Bel pulang sekolah berbunyi nyaring. Xienna menghela napas panjang, mencoba fokus membereskan bukunya meski pikirannya melayang kemana-mana.
'Aku harus mencari cara kabur,' batinnya. 'Tidak mungkin terus-terusan tinggal dengan dokter possesif itu!'
"Xienna?" Kathy menepuk bahunya. "Kau tidak pulang?"
"Ah..." Xienna tersadar dari lamunannya. "Se-sebentar lagi."
"Tuan Wintergale belum menjemput?" Emily mengedipkan mata jahil.
"Tidak!" Xienna cemberut. "Aku bisa pulang sendiri!"
Tapi dalam hati, sebuah ide mulai terbentuk. Ya... mungkin ini kesempatannya!
Dengan tangan gemetar, Xienna mengeluarkan ponselnya dan mengetik pesan untuk Aaron:
"Aaron, hari ini aku akan menginap di rumah temanku untuk mengerjakan tugas kelompok."
Jantungnya berdebar kencang menunggu balasan. Beberapa menit kemudian...
"Oh? Tugas apa, istriku tersayang?"
"Pr matematika! Banyak sekali, jadi kami harus mengerjakannya bersama."
"Hmm... di rumah teman yang mana?"
Xienna menelan ludah. "Di rumah Sara! Kau ingat dia kan?"
Hening sejenak sebelum balasan datang:
"Aku tahu. Baiklah, jaga dirimu sayang. Jangan lupa obatmu."'Dia percaya!' Xienna nyaris melompat girang.
Setelah memastikan mobil Aaron tidak terlihat di gerbang sekolah, Xienna bergegas menuju apartemen lamanya. Tangannya gemetar saat membuka pintu.
'Akhirnya...' dia menghela napas lega. 'Aku bisa tidur di kasurku sendiri!'
Baru saja dia hendak berbaring, ponselnya berdering. Pesan dari Aaron:
"Istriku tersayang, sepertinya ada yang aneh."
Jantung Xienna mencelos. "A-apa maksudmu?"
"aku baru saja menghubungi Sara. Dan kau tahu apa yang dia katakan?"
Keringat dingin mulai mengalir di dahi Xienna. "A-apa?"
"Dia bilang tidak ada tugas kelompok. Dan kau tidak menginap di rumahnya."
Xienna panik. "Ma-mungkin kau salah menghubungi Sara yang lain!"
"Oh? Kalau begitu, bisa jelaskan kenapa semua temanmu bilang hal yang sama?"
"I-itu..." Xienna tergagap. "A-aku sudah di rumah temanku sekarang!"
"Benarkah?"
BRAK!
Suara pintu yang didobrak membuat Xienna terlonjak. Di ambang pintu, Aaron berdiri dengan ponsel di tangan, masih dalam posisi menelpon.
"Baiklah, baiklah ," Aaron tersenyum berbahaya di balik topengnya. "Apa yang kita punya disini?"
"A-aaron!" Xienna mundur perlahan. "Ba-bagaimana kau..."
"Bagaimana aku tahu?" Aaron melangkah masuk dengan tenang. "Istriku tersayang, kau lupa siapa suamimu?"
Xienna terus mundur hingga punggungnya menabrak dinding. "A-aku bisa jelaskan!"
"Oh?" Aaron semakin mendekat. "Jelaskan apa? Bagaimana kau berbohong padaku? Atau bagaimana kau mencoba kabur... lagi?"
"I-itu..." Xienna menelan ludah melihat kilat berbahaya di mata Aaron.
"Sssh," Aaron meletakkan tangannya di dinding, mengurung Xienna. "Kamu tahu apa yang terjadi pada pasien nakal yang berbohong, bukan?"
"A-aku tidak berbohong!" Xienna mencoba membela diri. "A-aku hanya..."
"Hanya apa? " Aaron berbisik tepat di telinga Xienna. "Mencoba kabur dari doktermu?"
"Ti-tidak!" Xienna menggeleng panik. "A-aku hanya rindu apartemenku..."
"Hmm?" Aaron mengangkat dagu Xienna. "Bukankah apartemenku jauh lebih nyaman? Atau..." dia menyeringai. "'Perawatanku' kurang memuaskan?"
Wajah Xienna langsung merah padam. "Bu-bukan begitu!"
"Jadi kenapa?" Aaron mengeratkan kungkungannya. "Kenaka kamu selalu mencoba melarikan diri?"
"Ka-karena..." Xienna menunduk. "A-aku tidak bisa terus-terusan bergantung padamu..."
"Dan kenapa tidak?" Aaron mengusap pipi Xienna. "Bukankah itu tugas seorang dokter? Merawat pasiennya?"
"Ta-tapi..."
"Tidak ada tapi," Aaron memotong tegas. "Kamu adalah pasienku. Istriku. milikku."
Xienna merasakan lutunya melemas mendengar nada possesif itu.
"Dan karena kau sudah berbohong..." Aaron tersenyum berbahaya. "Sepertinya kau butuh 'perawatan khusus' lagi."
"Ja-jangan!" Xienna mencoba memberontak saat Aaron mengangkat tubuhnya. "A-aku janji tidak akan kabur lagi!"
"Sudah terlambat, sayang," Aaron berbisik seduktif. "Kau harus dihukum karena sudah nakal."
"A-aaron..." Xienna memohon dengan mata berkaca-kaca.
"Jangan khawatir" Aaron mengecup kening Xienna. "Aku akan menjagamu dengan baik... sepanjang malam."
"EHHH?!""Dan kali ini," Aaron menyeringai. "Aku akan memastikan kau tidak bisa kabur lagi."
Tanpa basa-basi, Aaron membawa Xienna keluar apartemen, menguncinya, lalu membawa 'pasien nakalnya' kembali ke 'rumah sakit pribadinya'.
"Pasienku tersayang" Aaron berbisik possesif. "Siap untuk perawatan spesial? "
Dan Xienna? Dia hanya bisa pasrah, tahu bahwa malam ini akan menjadi malam yang sangat, sangat panjang...
Di sudut ruangan, ponsel Xienna berdering. Pesan dari teman-temannya:
"Xienna! Tuan Wintergale menanyakan tentangmu!"
"Maaf kami memberitahunya yang sebenarnya!"
"Semoga kau selamat dari 'hukumannya' ya!"Tapi tentu saja, Xienna tidak bisa membalas. Karena saat ini, dia sedang 'dihukum' oleh dokter possesifnya yang tidak akan melepaskannya... selamanya.
Dan malam itu, apartemen Aaron dipenuhi suara 'perawatan intensif' untuk seorang pasien yang terlalu nakal...
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi sang vampir
RomancePertemuan Takdir yang Gelap Dalam keheningan malam yang mencekam, istana Kekaisaran Veliau dipenuhi dengan cahaya lilin dan tawa merdu para tamu undangan. Di tengah keramaian itu, seorang gadis kecil berambut pirang keemasan dan mata sebening rubi...