Setelah tiga jam yang terasa begitu panjang, rapat akhirnya selesai. Xyon hampir tak bisa menyembunyikan kelegaannya saat para tetua dan perwakilan klan mulai meninggalkan Aula Kristal satu per satu.
"Yang Mulia," Callum mendekat setelah ruangan hampir kosong. "Saya sudah mengatur agar koridor menuju sayap utara dikosongkan sementara."
"Terima kasih, Callum," Xyon mengangguk singkat sambil dengan hati-hati mengangkat tubuh tak kasat mata Xienna. Jantungnya berdebar tidak tenang - selama rapat tadi, dia merasakan suhu tubuh Xienna semakin menurun.
Xyon melangkah cepat melewati koridor-koridor istana, nyaris berlari. Pikirannya hanya terfokus pada satu hal: membawa Xienna kembali ke kamarnya secepat mungkin dan memeriksa kondisinya.
Namun tepat di tikungan menuju sayap utara, sebuah sosok tinggi besar muncul tiba-tiba dari arah berlawanan. Xyon yang sedang terburu-buru tak sempat menghindar, dan tabrakan pun tak terelakkan.
"Ah!" Xyon terhuyung, dan dalam keterkejutannya, pelukannya pada Xienna terlepas. Tubuh tak kasat mata kekasihnya terjatuh ke lantai dengan suara debam pelan yang hanya bisa didengar olehnya.
"Yang Mulia!" sosok yang ditabraknya membungkuk dalam. "Mohon maaf atas kelancangan saya."
Xyon mengangkat wajahnya, amarah berkilat di mata merahnya saat mengenali sosok di hadapannya - Baron Vladimir dari Klan Timur, salah satu bangsawan yang absen dari rapat penting tadi.
"Baron Vladimir," suara Xyon dingin dan tajam, mengandung ancaman terselubung yang membuat udara di sekitar mereka seolah membeku. "Sungguh mengejutkan melihat Anda berkeliaran di istana setelah dengan lancang mengabaikan panggilan rapat Dewan."
Baron Vladimir menelan ludah gugup. "Yang Mulia, saya... saya mohon maaf. Ada urusan mendadak yang-"
"Urusan yang lebih penting dari masa depan kerajaan kita?" Xyon memotong dengan nada sarkastik. Matanya melirik sekilas ke arah lantai di mana Xienna terbaring tak kasat mata, dan amarahnya semakin membara. "Atau mungkin Anda terlalu sibuk dengan... pesta-pesta mewah yang sering Anda adakan itu?"
Wajah Baron Vladimir memucat. Berita tentang pesta-pesta mewahnya yang menghabiskan uang rakyat memang sudah menjadi rahasia umum.
"Saya... saya..."
"Dengar baik-baik, Baron," Xyon melangkah maju, auranya yang mengintimidasi membuat Baron Vladimir mundur selangkah. "Ketidakhadiran Anda hari ini telah tercatat dengan baik. Dan jika laporan yang kuterima tentang penyelewengan dana rakyat itu benar..." dia membiarkan kalimatnya menggantung, memberi efek yang lebih mengancam.
"A-ampun, Yang Mulia! Saya berjanji hal ini tidak akan terulang!"
"Untuk kebaikan Anda sendiri, sebaiknya memang begitu," Xyon tersenyum dingin. "Sekarang, menyingkirlah dari hadapanku sebelum aku memutuskan untuk menghukummu saat ini juga."
Baron Vladimir membungkuk dalam-dalam sebelum berbalik dan nyaris berlari meninggalkan tempat itu. Begitu sosoknya menghilang, Xyon segera berlutut di samping tubuh Xienna.
"Sayang, maafkan aku," bisiknya panik sambil dengan lembut mengangkat tubuh Xienna. Tangannya bergetar saat merasakan suhu tubuh kekasihnya yang semakin dingin. "Aku tidak seharusnya ceroboh seperti ini."
Dengan langkah yang lebih berhati-hati namun tetap cepat, Xyon akhirnya membawa Xienna kembali ke kamarnya. Setelah membaringkan Xienna di ranjang, dia melepaskan sihir transparansi, membuat tubuh kekasihnya kembali terlihat.
"Xienna..." Xyon menggenggam tangan pucat itu, membawanya ke bibirnya. "Kumohon, bertahanlah. Aku bersumpah akan melakukan apapun untuk menyelamatkanmu. Apapun..."
Ruby di leher Xienna berkilau redup, seolah merespon kata-kata Xyon. Dan untuk sesaat, Xyon merasa melihat jari-jari Xienna bergerak samar dalam genggamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi sang vampir
RomancePertemuan Takdir yang Gelap Dalam keheningan malam yang mencekam, istana Kekaisaran Veliau dipenuhi dengan cahaya lilin dan tawa merdu para tamu undangan. Di tengah keramaian itu, seorang gadis kecil berambut pirang keemasan dan mata sebening rubi...