Sore itu, dengan langkah berat, Xienna memasuki gedung Laurent Corporation. Para karyawan berbisik-bisik melihatnya lewat, berita tentang insiden mall itu sudah menyebar kemana-mana.
Di ruangan ayahnya yang berada di lantai 25, Mr. Laurent duduk dengan wajah dingin.
"Duduk," perintahnya tanpa basa-basi.
Xienna menurut, tangannya gemetar di pangkuannya.
"Kau tahu kenapa kau dipanggil kesini?" Mr. Laurent memutar layar komputernya, menampilkan artikel-artikel tentang insiden mall. "Kau membuat malu keluarga Laurent. Berhadapan dengan Aaron Wintergale? Dia adalah rekan bisnis penting perusahaan kita!"
"M-maafkan aku, Ayah... aku tidak sengaja..."
"Tidak sengaja?" Mr. Laurent menggebrak meja. "Mulai besok, sopir akan mengantarmu ke sekolah. Tidak ada jalan-jalan ke mall. Tidak ada aktivitas selain sekolah dan les. Mengerti?"
Keesokan harinya...
"Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru," Mrs. Peterson mengumumkan. "Nathan Pierce, silakan masuk."
Seorang pemuda tampan berambut cokelat memasuki kelas. Mata hijaunya yang hangat menyapu seluruh ruangan, berhenti sejenak saat melihat Xienna yang duduk di pojok belakang.
"Halo, saya Nathan Pierce. Senang bertemu kalian semua," dia memperkenalkan diri dengan senyum ramah.
"Kau bisa duduk di..." Mrs. Peterson mengedarkan pandangan.
"Di sebelah Xienna saja, Bu," Nathan menyela sopan, mengejutkan seluruh kelas. Bisik-bisik langsung terdengar. Siapa yang mau duduk di sebelah 'si pembuat malu' itu?
Tapi Nathan tetap tersenyum, melangkah mantap ke arah Xienna.
"Hai, aku Nathan," dia mengulurkan tangan. "Boleh aku duduk di sini?"
Xienna mengangkat wajahnya perlahan, terkejut ada yang mau bicara dengannya setelah insiden kemarin. "T-tentu..."
Di kantornya, V/Aaron mengepalkan tangannya melihat interaksi itu melalui CCTV. "Siapa dia?" desisnya marah. Jari-jarinya dengan cepat mengetik perintah untuk menyelidiki latar belakang Nathan.
Hari-hari berikutnya, Nathan menjadi satu-satunya orang yang terang-terangan baik pada Xienna. Dia tidak peduli dengan gosip atau tatapan aneh dari yang lain.
"Kau suka matematika?" tanya Nathan suatu hari saat istirahat di perpustakaan.
"Y-ya..." Xienna menjawab ragu.
"Aku payah dalam matematika," Nathan tertawa. "Mungkin kau bisa mengajariku?"
Untuk pertama kalinya sejak insiden mall, Xienna tersenyum tulus.
Mereka mulai menghabiskan waktu bersama. Nathan mungkin tidak secerdas Xienna, tapi dia memiliki ketulusan yang membuat Xienna merasa aman. Di sela-sela les privatnya, mereka akan bertemu di perpustakaan. Nathan dengan soal-soal matematikanya yang berantakan, dan Xienna yang perlahan membuka diri.
Sementara itu, V/Aaron semakin frustasi. Investigasinya tentang Nathan tidak menemukan apapun mencurigakan. Dia benar-benar hanya siswa biasa yang kebetulan pindah ke sekolah ini.
"Dia mengacaukan semuanya," V/Aaron mendesis, melihat foto-foto surveillance Xienna dan Nathan yang tertawa bersama di perpustakaan.
Sebagai Shadows_Whisper, dia mengirim pesan:
"Kudengar kau mulai dekat dengan seseorang. Hati-hati, tidak semua orang setulus yang terlihat."Tapi Xienna membalas:
"Nathan berbeda. Dia... dia melihatku sebagai diriku, bukan sebagai bahan tertawaan."V/Aaron membanting gelasnya ke dinding. "Tidak, tidak, tidak! Kau seharusnya hanya bergantung padaku!"
Alex yang berdiri di sudut ruangan bertanya hati-hati, "Haruskah kita... menyingkirkan Nathan?"
"Tidak," V/Aaron tersenyum dingin. "Biarkan saja. Biar dia yang membuat Xienna semakin terluka nantinya. Karena semakin dalam dia jatuh cinta, semakin sakit dia akan terluka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi sang vampir
RomancePertemuan Takdir yang Gelap Dalam keheningan malam yang mencekam, istana Kekaisaran Veliau dipenuhi dengan cahaya lilin dan tawa merdu para tamu undangan. Di tengah keramaian itu, seorang gadis kecil berambut pirang keemasan dan mata sebening rubi...