Tanda Pertama
Luna berdiri di depan cermin besar di kamarnya, mengamati perutnya yang mulai terlihat sedikit membuncit. Sudah tiga bulan berlalu sejak pernikahannya dengan Axel, dan pagi ini mual yang dirasakannya lebih parah dari biasanya."Kau baik-baik saja?" Axel muncul di belakangnya, melingkarkan tangan di pinggang Luna. "Kau hampir tidak menyentuh sarapanmu tadi."
"Aku merasa berbeda," Luna berbisik, tangannya bertemu dengan tangan Axel di perutnya. "Dan aku terlambat dua minggu."
Tabib istana, Nyonya Elenor, tersenyum lebar setelah memeriksa Luna. Energi violet yang biasanya menyelimuti Luna kini bercampur dengan pancaran keemasan.
"Yang Mulia akan menjadi seorang ibu," ucapnya penuh sukacita.
Air mata kebahagiaan mengalir di pipi Luna saat Axel memeluknya erat, mengangkatnya dan berputar di ruangan itu.
"Seorang bayi," Axel berbisik takjub, berlutut di hadapan Luna yang duduk di kursi, mengecup perutnya dengan lembut. "Anak kita."
Luna membelai rambut Axel, tersenyum melihat suaminya yang biasanya begitu tegas kini terlihat begitu lembut. "Menurutmu dia akan seperti siapa?"
"Secantik ibunya, kupikir," Axel mendongak, matanya berbinar. "Dengan kekuatan yang mewarisi kita berdua."
Mantan Permaisuri Xienna tidak bisa menahan senyumnya melihat putranya yang overprotektif. Axel memastikan Luna selalu didampingi minimal dua pengawal, mengawasi setiap makanan yang disajikan, dan memindahkan semua pertemuan penting ke ruang yang dekat dengan kamar mereka.
"Kau mirip sekali dengan ayahmu saat aku mengandungmu," Xienna berkomentar geli saat melihat Axel memarahi seorang pelayan yang hampir menabrak Luna.
"Bagaimana kalau kembar?" Luna berbaring di ranjang mereka, memainkan jari-jari Axel yang berada di perutnya.
Axel terkekeh. "Satu dulu saja, sayang. Kita masih punya banyak waktu untuk membuat kerajaan ini penuh dengan anak-anak kita."
Luna tersipu mendengar kata-kata suaminya. "Kau benar-benar menginginkan keluarga besar?"
"Denganmu? Aku menginginkan segalanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi sang vampir
RomancePertemuan Takdir yang Gelap Dalam keheningan malam yang mencekam, istana Kekaisaran Veliau dipenuhi dengan cahaya lilin dan tawa merdu para tamu undangan. Di tengah keramaian itu, seorang gadis kecil berambut pirang keemasan dan mata sebening rubi...