Bab 110 : Pernikahan Dengan Orang Mati

4 0 0
                                    

Malam itu, di bawah sinar rembulan yang temaram, Xyon mempersiapkan upacara sakral yang telah ia rencanakan sejak lama. Setelah berbulan-bulan mempersiapkan segala sesuatunya dengan sempurna, akhirnya tiba saatnya untuk mewujudkan mimpi yang tak sempat terlaksana.

Dengan penuh kehati-hatian, ia melepaskan seluruh kristal es yang menyelimuti tubuh Xienna. Sihir kuno yang ia gunakan membuat tubuh kekasihnya tetap dalam kondisi sempurna, seolah masih tertidur lelap. Rambut keemasan panjangnya masih berkilau indah, kulitnya masih seputih salju.

"Sayangku," bisik Xyon sambil mengambil sisir perak berukir yang telah dipersiapkan khusus untuk hari ini. "Izinkan aku mendandanimu untuk hari spesial kita."

Dengan kelembutan yang tak terbayangkan dari seorang Kaisar Vampir, ia mulai menyisir rambut Xienna. Setiap gerakan penuh kehati-hatian, seolah takut menyakiti helai-helai halus itu. Ia mengepang sebagian rambut Xienna dengan pola rumit, menyelipkan bunga-bunga kecil berwarna merah - kesukaan Xienna.

"Kau ingat saat pertama kali aku melihatmu menyisir rambut di taman mawar?" Xyon bercerita sambil terus merapikan rambut kekasihnya. "Kau begitu anggun, begitu cantik. Aku langsung jatuh cinta saat itu juga."

Para pelayan yang mengintip dari celah pintu tak bisa menahan air mata melihat kelembutan Sang Kaisar. Mereka tak pernah melihat tangan yang biasa menghancurkan musuh itu bergerak dengan begitu hati-hati.

Setelah rambut Xienna tertata sempurna, Xyon mengambil gaun pengantin yang telah disiapkan. Gaun itu berwarna hitam pekat, dengan detail rumit dari benang perak yang membentuk pola air mata dan bunga mawar. Setiap jahitannya dibuat dengan tangan oleh penjahit terbaik kerajaan.

"Hitam melambangkan keabadian cinta kita, sayangku," jelasnya sambil perlahan mengenakan gaun itu ke tubuh Xienna. "Dan perak ini... seperti air mata yang membeku, bukti bahwa bahkan kesedihan pun bisa menjadi sesuatu yang indah."

Dengan sangat berhati-hati, Xyon mengancingkan setiap kancing gaun. Tangannya sedikit bergetar saat merapikan lipatan-lipatan kain. Gaun itu membungkus tubuh Xienna dengan sempurna, membuatnya tampak seperti dewi malam yang anggun.

Sebuah peti kaca kristal telah disiapkan di tengah ruangan. Peti itu bukan seperti peti mati biasa - melainkan karya seni yang indah, dengan ukiran-ukiran rumit menggambarkan kisah cinta mereka. Di sekelilingnya, ratusan mawar merah segar ditata membentuk hati.

"Ini akan menjadi altar pernikahan kita, sayang," Xyon mengangkat tubuh Xienna dengan lembut, membaringkannya di atas beludru hitam dalam peti. Ia menata mawar-mawar di sekeliling tubuh kekasihnya, menciptakan pemandangan yang memukau sekaligus menyayat hati.

Para pendeta tertinggi kerajaan vampir telah berkumpul di kuil kuno. Mereka akan memimpin upacara sakral ini - pernikahan antara yang hidup dan yang telah tiada, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.

Obsesi sang vampirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang