Saat bel istirahat berbunyi, Kathy, Emily dan Rose bergegas mengelilingi meja Xienna dengan ekspresi penuh rahasia.
"Lihat apa yang kami bawa!" Emily mengeluarkan beberapa buku dari tasnya dengan antusias.
Xienna menatap tumpukan buku itu dengan mata melebar. Sampul-sampul pastel dengan judul yang membuat pipinya langsung merona.
"Karena kau sudah mulai... 'praktek'," Rose mengedipkan mata jahil, "Kami pikir kau mungkin tertarik dengan koleksi kami."
"I-itu..." Xienna tergagap, matanya melirik gugup ke sekeliling kelas.
"Tenang saja," Kathy berbisik, "Semua orang sedang ke kantin."
Dengan hati-hati, Emily mengambil buku pertama. "'How to Be the Perfect Wife' - edisi spesial dengan tips romantis untuk pasangan muda!"
Xienna menatap sampul buku itu - seorang istri yang dengan lembut menyiapkan dasi suaminya. Tanpa bisa dicegah, bayangannya melayang...
Xienna membayangkan dirinya berjinjit, dengan gugup mencoba merapikan dasi Aaron. Tangan Aaron menggenggam pinggangnya, menariknya mendekat. "Kau semakin pandai, dear wife..."
"Xienna!" Kathy melambai-lambaikan tangan di depan wajah Xienna yang memerah.
"Ah, dia pasti membayangkan sesuatu," Rose terkikik. "Oke, buku kedua!"
"'Sweet Moments: 100 Ways to Make Him Smile'," Kathy membaca dengan nada menggoda.
Halaman yang terbuka menampilkan ilustrasi tentang membuat kue bersama. Pikiran Xienna kembali melayang...
Aaron memeluknya dari belakang sementara dia mencoba menghias cupcake. "Kau mengotori pipimu dengan krim, dear." Lalu dengan lembut, Aaron mengusap pipinya, membuat jantung Xienna berdebar tak karuan.
"Lihat wajahnya semakin merah!" Emily tertawa kecil.
"Ini yang paling menarik," Rose mengeluarkan buku ketiga. "'Romantic Evening Guide: Making Every Night Special'."
Xienna nyaris tersedak melihat sampulnya yang menampilkan pasangan sedang berpelukan di bawah sinar rembulan.
Aaron menggenggam tangannya di balkon, bulan purnama bersinar terang di atas mereka. "Kau lebih indah dari bulan malam ini, dear..." Dan seperti malam sebelumnya, tangan Aaron akan menutup matanya dengan lembut...
"Xienna?" Kathy mengibaskan buku di depan wajah Xienna. "Kau baik-baik saja? Wajahmu seperti kepiting rebus!"
"A-aku..." Xienna mencoba bicara, tapi lidahnya kelu.
"Oh, tunggu sampai kau lihat yang ini," Emily mengeluarkan buku terakhir. "'The Art of Love: Advanced Guide for Young Wives'."
"I-itu..." Xienna menutup wajahnya dengan kedua tangan, terlalu malu untuk melihat sampulnya.
"Jadi?" Rose menyenggol bahu Xienna pelan. "Mau pinjam yang mana?"
"Ti-tidak usah!" Xienna menggeleng cepat.
"Ayolah," Emily membujuk. "Bukannya kau ingin membuat Aaron bahagia?"
Xienna mengintip dari sela jarinya. Memang benar, dia ingin menjadi... istri yang baik. Meski status mereka masih membingungkan, tapi...
"A-aku..." Xienna akhirnya menurunkan tangannya, melirik malu-malu ke arah buku-buku itu.
"Yes!" ketiga temannya bersorak pelan.
"Tapi!" Xienna cepat-cepat menambahkan. "Ja-jangan yang terlalu..."
"Tenang saja," Kathy tersenyum penuh pengertian. "Kita mulai dari yang dasar dulu."
Mereka menghabiskan sisa waktu istirahat membahas buku-buku itu. Xienna lebih banyak diam, wajahnya terus memerah sementara pikirannya dipenuhi bayangan-bayangan tentang Aaron - senyumnya, sentuhannya, ciuman lembutnya...
Di sudut kelas, Nathan yang baru kembali dari kantin melihat pemandangan itu dengan tatapan gelap. Dia bisa menebak isi buku-buku itu, dan membayangkan bagaimana Aaron akan memanfaatkan situasi ini membuat darahnya mendidih.
'Mereka membuatnya semakin mudah untukmu, bukan?' Nathan membatin pahit. 'Membantu memprogram ulang Xienna menjadi boneka sempurna yang kau inginkan.'
Tapi Xienna tidak menyadari tatapan Nathan. Dia terlalu sibuk mendengarkan penjelasan teman-temannya, sesekali mencuri pandang ke arah buku-buku itu, membayangkan bagaimana dia bisa membuat Aaron bahagia...
'Aaron...' Xienna menyentuh bibirnya tanpa sadar. 'Apa kau akan senang kalau aku belajar lebih banyak?'
Bel masuk berbunyi, memaksa mereka mengakhiri diskusi. Tapi Xienna tetap membawa pulang dua buku - yang paling 'aman' menurut teman-temannya - tersembunyi rapi di dalam tasnya.
Yang tidak dia tahu, sore nanti Aaron akan menemukan buku-buku itu, dan seringai di balik topengnya akan semakin lebar, mengetahui rencananya berjalan semakin mulus...
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi sang vampir
RomancePertemuan Takdir yang Gelap Dalam keheningan malam yang mencekam, istana Kekaisaran Veliau dipenuhi dengan cahaya lilin dan tawa merdu para tamu undangan. Di tengah keramaian itu, seorang gadis kecil berambut pirang keemasan dan mata sebening rubi...