahnya. "Segel darah kuno yang dilarang. Kekuatan yang membunuh penggunanya perlahan-lahan."

"AYAH, HENTIKAN!" Axel berusaha mendekat, tapi energi di sekeliling Xyon terlalu kuat.

"Maafkan ayah yang lemah ini, Axel," suara Xyon bergetar. "Selama sepuluh tahun ayah berbaring, bukan hanya untuk memulihkan diri... tapi untuk menyempurnakan segel ini."

Luna memeluk Lily yang gemetar, air mata mengalir di pipinya melihat pengorbanan yang akan dilakukan Xyon.

"CRIMSON CURSE: ETERNAL DAMNATION!"

Ruangan itu dipenuhi cahaya merah darah. Lord Shadowmere menjerit, tubuhnya mulai hancur menjadi abu hitam. Seluruh benteng bergetar hebat.

"Tidak... TIDAK! Kekuatan ini seharusnya milik kami!" adalah kata-kata terakhir Lord Shadowmere sebelum lenyap sepenuhnya.

Begitu cahaya merah memudar, tubuh Xyon oleng. Axel bergerak cepat menangkap ayahnya sebelum membentur lantai.

"Ayah! Ayah bertahanlah!"

Wajah Xyon pucat pasi, urat-urat merah masih terlihat di kulitnya yang semakin dingin. "Maafkan ayah... ayah harus melakukannya..."

"Luna!" Axel memanggil dengan suara pecah. "Bisakah kau..."

Luna berlutut di samping mereka, tangannya gemetar memeriksa kondisi Xyon. "Kekuatan itu... terlalu besar. Dia... dia mengorbankan hampir seluruh energi kehidupannya."

"Ayah tidak boleh pergi," Axel memeluk tubuh Xyon yang tak sadarkan diri. "Tidak sekarang... tidak seperti ini..."

Luna meletakkan tangannya di atas dada Xyon, cahaya violet lembut mengalir. "Masih ada detak jantung... sangat lemah, tapi masih ada. Kita harus segera membawanya kembali ke istana.

Benteng Shadowmere runtuh di belakang mereka saat Axel membawa tubuh ayahnya keluar, diikuti Luna yang membantu Lily berjalan. Pasukan kerajaan menyambut mereka dengan sorak kemenangan, yang segera berubah menjadi keheningan melihat kondisi Raja Xyon.

"Bertahanlah, Ayah," Axel berbisik, air mata darah mengalir di pipinya. "Kumohon... bertahanlah."

Luna menggenggam tangan Axel, memberikan kekuatan dalam diam. Di langit, fajar mulai menyingsing, membawa harapan baru sekaligus ketidakpastian akan nasib sang raja yang telah mengorbankan segalanya demi putra dan kerajaannya.

Obsesi sang vampirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang